☆
☆
☆
☆
☆
☆
☆
☆
“Ada apa kemari, Ay?” tanya Shania.
“Ah, Aku cuman mau ngeliat ada apa sebenarnya yang terjadi. Soalnya tadi Aku ngerasa ledakan aura yang luar biasa. Kukira pertarungan Kakak-kakak dengan penghuni atas telah dipercepat, tapi sepertinya Aku salah.” Jelas Ayana.
“Mereka cuman latihan. Mau gabung sama mereka?” tawar Shania.
“Engga ah. Aku gak pandai bertarung.”
“Hoo… eh, kok rasanya aura kamu gak terdeteksi ya?” sahut Kyla.
“Itu memang kelebihanku. Aku bisa menyembunyikan pancaran auraku hingga titik terendah dimana hampir tidak bisa dideteksi.” Jelas Ayana.
“Hmm… terus elemen aura kamu apa?” tanya Shania.
“Gak tau. Gak ada elemennya mungkin.” Jawab Ayana enteng sambil mengedikkan bahu.
Mereka melanjutkan obrolan ringan mereka sambil memperhatikan rekan-rekan mereka berlatih. Sesekali, Yuriva terkejut akan kemampuan yang ditunjukkan seniornya. Tak jarang juga ia berusaha meniru apa yang dilihatnya. Lain Yuriva, lain pula Kyla dan Ayana. Mereka dengan tenang memperhatikan senior mereka tanpa reaksi berlebih. Meski berusaha tetap terlihat tenang, ekspresi kagum terpancar jelas dari wajah mereka. Kyla, dengan mata biru miliknya, memperhatikan seniornya dengan seksama satu per satu. Begitu pula dengan Ayana, meski matanya sayu dan memberi kesan bahwa ia mengantuk, tidak satupun gerakan seniornya yang terlewati.
“Haaah!! Capek!” seru Nabilah terduduk lemas.
“Yah, lumayan lah.” Balas Melody.
Latihan selesai. Dengan keringat yang membanjiri tubuh mereka, juga langkah yang terlihat berat, mereka berjalan menuju UKS. Sesampainya di sana, sebagian langsung berebut kamar mandi. Sinka, Shani, Nabilah, Anin, dan Gracia. Mereka semua ribut menentukan siapa yang lebih dulu menggunakan kamar mandi. Hom-pim-pah yang mereka lakukan selalu saja gagal.
“Pake barengan aja laah. Ribet amat sih. Lagian kan sama-sama cewek.” Sahut Shania yang berjalan melewati mereka untuk mengambil ramuan stamina dan tenaga.
“Ah, iya ya. Dih bego banget sih. Yuk ah!” seru Nabilah mendahului. Diikuti Sinka, Shani, Anin, dan Gracia di belakangnya.
“Dasar bocah.” Gumam Shania yang berjalan keluar untuk membeli makanan buat mereka dan di temanin Ayana.
Sementara junior-juniornya teriak-teriak, bercanda-gurau di dalam kamar mandi, Ve, Stella, Kinal, Beby, dan Melody merebahkan diri mereka di sofa panjang yang terdapat di lobby UKS sambil meneguk ramuan yang dibawa Shania. Yuriva dan Kyla sudah pulang karena mereka telah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pelajaran melalui latihan. Sedangkan Ikha dan Yuvia, mereka duduk-duduk di teras UKS.
“Berdua aja nih di luar. Bukannya mandi.” Ujar Kinal yang datang menghampiri mereka.
“Kamar mandinya penuh, Kak.” Sahut Ikha.
“Lah, bukannya gabung aja sama mereka.”
“Malu, Kak.” Balas Yuvia.
“Malu apanya? Kamu cowok?” canda Kinal.
“Ish, Kakak! Bukan itu! Kami kan orang luar…. Kami masi takut aja kalau mereka masih nganggep kami musuh.” Jelas Yuvia.
“Yaelah… kemarin kan Melody udah nerima kalian di sini, itu berarti, kami juga nerima kalian di sini. Waktu dulu kan biasanya juga kalian langsung nimbrung-nimbrung.” Sahut Kinal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Season 2 Hunted (Completed)
FanfictionCerita ini lanjutan dari season 1 nya yaitu "TOP HUNTER". Disarankan untuk membaca season 1 nya agar jalan ceritanya tidak membingungkan untuk anda.