Bab 2, Will You Marry Me?

787 56 29
                                    

Matahari bersinar sangat terik membuat orang-orang menjadi malas untuk menginjakkan kaki keluar rumah karena panas. Namun tidak bagi Naruto, walaupun panas masih terasa namun semilir angin yang berhembus dapat sedikit menghilangkan hawa panas itu. Daun kering berwarna coklat keorangean jatuh dari pohon dan terbang mengikuti alur angin yang berhembus. Naruto membuka matanya menatap sendu gundukkan tanah dihadapannya. Ia pun berjongkok di sebelah gundukkan itu. Naruto menempelkan keningnya sambil mengelus lembut pada batu nisan yang berukir nama sang terkasih.

"Akhirnya aku menemukanmu..." Naruto mengecup batu nisan itu penuh rindu. Tanpa terasa air mata mulai mengalir dari matanya dan menetes kearah batu nisan ketika ia membisikkan sebuah nama dari seseorang yang terbaring tenang dibawah gundukkan tanah.

Ditempat lain sesosok yang memiliki kulit berwarna putih pucat layaknya mayat mengusapkan pipinya yang tiba-tiba saja mengalir setetes air layaknya air mata yang entah dari mana asalnya. Telinganya yang dapat mendengar sangat tajam entah mengapa mendengar sebuah isakan dan bisikan memanggil namanya tanpa henti. Sosok itu menoleh memandang sekitarnya dengan mata merahnya memastikan tidak ada orang yang berkeliaran di wilayahnya. Wajahnya kembali terkena tetesan air dan ia mendengar suara itu lagi, terasa dekat... sosok itu memejamkan matanya, fokus mendengar suara yang didengarnya.

"Sasuke..." Sosok dengan kulit pucat itu membuka matanya sedikit terkejut ketika mendengar suara familiar yang didengarnya.

Naruto mengusap pipinya yang dipenuhi air mata menggunakan lengan bajunya. Ditaburkannya kelopak bunga carnation pink yang dibawanya tadi pada gundukkan tanah. Naruto tak mengetahui bahwa apa yang ia lakukan sekarang juga dapat dirasakan oleh sosok yang ia rindukan. Dari puluhan kelopak bunga itu yang terakhir Naruto menjatuhkan setangkai bunga arbutus.

Sosok itu mengadahkan kepalanya kearah langit dimana taburan bunga carnation pink berajatuhan mengenainya, sosok itu tahu apa arti dari taburan bunga pink yang berjatuhan itu. 'Aku tidak akan pernah melupakanmu' itulah artinya.

"Naruto..." sosok itu mengangkat tangannya dan mengambil setangkai bunga yang berbeda dari kelopak-kelopak bunga yang berjatuhan. "Aku juga mencintaimu" ucapnya sambil mengecup bunga itu.

"Only you I love, Sasuke" ucap Naruto sambil memandang bunga arbutus terakhir kalinya sebelum pergi meninggalkan makam itu.

-- Karakter by Masashi Kishimoto --

-------happy------~(O0O)~-----reading----

----------- Home Curse ----------

----------- Shizuka Kirarin ----------

Flashback, a few years ago (part 2)

Senja selalu memberikan pesona keindahan setiap pandangan. Senja yang indah tentu membuat kita terpesona dan sayang jika dilewatkan, sama seperti Naruto yang menatap kagum sang mentari yang mulai tenggelam dari singgasananya menciptakan warna orange dengan perpaduan warna merah yang kontras. Naruto tersenyum menatap langit sambil mengelus perut buncitnya yang membuktikan ada kehidupan di dalamnya.

"Naruto?" sesosok pria jakung menghampiri Naruto yang terduduk dengan bersandar di tembok dekat dengan pembatas besi balkon apartemen. Sasuke menyampirkan jaket pada bahu Naruto. "Kenapa kau disini? Disini dingin, tidak baik untuk kesehatanmu" ucapnya lagi dan kemudian ikut duduk di samping Naruto.

Naruto menoleh menatap Sasuke sambil tersenyum senang. "Dan melewatkan pemandangan yang indah ini teme? kurasa tidak"

Gemas. Sasuke pun mengecup pipi tembam itu, lalu memeluk Naruto mesra. Naruto menyenderkan tubuhnya pada Sasuke, ia merasa nyaman dan aman jika Sasuke ada di dekatnya. Ia sungguh beruntung memiliki Sasuke. Sasukelah yang mengajari Naruto tuk bersyukur dalam sebuah kesederhanaan, memberikannya cinta yang selama ini jarang ia dapatkan, dan mengajarinya tuk bersabar dalam sebuah penantian. Sasuke temenya, kekasih hatinya.

Home CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang