Aku melangkah ragu memasuki area gudang sekolah. Pandangan mataku melirik sana-sini mencari Fanny tapi gadis itu tidak muncul juga.
"Catherine?! Kau disitu!" Fanny tiba-tiba datang. Perasaanku tiba-tiba merasa nggak enak. Rasanya benar-benar deg-degan.
"Cath! Nggak usah gugup. Aku hanya perlu..." Fanny mencengkram lenganku erat dan menarikku paksa. Aku memberontak dari genggaman tangan Fanny. Kukunya yang tajam menggores lenganku dan mulai mengeluarkan sesuatu yang kubenci, kutakuti, darah. Aku mulai lemas dan nggak bisa memberontak lagi. Fanny membuka pintu gudang kecil khusus barang-barang laboratorium yang sudah nggak terpakai lagi. lembab, bau, dan dingin. Fanny mengunciku dari luar sambil tertawa puas, dan aku nggak bisa berteriak karena sudah lemas.
_____________________________________________________________________________
Niall James Horan's P.O.V
"Kak Niall, ayolaah! Ambilkan bola itu demi aku, kak! Demi aku!" kata David yang sedari tadi mengikutiku terus. Aku disuruh mengambilkan bolanya yang nyasar di gudang khusus barang-barang laboratorium yang sudah nggak terpakai. Katanya bolanya ditaruh situ sama gurunya, dasar anak nakal!
"Kak?" tanyanya. Ih. kalau dia orang lain, pasti sudah kubiarkan saja. tapi problemnya dia itu David Henley, adik dari Cath Henley. Dan aku benar-benar suka sama Cath. Aku janji nggak akan memainkan perasaan Cath, dan aku sudah cerita ini semua ke David, dan sekarang David malah memanfaatkanku!
Akhirnya aku mau juga dengan syarat David ikut menemani sampai kedepan gudang. Kita pun berjalan kesana.
"Ngomong-ngomong, lihat Cath, gak?" tanya David. Aku hanya menggeleng.
Aku melangkah perlahan. Aku melihat sebuah kunci tergeletak di dekat pintu itu. Aku memasukkan kunci dan mulai membuka pintu gudang kecil itu, dan sebuah pemandangan yang mengejutkan, bukan bolanya David tiba-tiba hidup, tentu saja tidak! Tapi....
_____________________________________________________________________________
Catherine Jennifer Henley's P.O.V
Aku menganga kaget melihat Niall dan David berdiri didepan pintu gudang. "Niall! David!" Aku berseru dan segera lari ke mereka berdua. Niall langsung memelukku erat. "Cath? Apa yang sebetulnya terjadi?! tolong ceritakan," pinta Niall. Aku menceritakan semuanya dan mereka berdua tampak kesal.
"Hmm... Cath, tanganmu kenapa?" tanya David menunjuk tanganku. "IH!" seruku kesal sambil menyentak-nyentakan kaki. Niall memegang tanganku perlahan dan melihat luka goresan itu. "Hmm... Ini kayaknya cukup parah, Cath, aku anterin ke klinik, ya?" kata Niall. Aku hanya mengangguk. Niall mengantarku ke UKS dan mengobati tanganku secara perlahan.
"Better now," katanya sambil tersenyum.
Aku masih menahan sakit ditanganku. Aku benar-benar kesal hari ini!!!!
"Cath, ada apa kok kayaknya sebel banget?" tanya Niall.
Aku hanya diam.
"Mau jalan-jalan? Ajak David juga, nanti semuanya aku bayarin, Cath... dan kali ini.. aku nggak menyetir!" Ia berkata sambil tersenyum manis.
"Yaah, padahal kamu keren banget kalau nyetir, Niall," kataku spontan dan spontan aku langsung menutup mulut. AAA! bagaimana ini kalau Niall tahu aku suka sama dia?! gawat! Niall hanya tersenyum. Mukanya nge-blush sedikit. Ia lalu mengajaku dan David ke mall. spontan, Si David kesenengan.
AT RESTAURANT.
"Aku mau ke toilet dulu, ya... bye!" David beranjak pergi dari kursinya meninggalkan aku dan Niall berdua saja.
"Cath... Aku mau mengakui sesuatu," kata Niall. Ia menunduk nggak berani melihat mataku. tapi tak lama kemudian ia memegang tanganku dan menatap mataku dalam-dalam.
"I can't smile without your smile, I'm blind without your beautiful eyes, I can't live without you, you're my first,last, everything! Catherine Jennifer Henley, would you be mine? I promise I'll never leave you, hurt you, I love you Cath... although you say no, I'll still love you, no matter what."
DEG!!! Gila-gilaan. Aku ingin rasanya meloncat-loncat sambil berteriak 'YES! YES! YES!' tapi bukan itu yang kulakukan sekarang.
"Niall.. I'm sorry, I.. I... I wan't... I wan't.."
Niall sudah menatapku dengan muka gugup. tangannya dingin. -___-V
"I wan't to be your first, last, and everything. I wan't to be yours!" kataku akhirnya dan demi apapun, aku lega banget setelah mengatakannya!
"YYYEEEEYYY!!!" seru Niall. wajahnya berseri-seri. lalu David datang, ia belum tahu apa yang sebenarnya terjadi, hehehe.
<<AT CINEMA>>
"Nonton film Mirror, yuk!" ajak David. Filmya tuh horror-misteri gitu. Agak takut sih, tapi bilang "Nggak ah takut" didepan adik sendiri itu.. memalukan. jadi aku setuju saja.
Aku duduk di pinggir. disampingku Niall. Dan jujur saja aku gemeteran selama film ini berlangsung. Setiap ada adegan seram atau darah, pasti aku langsung mendekat ke Niall dan ia langsung menenangkanku walaupun itu hanya merangkul, memegang tangan ataupun kadang memelukku ehehehe :3 yang jelas, aku sekarang jadi nyaman banget deket-deket Niall, gak kaya dulu --"
At Least, I LOVE THIS DAY!!! dan aku nggak sabar memberitahu Bella. Apa ya reaksinya nanti?
tobecontinued :)))
COMMENT PLEASE!!!!!!!!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
First, Last, Everything.
Fiksi PenggemarCatherine Jennifer Henley idak menyangka kalau apa yang selama ini ia anggap mustahil, bisa menjadi kenyataan. Kenyataan yang awalnya pahit lama-kelamaan menjadi momen-momen indah dan sulit dilupakan.