Aku duduk di tempat Mrs.Taylor tadi duduk dan mengenggam tangannya yang terasa dingin. "Please, wake up soon, Cara." Ujarku pelan.
Apa yang telah kau perbuat padaku? Kenapa aku merasa tidak bisa hidup tanpamu? Sial, Cara. Aku akan lakukan apapun agar kau bangun dan tidak terbaring lemah seperti ini. Mencium semua lukamu, memelukmu, membiarkanmu menamparku lagi, hell, bahkan mengorbankan nyawaku lagi.
Aku memandangi wajahnya yang begitu pucat. Ini benar-benar terasa seperti bukan pertama kalinya aku melihat Cara dalam kondisi ini. Aku mengalihkan pandanganku ketika sesuatu menangkap perhatianku.
Sebuah kertas kecil berwarna hitam dengan tulisan bertinta marah berada di atas nakas sebelah kasur Cara. Aku mengambil keras tersebut dan isi kertas tersebut membuatku tertegun.
"5 months."
-
"Give me love like never before
'Cause lately I've been craving more
And it's been a while but I still feel the same
Maybe I should let you goOlivier
"Maaf." ujarku setelah baru saja menabrak seseorang di koridor Rumah Sakit tempat Cara dirawat. Aku mengambil jaket hitamku yang tadinya kusampirkan di bahuku asal-asalan.
"It's okay Olivier."
Aku menghentikan langkahku, yang tadinya ingin segera kembali ke kamar Cara setelah membeli secangkir kopi di Cafetaria, saat orang itu menyebut namaku.
"It's been only one week, Vier. Lo lihat gue seakan-akan kita udah lama gak ketemu aja." ujarnya ketika aku berbalik menghadapnya. Rein. "You look like hell. Kapan terakhir lo makan dan tidur?"
Aku memandang singkat penampilanku dan dia benar. Kemejaku sudah lecak di mana-mana dan keluar acak-acakan. Aku belum sempat bercukur jadi aku tidak bisa membayangkan wajahku sekacau apa sekarang. Look what you made me do, Cra Taylor. So, please for God's sake, wake up soon.
"Hi, Rein. Mau jenguk Cara?" Tanyaku basa-basi yang sebenarnya tidak terlalu peduli dengan kedatangannya. Dengan apapun di sekitarku. Aku tidak peduli selama Cara masih belum sadarkan diri.
Rein berjalan mendekat ke arahku lalu menepuk bahuku pelan beberapa kali. "Bukan cuma lo yag sakit, Vier. It's fucking hurt me, too. I understand what you feel. Don't be a stranger, okay?" ujarnya. Aku hanya diam tidak menanggapi.
Rein sudah jujur padaku kalau ia juga memiliki perasaan kepada Cara di hari ketiga Cara tidak sadarkan diri. Aku sempat merasa tidak terima mengingat betapa akrabnya mereka selama ini. Bahkan, aku khawatir selama ini Cara juga sempat punya perasaan yang sama untuk Rein. Namun, Rein, being a good friend he is, meyakinkanku kalau selama ini Cara hanya mencintaiku.
Cinta.
Setiap kali menggabungkan kata cinta dengan Cara Taylor, jantung berdetak lebih cepat dan perutku terasa seperti diremas. Melihatnya terbaring tidak berdaya membuatku memaki kebodohanku sendiri untuk terlalu lama mengingat apa yang terjadi di antara kami sebelumnya.
Sial. Kapan aku akan mengingat semua itu? Kapan aku berhenti jadi orang bodoh?
Aku berdeham sebelum berkata, "Rein, gue mau balik ke kamar Cara. Lo mau bareng?"
Rein menggeleng lalu berkata, "Nah, gue baru aja dari kamar dia tadi. Gue mau balik dulu. Ada yang mau gue omongin sama Diego."
"Okay." Balasku.
"Olivier." Panggilnya saat aku sudah berjalan agak jauh darinya. Aku hanya membalikan badanku tanpa berjalan ke arahnya.
"It's not your fault. I'll take care of it."
Setelah mengucapkan itu, Rein pergi meninggalkanku yang hanya diam sebentar, sebelum kembali ke kamar Cara tanpa benar-benar memikirkan baik-baik ucapannya.
And that's - one of my biggest mistakes.
-
You know I'll fight my corner
And that tonight I'll call ya
After my blood is drowning in alcohol
No I just wanna hold ya" - GIVE ME LOVE by ED SHEERAN-
Hi, lovely readers!
Udah berapa lama aku gak update DEMON'S SIDE? Ada yang bisa jawab? HAHA
Sooo, ku hanya bilang maaf, maaf, dan maaf untuk kesekian kalinya karena aku baru mulai bisa atur waktuku lagi. Aku kerja sambil kuliah, btw.
TERIMA KASIH untuk kalian yang udah mampir dan baca buku ini. Kalo ada kata di atas terim kasih I would say it to you, guys! I LOVE YOU SO MUCH.
Hope you like it!
Regards,
Cara Taylor (Raise from her dead LOL)
YOU ARE READING
Demon's Side 3 - Loving Him Is Red
Romance"Jika diberi satu kesempatan terakhir dalam hidup ini, aku ingin memutar ulang waktu dan memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin dengannya. Karena melihatnya pergi, rasanya seperti disiksa secara perlahan. Hancur. Aku tidak akan sanggup tanpanya...