musibah

95 27 2
                                    

Hanya bisa pasrah dengan takdir yang sudah dilukis oleh Tuhan

Yoojung Pov

Keadaanku sekarang sudah seperti orang bodoh dan aku menjadi trauma dengan  seorang lelaki. Tindakan bejat dan keji yang sudah Myungsoo lakukan terhadapku membuatku sangat hina dimatanya, tidak dimata orang lain. Karena mereka tidak tau tentangku sampai saat ini. Kecuali Han Ahjumma dan Hyerin.

"Jika kau melanggar lagi dan aku melihatmu pergi dari sini, aku akan melakukan seks denganmu setiap hari."

"Yang kumaksud disini bukan bercinta, tetapi seks yang kulakukan dengan kasar dan sangat menyakitkan.."

Seolah tidak lengah, pikiran ku terus memutar kata-kata tersebut seperti filmstrip mungkin.

Aku mengalihkan pikiranku dengan menyibukkan diri membaca novel sebelum pergi bekerja di cafe Hyerin dan menunggu Myungsoo pergi dari rumah.

- - -

Han Ahjumma mendengarkan intruksi ku untuk diam jika aku pergi bekerja saat ini. Aku mulai berjalan menuju halte terdekat dari sini. Di persimpangan jalan Blok B depan rumah Myungsoo, terdapat perbaikan jalan yang mungkin baru tadi malam mereka kerjakan.

Aku berbelok kearah gang kecil dan sempit dan mulai berjalan untuk menuju halte terdekat. Sepertinya lewat jalan ini agak sedikit jauh, karena harus berjalan dua kali lipat dari jalan yang tadi sedang di perbaiki.

Aku mulai mengetikkan sesuatu diponselku,

Hyerin-ah, sepertinya aku akan sedikit terlambat, maafkan aku:)

Send.

Selang lima menit, Hyerin pun membalas pesanku,

Oh, maafkan aku juga Jung-ah. Hari ini Cafe sedang tutup, aku lupa memberitahumu kemarin..

Aku membalasnya.

Baiklah. Tidak biasanya kau menutup Cafe mu. Apa ada masalah?

Send.

Aku melanjutkan jalanku karena Hyerin tidak kunjung membalas pesanku. Dan sampailah di halte.

Aku masih bimbang, kemana arah tujuan ku sekarang. Apa aku harus pergi-

Nafasku tiba-tiba tercekat saat pandanganku membaca salah satu wacana yang tertempel didinding halte. Poster itu. Berita itu. Apa, tidak mungkin.

Aku mengambilnya dengan kasar dan mulai membaca detailnya. Kuremas poster itu dengan pipi yang basah dan membuangnya asal dan aku langsung berlari kencang kemana aku pun juga tidak tau.

Nafasku tersengal-sengal saat terasa aku sudah berlari sangat jauh dan airmataku mengering.

"Aku merasa semakin hina.."aku mulai menangis kembali dan meraung keras di salah satu pinggiran jalan yang terlihat sepi.

"Kenapa orang itu sangat tega melakukan ini kepadaku, kenapaa?!"

- - -
Author Pov

Kim Myungsoo, CEO perusahaan terbesar kedua setelah Cho's Corporation di Korea Selatan. Kekayaan melimpah ruah seperti sampah jalanan yang setiap hari menumpuk, bertambah bahkan sampai berjatuhan.

Siapa sangka, sedari tadi ia sedang memantau kepergian Yoojung dari rumah sampai saat ini masih di posisi yang sama dalam keadaan menangis.

"Rupanya dia masih berani keluar! Tapi, ada apa dengannya?dan siapa kedua orang lelaki-itu?"monolog Myungsoo serta terus mengamati Yoojung dari kejauhan.

Kedua lelaki yang dimaksud oleh Myungsoo itu lebih mendekatkan diri dengan Yoojung dari arah belakang. Yoojung yang merasa diikuti pun menoleh dan,

Seketika, Myungsoo melihat Yoojung berlari kencang seakan tidak kenal lelah. Melewati jalan tersebut dan terus berlari di pinggiran jalan yang terlihat lebih ramai.

- - -

Seorang gadis kecil sedang bermain di pinggiran jalan bersama ibunya. Dengan membawa sepeda roda tiga yang terdapat boneka barbie di kranjang sepedanya. Gadis itu terus bersenandung bersama ibunya tanpa ada beban hidup yang akan menimpanya.

