Pertemuan Pertama

38 8 0
                                    

Kelas yang panas dengan suara yang bising membuat Delila dan Zafina beranjak ke luar kelas dengan membawa kotak bekal yang sudah mereka berdua siapkan sebelum berangkat sekolah.

"Zafina kamu bawa bekal apa hari ini?" tanya Delila dengan penasaran.

"aku bawa nasi goreng dengan telur mata sapi" jawab Zafina.

"kamu bawa apa Del?" tanya Zafina dengan melihat makanan yang Delila bawa.

Tiba-tiba dari kejauhan terlihat bu Heti yang menuju kearah Delila dan Zafina. Mereka berdua segera menaruh kotak bekal di bangku taman depan kelas dan langsung menghampiri bu Heti untuk bersalaman layak nya seorang guru dan murid.

"assalamualaikum" ujar Delila dan Zafina sambil bersalaman dengan bu Heti.

"waalaikumsalam" ucap bu Heti.

"Delila dan Zafina sehubung dengan nilai matematika kalian berdua bagus selama dikelas 7 ini, nanti pulang sekolah kalian ngumpul di kelas 91 untuk mengikuti seleksi matematika club" ujar bu Heti dengan serius.

"baik bu" ujar Delila dan Zafina serentak.

Bu Heti langsung berbalik arah dan meninggalkan mereka berdua.

Delila yang sangat menginginkan untuk ikut seleksi matematika club pun tercapai.

"yey.. Akhirnya aku bisa ikut seleksi matematika club juga.. " teriak Delila dengan senang.

"aku seneng banget karena bisa ikut seleksi matematika club" ujar Zafina dengan girang.

"Zaf.. Zaf.. Btw makanan kita belum habis loh" ujar Delila dengan serius.

"oh iya, saking kesenangan nya jadi lupa sama bekal yang belum habis" ujar Zafina dengan ketawa kecil.

Delila dan Zafina pun langsung menghabiskan bekal mereka masing-masing.

"Del, anterin aku ke toilet yuk! tadi aku kebanyakan minum sebelum pelajaran dimulai" ujar Zafina dengan nada kebelet.

"ayoo Zaf nanti keburu masuk" ujar Delila dengan panik.

Saat sampai toilet, bel masuk kelas berbunyi dengan kencang.

"Zaf cepetan.. Sekarang jam pelajaran bu Dewi" ujar Delila dengan panik, karena takut kena omel bu Dewi. Bu Dewi adalah guru mata pelajaran IPA yang paling disegani anak-anak disekolah, karena bu Dewi adalah guru tergalak, suka mengomentari orang lain, kalau menjelaskan pelajaran tidak rinci, dan mahal senyum.

"Del.. Tunggu sebentar lagi..!! " teriak Zafina dari dalam toilet.

Delila dan Zafina pun lari dengan sekuat tenaga agar mereka tidak terlambat pelajaran bu Dewi.

Sampailah dikelas, ternyata bu Dewi belum dateng.

" huhh.. Untung aja bu Dewi belum masuk kelas" ujar Zafina saat memasuki kelas.

"iya untung saja bu Dewi belum dateng, kalau sudah dateng pasti kita kena omel" ujar Delila dengan kehabisan nafas.

Mereka pun langsung duduk di tempat duduk masing-masing.

"kalian disuruh bu Dewi mengerjakan uji kompetensi hal 35" ujar Toni selaku ketua kelas.

"memang bu Dewi kemana Ton?" tanya shela yang duduk dibelakang Zafina.

"bu Dewi sedang rapat pergantian jadwal mata pelajaran" ujar Toni sambil mengeluarkan buku tugas.

Anak-anak kelas 7A langsung mengerjakan tugas dari bu Dewi.

1 jam kemudian..

Saat anak-anak lagi memeriksa jawaban satu persatu, tiba-tiba ada bu Dewi memasuki kelas.

"selamat siang anak-anak sehubung dengan adanya rapat perpindahan jadwal pelajaran, ibu terlambat masuk kelas" ujar bu Dewi sambil duduk di bangku guru.

"siang bu.. " jawab anak-anak serentak.

" tugas yang ibu berikan sudah selesai?" tanya bu Dewi kepada anak-anak.

"sudah bu.."jawab anak-anak kompak.

"kumpulkan di meja depan, nanti ibu periksa" ujar bu Dewi tegas.

Tiba-tiba terdengar suara bel pulang, semua nya langsung membereskan alat tulis masing-masing.

"Zaf ayo ke 91" ujar Delila dengan semangat.

"ayoo!" ujar Zafina dengan senang.

Sampainya di kelas 91 aku melihat anak 7A-7J yang terpilih untuk mengikuti seleksi matematika club. Seleksi pun dimulai dengan tenang.

Setelah selesai mengerjakan, kertas tersebut dikumpulkan.

"hasil nya akan diumumkan besok" ujar pak Efan.

"iya pak" anak-anak menjawab serentak.

"Zaf pulang bareng ya.." ujar Delila meyakinkan.

"oke deh" ujar Zafina.

Saat diangkot Delila dan Zafina duduk sampingan, mereka duduk di sebelah kiri. Lama kelamaan angkot dipenuhi anak matematika club yang tadi Delila liat saat seleksi. Saat ingin jalan naik lah dua laki-laki, yang satu duduk di sebelah kanan sedangkan satu lagi duduk disebelah kiri tepat nya di samping Delila.

"Duh ini cowo ngapain dekat-dekat, lagian samping dia kan masih lega" ujar Delila di dalam hati.

"cieee..Fahmi geser-geser terus.mau pedekate ya? " ujar salah satu cowo yang duduk di sebelah kanan.

Cowo yang bernama Fahmi itu merespon dengan tertawa.

" huhh.. Apa coba ni cowo.. Gak jelas banget..!!" kesal Delila di dalam hati.

Saat di tengah perjalanan, tiba-tiba macet.

"ttiiinnnn.. " terdengar suara mobil yang berada di belakang angkot lantaran tidak sabar. Delila pun menoleh kebelakang untuk melihat mobil yang mengklakson keras. Saat Delila menoleh kebelakang tiba-tiba cowo yang bernama Fahmi itu menatap Delila tanpa kedipan mata.

"ngapain lagi nih cowo, ngeliatnya sampai gitu banget" kesal Delila didalam hati.

Kemacetan pun reda. Angkot berjalan dengan lancar, saat diturunan kaki cowo yang bernama Fahmi itu menempel dengan kaki Delila. Delila pun bingung apa yang ingin dia lakukan, Delila tidak bisa bergeser lantaran sempit.

Akhirnya kaki cowo itu menempel dengan kaki Delila sampai tempat terakhir rute angkot tersebut.

"ngeselin banget nih cowo dari tadi" kesal Delila di dalam hati.

"Del.. Kamu kenapa?? Ekspresi nya gak enak banget.. " ujar Zafina kebingungan.

"itu loh Zaf, tadi waktu kita diangkot ada cowo ngeselin banget" ujar Delila dengan kesal.

Delila dan Zafina pun berpisah, karena arah rumah mereka berdua berbeda.

"byee Zaf.. " ujar Delila.

"sampai ketemu besok Del.. " ujar Zafina.

Berpisah lah mereka berdua...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Loving QuietlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang