Cerita satu episode

36 2 0
                                    

Apa kau pernah mendengar kata itu? Cinta? Lima buah huruf yang terangkai rapi, bermakna sebuah rasa sakral dari tuhan. Aku mengenalnya jauh sebelum mereka dan kekasihnya mengenalnya. Bagiku, rasa yang aku miliki ini tidak sah di sebut dengan kasih sayang saja. Untukku getaran ini mungkin adalah cinta. Tapi boleh kah aku meminta lebih? Di saat dia hanya menganggapku perempuan seperti yang lainya, yang biasa2 saja.
Aku mendengus kesal, dia sudah memainkan waktuku. Lima puluh menit meleset sia2. Dan kini laki2 itu datang dengan tatapan biasa, menggandeng tangan seseorang yang dia akui sebagai kekasihnya. Namanya Yara, aku mencoba tersenyum, meskipun di jam berikutnya hal menyebalkan berwujud air mata ini akhirnya muncul. Aku berdecak kesal.
Namun siapa yang tahu berputarnya waktu juga merubah segalanya, tentang hatinya, hidupku dan hidup kami.
***
Saat itu hujan deras mengguyur penuh perut bumi sebelah barat, aku tergesa2 menuruni anak tangga yang berderet rapi jumlahnya sekitar dua puluh. Merebak hujan dan memaksa menarik sepeda motor mocca miliku. Dari kejauhan seperti samar terdengar teriakan yang tak asing di telingaku, itu suaranya, aku tak menghiraukanya saat itu. Sampai sebuah payung berwarna merah menutupi puncak kepalaku dan kepalanya. Dia tersenyum, aku sudah tak berharap apapun dari senyumnya.
Kami menaiki sepeda motorku bersama, aku yang memegang setir karena Reynan tidak bisa menyetir motor. Itu adalah kebersamaan pertama kami, untukku. Merebak hujan meski dalam kebisuan.
Mendadak ia bersuara dan bersaksi dirinya dan Yara sudah mengakhiri hubungan mereka, karena ayah Yara mengirim gadis itu ke negara tetangga untuk studynya. Entah, tapi hatiku masih kecewa, saat ia menceritakan itu dengan suara yang lemah.
***
Tahun berganti, saat aku mengambil program studi magisterku di London University. Dan meninggalkan semua kenangan kami di negara jamrud khatulistiwa. Lalu kembali setelah tiga tahun, dan mengemban tugas baruku sebagai seorang dokter anak. Disini awal perjumpaanku kembali dengannya.
" Likha" aku berbalik, mendapati sosok itu berdiri tegak di ambang pintu ruanganku dengan penuh senyum, tidak ada yang berubah. Suaranya masih khas, sesuatu yang ku rindukan.
"Rey..na..n" suaraku menurun, saat menyadari Reynan memelukku erat.
Hari itu. Akan menjadi hari yang ku ingat sepanjang masa, laki2 yang ku cintai selama ini akhirnya menyatakan cintanya, sebuah hal yang aku tunggu, hingga saat ini. Dan masih seperti ini, masih sama.
Hari ini genap lima belas tahun pernikahan sakral kami, bahkan saat aku tak mampu lagi melayaninya karena kanker rahim yang menjalar di tubuhku. Aku tidak pernah menyesal pernah menjalani penantian ini. Dia benar2 menjadikan aku ratunya. Mengecup kedua mataku saat aku menangis, menggendong tubuh kuyu ku ini kemana pun aku akan pergi. Meski dokter ahli sekalipun memvonis aku, tidak akan sembuh. Aku tidak memerlukan kesembuhan itu, aku hanya butuh dia sampai dimana saatnya rambut kami memutih bersama, dan mata ini terpejam untuk selamanya.
***
Tentang Cinta? Ini kataku (penulis)
"Demi apapun, cinta itu tak butuh alasan kenapa dia bertahan untukmu dan karena apa dia memilihmu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENTANG CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang