Siang ini, seluruh murid kelas 1-A berkumpul di sebuah tempat yang disebut lapangan simulasi, yakni salah satu fasilitas yang dimiliki oleh Akademi Magical. Di sana kami akan melakukan adu kekompakan sesuai dengan yang dibilang oleh Sougo-sensei. Aku pun melangkah di depan sebagai ketua dari tim cowok. Sebenarnya, aku masih kepikiran dengan perkataan Ayane saat di kantin dan di kelas. Dan aku pun sebenarnya juga tak ada maksud untuk menjatuhkan Ayane di momen seperti ini. Aku hanya bermaksud untuk memperbaiki hubungan antar murid.
"Yah, sebelumnya aku sangat mengapresiasi kedatangan kalian disini tepat waktu. Aku berharap ini terus kalian disiplinkan kedepannya," ujar sensei sambil bertepuk tangan.
"Sesuai janjiku saat dikelas, hari ini kita akan mengadakan adu kekompakan. Kali ini kedua tim akan menmpati posisi zona masing-masing. Tim Cowok akan menempati posisi zona merah yang berada di sebelah kiriku. Sedangkan tim cewek berada di posisi zona biru di sebelah kananku. Masing-masing zona terdapat sebuah bendera," ucap sensei menjelaskan sistemnya.
"Tugas masing-masing tim adalah mengambil bendera tim lawan dan membawanya. Selain itu, kalian bisa merebut kembali bendera yang sudah diambil lawan dan membawanya kembali. Kalian bebas menggunakan kekuatan kalian. Waktunya hanya 10 menit," ujar sensei menyambung penjelasannya.
"Sekarang aku minta ketua tim untuk kedepan," seru sensei kepada kami.
Aku langsung maju sebagai ketua tim cowok, disusul oleh Ayane sebagai ketua tim cewek.
"Sekarang aku minta kalian berdua untuk menyalami satu sama lain sebagai bentuk sportif kalian," seru sensei kepada kami berdua.
Tanpa pikir panjang aku mengulurkan tanganku kepada Ayane. Lagipula walaupun aku kesal dengan seseorang, namun aku harus membuang masalah pribadi ketika berurusan dalam hal lain. Ayane yang melihatku mengulurkan tangan langsung menyalami tanganku.
"Sepertinya mereka berdua sudah mulai mengerti akan pentingnya menjaga sikap mereka, walaupun mereka masih berselisih secara pribadi," guman sensei dengan menampakkan sedikit senyuman.
Setelah saling bersalaman satu sama lain, kami berdua bergerak menuju tim kami masing-masing dan mulai mengatur strategi tim.
"Baiklah kedua tim, berisiap siap. 3, 2, 1, mulai!!" seru sensei memulai adu kekompakan.
Permainan pun dimulai dan masing-masing tim bergerak. Aku lupa memberitahu kalau di kelasku ada sekitar 40 orang, dengan rincian 19 cowok dan 21 cewek. Secara jumlah, kami memang kalah dibandingkan murid cewek. Karena itu membuat strategi 6-7-6, artinya 6 orang bertugas di posisi penjaga bendera, 7 orang bertugas di posisi support attacker, dan 6 orang bertugas di posisi attacker. Sengaja aku memilih strategi ini, karena aku ingin melihat kemampuan dari teman setimku. Adapun aku berada di posisi support attacker.
Saat ini aku sedang memantau situasi dari atas pohon. Dari pemantauanku, tidak terlihat tanda-tanda pergerakan dari tim lawan. Tentunya aku tidak memantau sendiri. Ada juga 2 orang dari posisi support attacker di timku yang memantau situasi di tempat yang sama. Sedangkan 3 orang lainnya memantau di sekitar jalur yang akan di lewati lawan.
"Beta 1 kepada Beta 3, apakah disana baik-baik saja, ganti," ujar Jiro yang berada di rute sebelah melalui Earphone Talkie, yakni alat komunikasi yang merupakan pengembangan dari Handy Talkie, namun ini lebih simple. Seperti memasang earphone untuk mendengar lagu, tapi lebih dari itu.
"Beta 3 kepada Beta 1, kondisi disini masih aman. Belum ada tanda-tanda pergerakan lawan. Bagaimana situasi disana, ganti," ujarku membalas melalui earphone talkie. Earphone Talkie ini jika sudah terpasang pada telinga, maka otomatis alat itu akan menyesuaikan dengan tubuh kita, dimana kita tak perlu microphone untuk berbicara. Cukup dengan menekan tombol di bagian earphone, maka suara yang kita ucapkan akan diubah frekuensinya menjadi frekuensi ultrasonik, dan akan menjadi frekuensi semula ketika sudah diterima oleh lawan bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past The Horizon
FantastikDi suatu kota bernama Adamantio, hiduplah seorang anak bernama Hamano Ikaru. Ia adalah anggota klan Hamano yang terakhir karena ketika klan Hamano dibantai oleh pria bertopeng misterius, Ikaru diselamatkan oleh kedua orang tuanya. Akibatnya Ikaru ha...