Chapter 23

861 52 2
                                    

Seorang pria dengan rahang tegas masuk dengan tergesa-gesa ke dalam sebuah ruangan, sangat jelas dari wajahnya ia sedang menahan amarah yang memuncak. Seorang pria paruh baya sibuk menghisap cerutunya. Sambil memandang kaca besar yang memperlihatkan keindahan kota Seoul

"Apa yang aboeji inginkan sebenarnya?"

"Inginkan? Tentu saja kau tau itu nak"

Kata lelaki itu sambil mematikan cerutunya, dan kembali duduk di kursi kebanggaannya, tanpa memandang lawan bicaranya.

"Selama ini aku selalu mengikuti keinginanmu, mulai dari pindah ke Busan, kuliah di Amerika dan memimpin perusahaan. Apakah kau masih belum puas untuk mengatur hidupku?"

Siwon mulai frustasi dengan semuanya, ia mulai memijat pelipisnya yang berdenyut keras.

"Menyuruhmu pindah ke Busan adalah salah satu kesalahanku, dan kalau kau mengikuti semua perintahku. Aku tidak akan menggangu wanitu murahan itu!"

tuan Choi mulai menatap putra bungsunya tajam, Siwon masih berusaha menahan emosinya.

"Jika kau menolak semuanya, tunggu saja wanita itu akan berada di dalam tanah secepatnya"

Brak!

Siwon memukul meja itu dengan keras, menyalurkan semua emosi yang ia tahan selama ini, untungnya ruangan besar ini kedap suara jadi tidak ada orang lain yang akan mendengarnya

"Apakah kau masih bisa aku sebut sebagai aboeji!? Apakah aku masih bisa menganggapmu sebagai orangtua!? Apa salah Yoona? Mengapa kau begitu membencinya?"

Siwon berusaha menahan tangisnya, yak seorang Choi Siwon menangis di depan ayahnya, menyalurkan semua kekecewaannya kepada ayahnya yang selama ini selalu di hormatinya. Sedangkan sang ayah hanya menatapnya datar

"Lakukan saja keinginanku dan semuanya akan selamat"

Kata tuan Choi datar membuat Siwon muak dengan semuanya, karena sudah tidak tahan berada di ruangan itu, Setelah Siwon membungkuk hormat kepada ayahnya ia langsung pergi dengan membanting pintu besar tersebut.

***

"Appa aku sudah menyelesaikan syarat yang kau berikan kepadaku"

seorang lelaki sedang menatap ayahnya dalam, sang ayah hanya memerikan tatapan datar kepada putranya tersebut

"Benarkah?"

"Appa"

Kata lelaki itu merenggek, seperti anak balita yang ingin minta dibelikan mainan

"Yak! Lee Hyuk Jae, mengapa kau meminta seperti ingin di belikan mainan, sungguh menjijikan"

"Ayolah appa aku mohon, lagi pula aku sudah mensukseskan cabang perusahaan kita di mokpo bukan? Lalu tunggu apa lagi? Aku sungguh tidak sabar"

"Tidak sabar? Astaga kau benar benar yaa Hyuk Jae, aku sungguh tidak menyangka"

Hyuk jae masih membujuk sang ayah, namun ayahnya hanya memberikan tatapan menggoda, membuat lelaki itu bergidik ngeri.

"Baiklah aku mengijinkanmu, kasian sekali aku melihat dirimu seperti ini"

Hyuk jae langsung melompat kegirangan. Menatap ayahnya bangga dan langsung keluar dari ruangan ayahnya dengan tatapan bahagia.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang