Do You Want to Date Me?

193 33 4
                                    

| Lu Han & Kim Sowon (GFriend) |

| Romance x College Life |

| PG-17 | Ficlet |

2017 – Storyline by JHIRU H.

◦ ◘ ♯ ♯ ♯ ◘ ◦

In Author's Eyes . . .

Sowon melihatnya, pemuda yang memiliki senyum hangat itu menjauh pergi. Luhan, itu namanya. Teman satu angkatan Sowon, pemuda baik hati dan ramah pada siapapun kecuali pada dirinya. Tidak, bukan berarti pria mungil itu jahat ataupun memusuhi Sowon. Hanya saja, ia merasa Luhan seperti menghindarinya.

Mereka bertemu pada awal semester seperti mahasiswa baru lainnya, Sowon dan Luhan mencoba untuk akrab satu sama lain. Bagi Sowon, berteman dengan pemuda Lu itu tidaklah sulit. Luhan, orang yang ramah dan senang membantu orang lain. Tetapi, setelah tiga bulan pertemuan pertama mereka. Luhan berubah, itu menurut Sowon. Pemuda Lu itu bersikap seperti biasanya, hanya saja ketika mereka secara tidak sengaja bertemu atau membentuk suatu kelompok. Luhan akan terburu-buru pergi, pemuda manis itu membuat seribu satu alasan untuk segera pergi dan menghindari Sowon.

Hal itu berlangsung hingga semester kedua. Sowon yakin, ia tidak melakukan kesalahan apapun. Tetapi, sikap Luhan menunjukkan sebaliknya. Berkali-kali Sowon mencoba memantapkan hati ingin bertanya pada Luhan, kesalahan apa yang sudah ia lakukan hingga Luhan menghindarinya. Sayangnya hingga saat ini, gadis Kim itu masih belum memiliki keberanian.

Sowon mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Luhan. Ia harus memberikan puluhan kertas angket ini, sebelum pemuda Lu itu menghitungnya. Gadis Kim itu berjalan di koridor dan sesekali melirik ke dalam kelas yang ia lewati, mencari Luhan sambil membawa setumpuk kertas yang cukup berat.

Langkah kakinya berhenti, Sowon memasuki sebuah ruangan yang hanya ada Luhan di dalam sana. Pemilik senyum ramah itu terlihat sedang sibuk, ia bahkan tidak menyadari keberadaan Sowon yang berjalan mendekatinya.

"Lu, sepertinya kau sedang sibuk sekali?"

Luhan menghentikan aktivitasnya dan menoleh pada Sowon yang sudah duduk manis di sebelahnya. Pemuda Lu itu seketika membeku, lalu ia mencoba untuk tersenyum meski terlihat sangat kaku.

"Sedikit, aku hanya sedang menghitung angket yang sudah dikumpulkan. Oh iya, ada apa kau ke sini?"

Sowon meletakkan kertas angket yang sejak tadi dibawanya. Luhan yang melihat hal itu, mengerti maksud kedatangan perempuan Kim itu.

"Mau kubantu?"

"Tidak, tidak perlu. Ini akan merepotkanmu,"

Lihat, Sowon tahu itu. Luhan akan kembali menghindar dan menolak bantuannya.

"Ini sama sekali tidak merepotkan, aku akan membantumu."

"Terima kasih, Sowon. Tapi, aku bisa melakukannya sendiri."

Sowon tidak mengerti, kenapa Luhan begitu keras kepala menolak bantuannya. Padahal, semua orang yang melihatnya pun tahu bahwa Luhan benar-benar sibuk dan membutuhkan bantuan.

"Apa kau membenciku? Apa aku sudah melakukan kesalahan padamu?"

Luhan tertegun, ia menatap Sowon dengan raut tanda tanya. Pemuda mungil itu, tak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh Sowon.

"Kenapa aku harus membencimu? Kau tidak melakukan kesalahan apapun."

"Tapi sikapmu berkata lain. Sejak semester kemarin, kau terus menghindariku. Kupikir, kau tidak menyukaiku."