Entah ada apa, ibunya tersebut berpamitan sebentar kapada anak gadisnya untuk pergi ke satu tempat-hanya sebentar. Tapi sudah di tunggu sampai beberapa menit, ibunya tidak kungjung kembali.

Gadis kecil itu pun nekat mencari ibunya dengan ber alaskan alas kaki, dan meninggalkan sepedanya begitu saja.

Gadis itu mulai menangis dan terus berjalan tanpa mengamati sisi kanan kiri nya,

Tinnn tinnnn

"Ibuuuuuu.."teriak gadis kecil tersebut.

Suara dentuman mobil dengan tubuh manusia pun terdengar. Darah berceceran disisi tubuh orang yang tertabrak tersebut dan di area jalanan sekitar.

Terlihat semua orang telah berkumpul memutari orang tersebut dan salah satu orang juga terlihat sedang menghubungi pihak yang bertanggungjawab.

Seseorang berkata,
"Yunha-ya, kau tidak apa-apa?maafkan ibu sudah meninggalkanmu sendirian disana.."ucap sang ibu. Gadis kecil bernama Yunha tersebut nangis tersedu-sedu.

Gadis itu tidak tertabrak. Lalu siapa orang yang saat ini rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan seseorang anak kecil yang mungkin tidak dikenal?

"Ibu, aku takut ibu!"

"Tidak apa-apa Yunha. Kau tidak terluka. Sekarang, kita harus membawa nya kerumah sakit dan merawatnya.."ucap sang ibu dengan nada menenangkan anaknya yang sangat ketakutan.

- - -

Seoul, Hospital 10.am

Ibu satu anak tersebut sudah berada di rumah sakit untuk menunggu orang yang tertabrak tadi siuman.

Terdengar suara gemuruh dari lorong rumah sakit, suara ketukan sepatu orang berlari berlomba-lomba menuju kearah ibu satu anak itu. Dengan pakaian yang sangat formal jika hanya dipakai oleh orang biasa. Jas hitam dengan celana senada, kemeja putih polos dibagian dalam dan dasi biru dongker yang tertata rapi menghiasi kemeja di dada bidangnya.

Wajahnya terlihat sangat panik. Tiada senyum dibibirnya. Matanya pun sulit berkedip.

Ia menghampiri ibu satu anak itu dan mulai bertanya kehadirannya disini,

"Permisi Nyonya, apakah kalian yang berada dalam kecelakan tadi?"tanyanya.

"I-iya. Ada apa?"jawab ibu satu anak itu dengan gugup sambil memeluk anaknya di pangkuannya.

"Aku hanya ingin bertanya perihal kecelakaan tadi, Nyonya. Bagaimana putri anda bisa selamat dari kecelakaan itu?"

Ibu satu anak itu pun mulai berpikir dan merangkai kata-kata yang pas untuk diucapkan dan dijelaskan. Ia hanya perlu berkata jujur.

"Seseorang menolong putriku. Aku tidak menyaksikannya langsung, aku juga tau dari orang-orang sekitar.."jawab ibu satu anak tadi dengan sedikit menitihkan airmata.

"Ceritakan saja, aku akan mendengarkannya sampai anda selesai berbicara."ucap lelaki itu dengan tergesa.

"Ada seorang gadis kira-kira berumur 22 atau 23 tahun dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi, sedang berjalan dipinggiran jalan. Dan saat itu, ia melihat putriku sedang menangis dan berjalan kearah tengah jalan Raya. Gadis itu pun mulai berlari kearah putriku dan mulai membalikkan tubuhnya keposisi semula dimana putriku berada..Dan setelah itu kecelakaan terjadi.."jelas ibu satu anak itu dengan panjang lebar sambil menundukkan kepalanya dalam.

"Gadis 23 tahun?tidak mungkin orang itu dia"gumam lelaki itu dengan gelengan kepala.

"Anda mengenalnya?"tanya ibu satu anak yang sedari tadi menundukan kepalanya.

Tidak. Tidak mungkin.

Lelaki itu mulai menjambak rambutnya kasar dan mendudukkan dirinya dikursi ruang tunggu Operasi.

tbc.

hmmm


Regretted(Hiat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang