Sehun and Suho
by Belle Bell
Suhu udara malam ini mencapai nol derajat celcius. Sehun menenggelamkan kedua tangan di saku hoodie. Ia berjalan ke sana ke mari persis di dekat pintu yang menghubungkan teras rumah dengan ruangan keluarga. Sehun berdecak sebal, menggerutu hingga mengumpat kesal dengan berbagai makian kasar dari mulutnya.
"Apa kau tidak bosan seperti itu?"
Seorang lainnya kemudian menginterupsi kegiatan monotonnya yang ia lakukan sudah lebih dari satu jam yang lalu.
Tanpa menjawab, Sehun lalu berjalan mendekat kepada lelaki yang sudah sejak tadi memang memperhatikannya sambil duduk santai menikmati cemilan kecil di sofa big size putih itu. Ia menghempaskan malas tubuhnya di space yang kosong.
"Kau pikir karena siapa aku begini?"
"Jangan berlebihan begitu, tunggulah sebentar lagi."
"Aku lapar!", sergah Sehun cepat.
"Kau bisa makan yang lain dulu, kan? Banyak cemilan kecil di lemari pendingin."
"Kalau aku tertarik, makanan itu tidak akan bertahan sampai satu hari di sana.", ucapnya ketus.
Suho si lelaki yang sejak tadi duduk di sofa itu hanya bisa mengeluarkan tawa keringnya. Lalu mengucap, "Maaf."
Sehun mendongak lalu menormalkan posisi duduknya, "Kau pikir dengan satu kata 'maaf' semua sudah selesai? Sudah cukup? Iya? Begitu? Enak sekali ya.", sungutnya dengan nafas menderu.
"Sehunnie, bukankah sudah ku bilang, aku lupa."
"Okay, aku tahu. Kau mungkin sudah lupa jika memiliki satu lagi makhluk hidup di apartemen ini. Kau sudah menelantarkannya, dan membiarkannya menunggu dengan rasa lapar hingga hampir sekarat ini."
"Aigoo.", potong Suho sambil menggelengkan kepala. Menurutnya, Sehun memang suka sekali mendramatisir apa yang sedang ia alami.
"Bahkan sebelumnya kau sudah berjanji akan membelikan makanan untukku setelah pulang kerja. Yang ada apa? Kau hanya ingat mengisi perutmu saja. Ck! Kau menyebalkan sekali, hyung.", Sehun mengoceh geram tak henti.
Ia benar-benar dibuat kesal oleh Suho, yang tidak lain adalah Kakak kandungnya sendiri. Hingga Suho harus menebus kesalahannya pada Sehun dengan memesan makanan cepat saji di sebuah restaurant dekat apartemen mereka. Namun, karena cuaca di luar terlalu extreme, membuat segala aktifitas orang-orang berlangsung begitu lambat. Sampailah maknae itu pada ambang kesabarannya. Segala hujatan liar sudah tak ter'elakkan lagi hingga ia merasa frustasi sendiri karena perutnya menjadi semakin terasa lapar saja.
"Sial!", umpat Sehun cepat sambil memegang perutnya yang mulai tidak mau bekerja sama.
"Lalu, apa yang harus aku lalukan untukmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hungry!!
FanfictionApakah kau ingin tahu bagaimana Sehun saat dia merasa lapar? Jangan bermain-main dengan maknae satu ini.