"Apa? Itu sama sekali tidak benar. Mana mungkin aku membencimu! Aku bahkan sangat menyuk—"

Pemuda Lu itu menutup mulutnya sendiri, lalu wajahnya mendadak bersemu merah. Wah, sepertinya Luhan secara tidak sengaja membeberkan rahasianya.

"Tidak! Maksudku kau gadis yang baik, mana mungkin aku membencimu."

Sowon menatap Luhan yang terlihat salah tingkah. Sekarang, gadis Kim itu yang tidak mengerti akan ucapan Luhan. Jika Luhan tidak membencinya, kenapa pemuda mungil itu menghindarinya.

"Lalu, kenapa kau menghindariku? Setiap kita berada di ruangan yang sama, kau akan terburu-buru pergi."

Luhan menatap ragu pada Sowon, haruskah ia memberitahu alasannya. Tetapi, pemuda Lu itu tidak ingin Sowon salah paham padanya.

"Kau ingin terlihat mungil, bukan? Sejujurnya, aku pernah tidak sengaja mendengar bahwa kau tidak suka berdiri di samping seseorang yang lebih pendek darimu dan kau menyukaimu pria yang jauh lebih tinggi darimu."

"Lalu?"

"Kupikir, kau tidak suka berada di dekatku. Tinggi kita tidak jauh berbeda, jadi sebisa mungkin aku tidak berada di dekatmu."

Sowon tertawa, ia benar-benar tidak habis pikir Luhan berpikiran seperti itu. Lebih dari satu semester, Sowon merasa resah seakan-akan ia sudah menyakiti seseorang. Ia Berpikir keras, bagaimana cara agar Luhan tidak menghindarinya lagi. Ia menghentikan tawanya dan menatap Luhan lembut.

"Itu hanya ucapan sesaat, Lu. Aku bahkan sudah lupa, kapan dan dengan siapa aku berbicara seperti itu. Jadi, kau tidak perlu memikirkannya."

"Benarkah?"

Gadis Kim itu mengangguk mantap. Melihat itu, Luhan tersenyum senang. Sepertinya, Luhan akan menghentikan program menaikkan tinggi badannya. Sejujurnya, itu sangat sulit bagi Luhan dimana umurnya sudah mencapai maksimal dalam masa pertumbuhan.

"Kau tidak masalah dengan pria yang hanya enam sentimeter lebih tinggi darimu, bukan?"

"Ya,"

Sejujurnya, Sowon tidak mengerti arah pembicaraan ini. Bukankah mereka sedang membahas alasan Luhan menghindarinya, mengapa pemuda pemilik senyum manis ini mendadak membahas tinggi badan tipe idealnya?

"Jadi, Kim Sowon. Mau pergi kencan denganku?"

Kim Sowon bergeming, gadis itu terdiam membeku. Dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Bukan, bukan berarti Sowon menolak ajakkan kencan Luhan. Hanya saja, dia pikir ini terlalu cepat.

"Sowon, Kim Sowon."

Sowon tersadar ketika Luhan memanggil namanya, gadis itu tersenyum canggung pada Luhan.

"Jadi, bagaimana? Kau mau pergi kencan denganku?"

"Hmm, aku senang dengan ajakkan kencanmu. Tapi kupikir ini terlalu cepat, Lu. Kita bahkan baru menyelesaikan kesalahpahaman antara kau dan aku,"

Luhan mengangguk mengerti, tapi itu bukan berarti Sowon menolaknya, bukan?

"Kalau begitu, lain kali. Lain kali, aku akan bertanya padamu lagi dan kau harus memberi jawaban yang aku inginkan."

Sowon terkejut mendengarnya, tak lama dia merasakan kedua pipinya memanas. Luhan yang melihat wajah gadisnya memerah, entah kenapa ikut merasa gugup dan malu. Pikir Luhan, tidak memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengajak Sowon berkencan. Yah benar, dia hanya perlu sedikit bersabar.

◦ ◘ ♯ ♯ ♯ ◘ ◦

—×◦ fin ◦×—

Author's Note :

Oke, udah fin y.

Jangan lupa tinggalkan jejak dikolom comment. Ane nggak jahat, sampai minta beliin album EXO terbaru atau tiket konsernya.

Do You Want to Date Me? (Lu&So)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang