SATU

18.3K 608 2
                                    

Di suatu kamar yang besar dan juga rapih terdapat perempuan yang sudah bangun dari tidur dan sedang merapihkan pakaiannya. Karena ia harus pergi ke seoul untuk menemui ibunya disana.

Ia tinggal di busan sendirian untuk melanjutkan sekolah. Ayahnya sudah 2 tahun meninggalkan dirinya. Dan sekarang ibunya sudah menikah dengan keluarga yang terpandang.

Ia harus pindah karena ibu menyuruhnya untuk tinggal bersama keluarga baru.

Kim Jih Yo yang sudah berganti marga menjadi Oh Jih Yo sedang menuju seoul bersama bus yang ditumpanginya.

Jangan berpikir kalau Jih Yo tidak di jemput. Alasannya, karena ibunya sedang sibuk dan ayah tirinya? Dia juga sedang ada rapat. Anaknya? Entah lah dia sedang apa?

Drrt..drrt..drrt (suara handphone milik jih yo)

"Iya bu?"

"Kamu sudah ada diperjalanan kan?"

"Iya bu. Aku sedang menuju seoul, sebentar lagi juga akan sampai. Oh ya, nanti jika aku sudah tiba di seoul. Siapa yang akan menjemputku?"

"Kau akan di jemput oleh supir ayahmu. Sudah ya, Ibu sedang ada pekerjaan"

"Baiklah bu"

tak lama Bus yg ditumpangi Jih Yo berhenti pada salah satu halte bus


Jih Yo pov

aku berjalan untuk mencari supir ayah tiriku? dimana dia? tubuhku terlonjak kaget karena sentuhan tangan milik seseorang yang memegang pundaku.

kutatap matanya, tingginya sekiranya lebih dariku. badanya besar seperti bodyguard dan memakai kacamata hitam.

"Maaf nona? Apa anda Oh Jih Yo?" dia melepaskan kacamatanya

"Mm..iya?"

"Noona harus ikut saya"

"Apa anda sup-"

"Mari nona, saya bawa barangnya"

"Terimakasih"

Di tengah-tengah perjalan menuju rumah ibuku sesekali aku melihat sekeliling jalanan. Seoul kota yg tak pernah mati! Gedung-gedung yang sangat tinggi? Siapa sih yg tak mau pergi ke seoul? Apalagi sungai han nya. Ucap jih yo dalam hati.

Lagi-lagi handphone milik Jih Yo bergetar. Ia melirik dan mendapati nama ibunya yg ada dipanggilan masuk

"Hallo bu?"

"Jih yo apa kau sudah menemukan supir ayahmu?"

"Sudah bu.."

"Baiklah nanti langsung masuk saja kerumah. Pelayan disana akan membawamu kekamar"

"Iya-iya bu"

Tanda panggilan terputus, Aku menghela napas. Aku gugup untuk bertemu wajah baru

Dan hanya butuh beberapa menit saja aku bisa sampai dimension yang besar ini. Hijaunya dedaunan dan rerumputan yg terawat indah disana. Aku tersenyum ketika mataku menangkap sesuatu, Burung dan juga kupu-kupu yg indah disana

Mataku terpaku pada salah satu dedaunan yg bergambarkan nama seseorang. Entahlah nama siapa?

Ku hentikan penglihatan kearah dedaunan dan beralih pada supir yg tengah tersenyum padaku dari kaca depan

"Mari noona kita sudah sampai"

"iya" balasku sembari membuka pintu mobil.

Mata jih yo seakan tak percaya bahwa rumah yang ada didepannya itu adalah rumah milik ibunya sendiri ya walaupun Seharusnya milik Ayah tirinya

"Noona?" panggil pelayan disana

"Iya?" balasku pada pelayan yg memanggilku tadi

"Mari noona ikut saya"

Aku hanya mengangguk lalu mengikuti pelayan untuk pergi kekamar yg akan menjadi milikku nanti

Setelah mereka masuk dan mataku lagi-lagi dibuat kaget. Karena isi rumah baru itu benar-benar seperti istana bagiku

"Ini kamar noona" ucap pelayan sembari memasukan koper miliku

"Oh.. biarkan saja. Aku yg memasukkannya. Kau bisa pergi. Terima kasih" balasku dengan senyuman dan dibalas anggukan oleh pelayannya dan langsung pergi meninggalkanku

"Tunggu!" Panggil jih yo.

"Iya noona? Apa anda punya masalah?"

"tidak. Aku sangat lapar, apa aku boleh memasak?" tanya jih yo

"tidak noona. kami disini menyewa chef, lagian tuan tak akan suka noona bekerja. kami akan memasak buat noona"

"Oh begitu ya? bi Jangan memanggilku noona ya? Aku masih muda. Panggil saja aku Jih Yo" ucapku yg tak suka dengan panggilan baru

"Tidak noona. Saya takut nyonya akan memecat saya karena saya tak sopan pada noona"

"nanti aku bicara pada nyonya, oke?"

"baik noon"

kulihat punggung pelayan tadi menjauh dari pandanganku. Aku memikirkan hal apa yg aku lakukan setelah ini, benar mungkin mandi membuatku sejuk kembali

Hanya beberapa menit saja, Mataku sudah melihat kamar miliku. sangat harum dan juga rapih, semuanya sangat tampak mahal dimata ku, berbeda dengan dikampungku dulu, tak akan pernah sebanyak ini membeli parabotan kamar

Aku langsung mengecek kamar mandi dan mengambil handuk, Disana sudah tersedia kebutuhanku untuk mandi

Tak butuh waktu lama, aku keluar dengan memakai Jeans dan kaos yg melekat pada tubuhku. Aku tersontak kaget karena ketukan pintu dari arah luar

"Noona makananmu sudah jadi" ucap pelayan yg diluar kamarku

"Sebentar"

"Saya akan tunggu noona dibawah"

"Baiklah"

Tenanglah aku tak akan berdandan, aku hanya mengeringkan rambut lalu keluar dari kamarku ini

Tbc

Maaf gaes kayanya, aku bakalan Revisi ini cerita. Oh ya, Judul cerita juga udah diganti ya menjadi Forcing Brother😅 hehe

Forcing Brother [oh sehun] RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang