Dia, Veliza Shakira Pradipta. Siswi senior di SMA Cendrawasih yang bersahabat dengan anak tunggal dari pemilik yayasan. Perawakan tinggi, putih, langsing, dan wajah yang cantik terus melekat pada diri Liza. Liza adalah seorang atlet karate disekolahnya. Namun sayang, prestasi akademiknya jauh dibawah rata-rata dan perilaku buruk yang selalu tergambar pada dirinya, membuat dirinya dipandang sebelah mata oleh kebanyakan siswa dan para guru.
Dan dia, Revano Alizar Deandra. Adalah anak tunggal dari pemilik yayasan Cendrawasih yang bersahabat dengan Liza. Persahabatan yang terjalin antar keduanya sangat dekat. Bahkan bisa melebihi saudara. Liza dan Lizar layaknya seekor bunglon yang dapat berubah-ubah status. Sahabat? Bisa. Saudara? Lebih. Pacar? Apalagi. Bahkan, banyak siswa-siswi yang iri melihat kedekatan keduanya. Tak jarang Lizar diputuskan oleh pacarnya karena cemburu dengan Liza. Persahabatan antara Lizar dan Liza sudah terjalin sangat lama, bahkan sedari mereka berada dalam kandungan. Orang tua mereka adalah sahabat, dan rumah mereka hanya dibatasi oleh pagar tembok. Namun, berbeda dengan Liza, Lizar justru terkenal sebagai anak yang cerdas dan bahkan dirinya adalah salah satu anak olimpiade kimia yang juga menyandang sabuk hitam karate.
Karelion Mikola adalah siswa pindahan dari Bandung yang sukses membuat siswi-siswi Cendrawasih terpaku dengan pesonanya hanya dalam kurun waktu sehari semenjak ia pindah. Parasnya yang tampan dan tinggi putih serta tubuhnya yang atletis sukses membuat dirinya jadi famous disekolah ini. Karel adalah anak olimpiade matematika disekolahnya dahulu, bahkan ia pernah meraih juara tingkat nasional.
Viona Angelina, seorang siswi yang sudah tergila-gila oleh pesona Lizar sejak pertama kali melihatnya, tepatnya pada kelas 10. Viona sangat anti sama Liza, karena tentu saja ia cemburu dengan kedekatannya dengan Lizar. Viona adalah kapten cheers disekolah ini dan juga sebagai anak olimpiade kimia dari sekolah ini.
* * *
"Al.. gue berhasil!!" Sontak Liza memeluk Lizar erat dengan penuh semangat. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari bersejarah bagi Liza karena tepat pada jam ini ia baru saja menyandang sabuk hitam karate yang diidamkannya sedari kecil. Perlahan Lizar melepas pelukan Liza karena sudah tidak tahan untuk mengambil oksigen, dan kemudian Lizar mengacak-acak rambut Liza pelan. "Selamat, El. Gue bangga. Tapi ingat, jangan pake jurus Lu ke gue." Ucap Lizar tulus kembali memeluk Liza singkat namun hangat.
"Sebentar terserah lu mau makan dimana gue teraktir dah pokoknya."
"Oke, gitu dong." Kata Lizar. "Nih, hadiah." Lizar menyerahkan kotak yang ukurannya lumayan besar dari dalam tasnya ke tangan Liza.
"Wah.. tumben. Gue buka, ya?" Kemudian Liza membuka bungkusan kado dikotak itu. "Aaah Pocky. Thank you Aliku." Isi kotak itu ada lima bungkus Pocky yang masing-masing beda rasanya. Karena Lizar tahu bahwa Liza sangat menyukai Pocky.
Fyi, Ali adalah nama panggilan Liza pada Lizar. Sedangkan Lizar memanggil Liza dengan panggilan Eli.
"Makan tuh sepuasnya."* * *
Suasana riuh mewarnai ruang kelas XII IPA 4 pagi ini. Kegaduhan yang terjadi tak lain akibat ulah mereka sendiri. Suara para lelaki yang membahas pertandingan MotoGP semalam, dan perempuan yang membahas drama Korea terbaru yang kini tengah gempar, juga ada beberapa yang sibuk menggosipkan orang-orang. Bukan XII IPA 4 namanya kalau pagi-pagi tidak ribut. Sampai Bapak Kepala Sekolah masuk keruang kelas barulah kelas ini menjadi hening. Tapi ada yang aneh, dibelakang Pak Kepsek ada seorang siswa yang berdiri mengekorinya yang tak lain adalah murid baru disekolah ini pastinya. Karena wajahnya yang sangat asing dilingkungan sekolah ini.
"Selamat pagi anak-anak. Pagi ini kalian mendapat teman baru. Ayo, perkenalkan diri kamu."
"Hallo semua. Perkenalkan nama saya Karelion Mikola. Kalian bisa panggil saya dengan nama Karel. Saya pindahan dari Bandung. Saya pindah karena mengikuti orang tua saya. Terimakasih." Sapaan Karel dibalas dengan cengiran dari siswi-siswi dikelas. Banyak yang menggodanya karena ketampanannya. Namun, pada saat itu juga, Liza dan Lizar yang tadinya hanya bermalas-malasan dengan kepala dibaringkannya diatas meja seketika langsung terlonjak kaget karena mendengar nama itu.
"Karel??!" Pekik keduanya hampir serentak.* * *
Hello,
Happy reading dan jangan lupa vomentnya yaa!!Salam,
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Judge Me !!
Teen FictionUntuk apa ngurusin omongan orang? ini kan hidup kita.