Shooting Star

35 9 12
                                    

Langit malam ini cerah. Bintang-bintang berkilauan terlihat dari jauh. Gita duduk seorang diri di bangku taman yang panjang, sambil menatap sendu ke atas langit.

Nuha menyentuh bahu Gita. Menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

"Heh, mikirin apa sih?" tanya Nuha sambil duduk di sebelah Gita.

"Ah, enggak."

"Kamu setiap hari ke sini?" Nuha mengedarkan pandangannya. Taman ini biasa saja. Hanya ada kursi dan lampu yang menerangi. Tak ada bunga-bunga ataupun pernak-pernik yang membuatnya menjadi indah.

"Iya," singkat Gita.

"Kenapa?" Nuha penasaran pada Gita.

"Ibuku bilang, jika aku merindukannya, lihat saja ke langit penuh bintang. Ia telah menjelma menjadi salah satu bintang di sana."

"Maaf Git. Aku-"

"Nggak apa-apa."

"Eh, ada bintang jatuh," katanya sambil menunjuk ke atas langit. Gita riang melihatnya. Segera ia membuat satu permintaan. Begitu pula dengan Nuha.

"Tuhan, semoga aku tak pernah ditinggalkan lagi oleh orang yang aku sayangi dan menyayangiku."

"Tuhan, aku menyayangi Gita. Izinkan aku bersamanya dan menemaninya. Jangan buat aku meninggalkannya."

Tak ada yang saling tahu permintaan masing-masing. Tetapi bintang itu mendengarkannya. Permintaan mereka bisa saja dikabulkan, bisa saja hanya mitos. Tak ada yang tahu kebenarannya. Yang penting Tuhan tahu, bagaimana isi hati mereka.

Shooting Star[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang