-Kenyataan Pedih-
::I'm Still Here::
Tak ada yang berbicara, hanya sapuan hangat di punggung berusaha menenangkan wanita paruh baya yang kini menangis terisak. Ayah dari lelaki yang sedang ditangani oleh dokter di dalam sana hanya bisa terdiam kaku. Ia cukup terkejut dengan apa yang dialami anaknya, beberapa saat lalu Jimin tampak tak fokus saat hendak mengambil gelas dari tangan ibunya dan setelahnya ia mengerang sakit di kepala lalu berakhir tak sadarkan diri. Sungguh hal yang membuatnya bingung. Apa ada sesuatu yang salah pada anaknya? Apa mungkin itu akibat dari kecelakaan yang ia alami? Tuan Park menghela napas berat, berdoa dalam hati agar Jimin baik-baik saja.Tak lama berselang, dokter keluar dari ruang perawatan berjalan ke arah mereka berdua.
"Apa yang terjadi pada anak saya?" tanya ayah Jimin berusaha setenang mungkin.
Dokter itu menghela pelan lalu membuka kacamatanya, "Sepertinya ada kerusakan di bagian otaknya, belum diketahui apa yang terjadi. Tuan Park Jimin harus melakukan CT-Scan dan MRI ulang untuk memastikannya."
Tuan dan Nyonya Park menghela berat, sepertinya ada kenyataan besar yang harus mereka hadapi di depan sana.
"Pasien sudah sadar, kami akan menyiapkan untuk pemeriksaannya. Sementara ini, Anda bisa menjenguknya. Saya akan kembali lagi nanti."
Keduanya berusaha tersenyum tipis lalu membungkuk hormat, "Terima kasih dokter!"
"Ya, saya permisi," ucap dokter dan berlalu pergi. Begitu pun dengan orangtua Jimin yang kini berjalan memasuki ruang perawatan Jimin.
"Bagaimana keadaanmu, Nak?" tanya ibunya lembut, membelai rambut anaknya.
"Tak sakit lagi, kok!" jawabnya lemas, "Eomma!"
"Hm?"
"Maaf membuatmu khawatir! Eomma jangan menangis lagi!" mendengar ucapan itu dengan segera nyonya Park menghapus airmata di pipinya, kemudian tersenyum tipis.
"Eomma, appa!"
"Apa, Nak?" kini ayahnya mendekat bertanya.
"Tolong rahasiakan ini dari member, eoh!"
"Tapi...."
"Aku mohon! Aku tak mau mereka menangis lagi karenaku."
Sepasang suami istri itu menghela berat, entah harus mengikuti permintaan anaknya atau tidak. Di sisi lain ia tahu Jimin melakukan ini karena tak ingin member BTS mengkhawatirkannya tapi di sisi lain, mereka rasa... member perlu tahu.
"Eomma! Appa! Aku mohon!"
"Baiklah!"
.
.
.
Pesawat yang membawa member BTS beserta para staff mendarat dengan mulus di KIX airport Japan. Sebagai negara yang paling sering mereka kunjungi, member nampaknya sudah tak asing lagi dengan keadaan dimana fans Jepang berbaris tertib menunggu mereka dengan banner dan jepretan flash kamera. Para member pun antusias melambaikan tangannya, membiarkan fansite master mengambil foto terbaik mereka sebelum mereka memasuki van yang akan mengantar mereka ke hotel.
"Yak, telfon Jimin!" seru Hoseok.
Taehyung pun dengan segera melakukannya, melakukan panggilan video call ke korea untuk menanyakan kondisi Jimin saat ini, namun nampaknya mereka harus mengalami kekecewaan karena hingga dering terakhir panggilan itu tak diangkat juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Still Here ✅
Fanfic[BROTHERSHIP IDOL FANFICTION] Taehyung bermimpi buruk dan ia berharap itu hanya mimpi yang tak akan pernah menjadi kenyataan. "Aku bermimpi buruk, Jimin-ah!" "Itu cuma mimpi! Tidurlah kembali!" Tapi kenyataannya... mimpi buruk itu benar-benar menjad...