Tidak berarti bagi salah satu nyawa di antara milyaran manusia yang hidup didunia
Seoul pagi ini terasa sangat segar. Udara musim semi yang dinantikan banyak orang akhirnya telah tiba.
Bersamaan dengan adanya Tahun baru, saat malam hari banyak orang sekitar yang mengadakan pesta besar-besar maupun hanya pesta kecil-kecilan. Kembang api yang selalu terdengar sangat nyaring menggugah banyak orang untuk menikmati setiap letusannya.
Tapi pagi ini, semua orang tidak mendapati Yoojung seorang gadis ceria dan ramah itu. Yoojung sedang terbaring lemah dirumah sakit dengan banyak alat infus yang melekat diseluruh tubuhnya.
Banyak orang yang sudah menjenguknya, terutama kedua orang tuanya yang sudah dua hari ini menemani Yoojung yang belum sadarkan diri. Satu kata yang bisa semua orang katakan, IBA. Itulah kata yang tepat untuk menjelaskan kondisi Yoojung saat ini.
Tok tok
Kedua orangtua Yoojung mengalihkan pandangannya kearah pintu secara bersamaan.
Kim Myungsoo memperlihatkan batang hidungnya setelah dua hari ini juga tidak menampakkan dirinya. Pergi kekantor pun tidak sama sekali.
"Apa yang kau lakukan disini? Ingin menghancurkan keluargaku lagi?!"ujar Ayah Yoojung dengan nada suara yang tinggi.
"Dengan siapa kau berbicara Tuan CHOI? Apa kau lupa siapa aku?"jawab Myungsoo dengan santai dan tentu saja dengan ekspresi wajah yang datar.
"Memangnya siapa kau? Ah benar, aku ingat, kau lelaki bejat dan keji yang sudah menyiksaku dan putriku, bukan?"Ayah Yoojung tersenyum remeh kearah Myungsoo yang sudah mengepalkan telapak tangannya untuk meredam emosi.
Myungsoo mulai mengendalikan emosi nya dan mendecih. Ia tau jika ia memang lelaki bejat dan keji, toh ini semua juga keturunan dari Ayah nya sendiri.
"Kau sangat pemberani rupanya. Ternyata aku salah menilaimu jika hanya dari luar saja.." Myungsoo tertawa mengejek dan bertepuk tangan.
"Pergi dari sini atau aku akan memanggil penjaga rumah sakit ini!"
Ibu Yoojung hanya bisa diam dan tetap duduk di sebelah ranjang Yoojung berbaring, saat Tuan Choi mulai bendiri dan mendorong Myungsoo keluar dari ruang inap Yoojung.
"Baik aku akan pergi. Dan tunggu pembalasanku...Nanti!"Myungsoo menatap tajam kedua mata Tuan Choi.
"Lakukan, aku tidak akan takut dengan ancaman busukmu!"
Tuan Choi menutup pintu ruangan dengan kasar dan mulai duduk di sofa dan menenangkan diri.
Diluar ruangan, Myungsoo mulai menjalankan aksinya untuk balas dendam kepada Tuan Choi.
- - -
Sudah tiga hari berturut-turut setelah insiden kecelakan Yoojung, Myungsoo tidak menjenguknya.
Ayah Yoojung sangat keras kepala. Dia masih dalam pendiriannya untuk saat ini.
Tit tit tit tit tit tit
Suara monitor ruang rawat Yoojung terdengar sangat nyaring, membangunkan kedua orang tuanya.
Yoojung kejang-kejang dan tubuhnya mulai mengeluarkan keringat. Orang tua Yoojung sudah beberapa kali memencet tombol merah yang menghubungkan langsung ke ruangan pribadi dokter, tapi belum ada yang datang ke ruangan ini.
"Rumah sakit tidak berguna!!"umpat ayah Yoojung
"Yoojung-ah, ada apa denganmu eoh? Sadarlah, nak!"ibu Yoojung pun menangis sejadi-jadinya.
Suara pintu terbuka pun mulai terdengar dan masuklah dokter dengan beberapa suster dibelakangnya.
Dokter itu dihadang oleh ayah Yoojung saat ia ingin memeriksa keadaan Yoojung yang sudah dititik terakhir. Kerah jas putih yang dipakainya pun terangkat keatas dan dokter itu pun hanya bisa diam.
"Kenapa kau menjadi seorang dokter jika kau sangat bodoh dalam urusan ketepatan waktu, hah?! Kau akan membiarkan putriku mati?"Ayah Yoojung memang sudah sangat kelewatan, tapi demi putri tunggalnya ia rela melakukan apapun untuk menyelamatkan nyawa putrinya.
"Ma-maafkan aku Pak, dan kumohon lepaskan. Nyawa putrimu sangat penting sekarang.."
Tuan Choi dengan enggan melepaskan cengkeraman tangannya dengan kasar, sehingga dokter tersebut sedikit terpental kebelakang.
- - -
Satu bulan berlalu..
Ingatan demi ingatan mulai kembali kedalam otak Yoojung. Setelah sadar dimana ia berada, ia langsung menoleh kearah samping dan menemukan ibunya disana. Tangannya bergerak untuk menyentuh tangan sang ibu yang sedang tidur serta memeluknya.
"I-ibu..."
Ibu yang mendengar suara parau Yoojung pun dengan cepat menoleh dan menegakkan tubuhnya. Ia menangis kembali. Betapa terharunya ia saat melihat anaknya yang sudah beberapa bulan koma, akhirnya sadar juga.
Srek
"Yoojung.."
Bukan suara ibunya yang memanggil, tetapi ada suara lain yang memanggilnya dari arah belakang.
Seolah tertampar, Ibu Yoojung yang kini sedang menangis pun tak segan-segan untuk berteriak jika mampu. Tapi ia tak mampu melakukannya disaat dimana anaknya sudah siuman.
"K-kim..."
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regretted(Hiat)
FanfictionPergi dalam jangka waktu yang tidak bisa dibilang singkat. Seorang gadis yang dijadikan taruhan orangtuanya hanya untuk dijadikan slave in house. "...Tidak!kau harus bersamaku dalam kurun waktu yang sangat lama!" >jika membaca ff ini, mohon kerjasam...