Jimin yang melihat reaksi Yoongi barusan dengan pipi memerah itu pun sontak membuatnya semakin merasa tertantang.
"ada apa denganmu?" tanya Jimin.
"eh? Me-memangnya ada apa denganku?" bukannya menjawab pertanyaan dari Jimin, Yoongi malah balik bertanya.
Jimin mendekatkan wajahnya pada Yoongi dan tentu saja gadis itu terkejut akan kelakuan Jimin yang tiba-tiba.
Tapi bukannya ia mundur atau menghindar, Yoongi malah diam tidak berkutik dihadapan Jimin dengan kedua matanya yang membulat.
Melihat ekspresi lucu Yoongi, sontak membuat ide diotak nakal Jimin muncul.
Jimin semakin mendekatkan wajahnya pada Yoongi, katanya ya sekedar untuk melihat bagaimana reaksi Yoongi.
8cm
5cm
3cm
2,5cm
"apa yang kau pikirkan sampai pipimu memerah?" tanya Jimin tepat didepan wajah Yoongi.
Mungkin jika salah satu dari mereka bergerak maju, sepertinya hal yang tidak diinginkan Yoongi akan terjadi.
Jelas saja. Kalau sampai Jimin bergerak maju sedikit saja bisa-bisa first kiss Yoongi akan hilang hari ini juga dan tentu saja Jimin adalah yang pertama.
Dan hal itulah yang sangat Yoongi hindari, maka dari itu ia hanya diam.
"kau membayangkan kalau aku menciummu?" tanya Jimin yang kali ini berbisik tepat pada telinga Yoongi.
Yoongi yang masih dalam bingung itu akhirnya kembali pada kesadarannya dan mencerna kembali pertanyaan Jimin barusan.
Plak!!
Tangan mulus Yoongi mendarat cantik pada pipi kiri Jimin dan meninggalkan bekas kemerahan diwajah Jimin.
"sialan! tidak seharusnya aku mengobatimu tadi. Menyebalkan" kata Yoongi yang langsung pergi meninggalkan Jimin.
Untuk pertama kalinya Jimin mendapat hadiah berupa tamparan sadis dari seorang gadis manis yang menurut Jimin cukup berani.
"waaahhh gadis langkah. Aku akan membuatmu menanggung semua ini" batin Jimin sambil memegang pipi kirinya tidak lupa dengan seringai tipisnya.
Jimin masih tetap melihat kearah Yoongi yang tengah sibuk mengatur kapas dan beberapa obat tadi yang sempat ia gunakan untuk mengobati luka Jimin.
"ada apa denganku? Apa aku demam? Kenapa pipiku panas?" batin Yoongi.
Yoongi yang masih setia dengan konflik batinnya itu lagi dan lagi terkejut dengan suara Jimin.
"Thanks Yoongi, kalau begitu aku pergi dulu" kata Jimin yang lalu pergi meninggalkan Yoongi.
.
.
.
Hampir sejam Yoongi berada diruang kesehatan ini, tapi dokter Lee sama sekali belum kembali dan itu membuat gadis ini merasa sangat bosan karena harus berdiam diri di ruang ini.
Cklek!
suara pintu membuyarkan lamunan Yoongi dan membuat gadis itu berbalik kearah sumber suara karena posisi Yoongi yang duduk di ranjang dan menghadap ke luar jendela.
"eh? Kau masih disini? Kukira kau sudah pergi" tanya dokter Lee.
"ah iya" jawab Yoongi diikuti dengan gummy smile-nya.
"ini untukmu katakanlah ini sebagai ucapan terima kasihku" kata dokter Lee lagi sembari memberikan minuman kaleng pada Yoongi.
"terima kasih"
"apa ada yang datang tadi?" tanya dokter Lee.
"ah iya, tadi Jimin sunbae mencari anda" jawab Yoongi yang ingat dengan kedatangan Jimin tadi.
"Jimin? Maksudmu Park Jimin? Ada apa dengannya? Apa dia menitip pesan?" tanya dokter Lee penasaran.
"seingat saya tidak ada, hanya saja tadi tangannya sedikit terkilir dan ada luka lecetnya" kata Yoongi lagi.
"luka? Lecet? Astaga anak itu benar-benar ceroboh"
"ah dokter tenang saja. Saya sudah mengobatinya" jawaban Yoongi membuat dokter Lee berhenti dari kegiatannya yang berusaha menghubungi nomor Jimin.
"kau bilang apa tadi? Mengobatinya? Maksudmu? Kau mengobati lukanya? Kau menyentuhnya? Sungguh?" tanya dokter Lee tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.
Yoongi yang mendapat serangan pertanyaan itu hanya menjawab dengan anggukan dan melanjutkan perkataannya.
"iya, awalnya Jimin sunbae menolak tapi saya memaksanya dan akhirnya dia mau" jelas Yoongi dengan wajah polosnya.
Dokter Lee yang mendengar penjelasan Yoongi barusan itu langsung saja bertanya lagi.
karena jujur saja sejak Jimin kelas satu disini Jimin tidak akan mau disentuh oleh orang lain selama ia terluka.
Bukan muhrim -Jimin.
Dan ini pertama kalinya ia mendengar Jimin mau diobati dengan orang lain selain dokter Lee terlebih lagi ini adalah seorang gadis.
"dokter tak apa?" tanya Yoongi sembari memegang bahu Dokter Lee.
"ah iya maaf aku kurang fokus, tapi kurasa kau orang pertama yang berhasil menyentuhnya" sambungnya lagi yang semakin membuat Yoongi heran.
"maksudnya?"
"begini, sejak Jimin sekolah disini dan ia terluka atau semacamnya jujur ia tidak akan pernah mau diobati oleh orang lain selain aku dan ketiga sahabatnya" jelas dokter Lee lagi.
"memangnya kenapa kalau boleh saya tau?" kali ini Yoongi benar-benar penasaran.
"entahlah tapi ini sudah tiga kali dan yang paling aku ingat, pernah waktu itu saat ia terluka akibat main basket ia datang kesini dan tidak mendapatiku karena saat itu aku sedang tidak masuk kerja dan hanya anak kesehatan saja yang ia temui. Dan kau tau? Ia langsung pergi dan membanting pintu. Makanya saat kau bilang kalau kau baru saja mengobatinya aku sedikit tidak percaya" jelasnya lagi pada Yoongi.
"benarkah? Tapi tadi? Ah lupakan. Ya sudah kalau begitu saya kembali ke kelas dulu, sebentar lagi jam pulang. Permisi" pamit Yoongi dan berlalu begitu saja.
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Outside [PJMxMYG]✔️
Fanfiction[GENDER SWITCH] Being cold just to save someone he loves. "Bersikap dingin hanya untuk menyelamatkan seseorang yang dicintainya." Tbh. Dapat menyebabkan darah tinggi. Started : 17 OKT 2017 Ended : 05 JAN 2018