Cinta Lama Bersemi Kembali

65 1 0
                                    

Red Carpet Fever

Brengsek! pake red carpet segala? gue mendadak norak. seumur hidup, gue belum pernah berjalan diatas red carpet. bukannya seneng, malah pusing! demam putri panggung menyerang, mati2an. gue manahan tubuh agar tidak kejang2 ditempat karna gue gugup. lampu blitz kamera2 berkilat membuat aliran darah gue seperti diracun semen instan, kaku dalam sekejap. kaki gue keram, perut mual, cacing2 didalam berdisko rock and roll.

"kinar, ayo, dooooong!" Dengan nada kesel dan nada bicaranya yang gemulai, aldi berbisik seolah aku ini idiot. tangannya mencengkram lenganku tanpa ampun. aku melihat para tamu undangan yang sebangian besar gue kenal sebagai selebritas. mereka berjalan diatas red carpet dengan gaun2 indah serta jas rapih. tiba2, gaun andalan ku ini kehilangan pamor diantara mereka. mungkin inilah rasanya menjadi angsa hitam buruk rupa diantar angsa2 putih yang cantik. kalo bisa, gue ingin sembunyi saja dibawah carpet.

'brengsek! lu, kok, gabilang kalo mau ngajak gue ke arisan bangsa lu?". " gue gabisa nahan minder, make-up gue mungkin sudah lumer sekarang, diguyur keringat yang lancang keluar dari pori2 karna gugup. "duhhh.... gue balik aja Di!"

gue mencoba meniru aldi yang tersenyum ke beberapa wartawan yg perhatiannya mulai teralih ke aldi. (otomatis juga pada gue karna gue berada tepat berada disamping aldi).

aldi, sahabat gue ini skrng adalah artis yang sedang naik roket. boyband dia yang bernama cjr itu digemari oleh para remaja terutama wanita. gue mencoba tersenyum ramah, tapi susah. setiap kali aku menarik bibir karet ku untuk membentuk senyuman, pasti merapat kembali kebentuk semula. Brengsek! kemana jurus tebar pesona ku????

"ini bukan arisan, naaaaar! ini Varisha Andiswati!"

Varisha Andishwati? whattt?! si penata rambut nomor 1 itu? yang salon nya menggurita seantero indonesia raya? dan, konon, kabar nya rambut siapapun yang tersentuh tangan varisha dan oknum2 nya, dijamin jadi oke. gue jadi menyesali rambutku sendiri. terutama poni gue yang jatuh, lepek tak berdaya. sama sekali engga layak disebut rambut. bahkan sepertinya lebih bagus kalo gue menutupi kepala gue dengan kantong kresek drpd menanggung malu.

"kinaar, ayodong!" aldi tidak lagi berbisik, nada berbicaranya jd nyolot. sekarang, tangannya benar2 mencengkram tangan gue tanpa ampun. "kinaar, ayooo! duuh, ngapain lo bengong disiniiii?"

aduh, siapa juga yang bengong? ini juga lagi usaha jalan, tetapi kaki gue kaku . gue bahkan jadi lebih goblok drpd bocah 9 bulan. lupa bagaimana cara berjalan. ut

"kinaar, ayooo!" aldi menarik gue dengan paksa dan kejam, seolah gue seorang tawanan perang.

dasar banci tampil! disalah satu sisi red carpet, terpasang background Varisha Andiswati brand. disana, aldi berhenti sebentar dan berpose untuk wartawan dipinggir red carpet itu. gue bingung harus berpose bagaimana, jadi gue diam dengan sikap sempurna seperti paskibra. pose paling sederhana yang aman menurut gue.  klik, klik, jepreet, jepreet...

"kinaar, senyum dikit, dooong. jangan kaku!" aldi berbisik dengan suara yg keluar dr lehernya, sementara mulutnya tetap tersenyum ke arah kamera. kemudian , aldi menarik tangan gue dari sikap sempurna hingga membentuk pose tolak pinggan sebelah. klik, klik, jepret, jepret....

setelah puas berpose, aldi menarik gue kepintu masuk ruangan. dipintu masuk, kami disambut beberapa pagar ayu berkostum peri bersayap mungil. rambut mereka disanggul modern ala Varisha dengan beberapa jepit rambut cantik menghiasinya. tunggu, ituuu............. yang menyambut tamu..................... kalo tidak salah....... itu varisha dan pongky. sial! galucu! ini bencana !

"itu, varisha! naah, yang disebelahnya, pongky anaknya yg seleb ituloh!" penjelasan aldi yg diucapkan dengan nada riang sama sekali tidak menolong gue, bahkan tambah membuat panas dingin. kalo seorang varisha sampai melihat penampilan poni gue yang menyedihkan ini, pasti dia akan frustasi dan membakar salonnya sendiri. pemandangan ala poni gue ini memang ga pantes disugguhkan pada seorang maestro varisha andiswati. gue berharap perempuan itu lebih memerhatikan stiletto blahnik yg gue pake drpd poni gue yg mati gaya. kata Lao Tse, "ketenangan adalah sumber kekuatan besar". okee, tenang kinar berjalanlah dengan anggun agar perhatiannya tidak tertuju pada ponimu, tetapi pada stiletto hebah paling mahal yg kamu punya ini.

setelah tamu didepan kami masuk ruangan, perhatian varisha tertumbuk pada kami  dia tersenyum. "hallo, selamat datang," sapanya sangat ramah, tetapi gue mendengarnya seperti auman singa.

gue menyesal tidak pernah membaca princess in  the spotlight karya meg cabot. sementara, jurus dari buku etiket milik Mien Uno yang menjadi panduan wajib kaum wanita dan sudah aku hafal diluar kepala, tiba2 hilang semuaa, gawat! aku berjalan seanggun mungkin, lenggok kiri, lenggok kanan, stilleto berhasil dengan manuver peragawati. hebatt! aldi melepaskan gandengannya dilengan gue untuk bersalaman dengan Pongky, gue kehilangan keseimbangan dan... gubraaaakk!!!

gue jatuh. terjengkang kebelakang dengan pose kecoak menggelepar.

NANTI ADA SAMBUNGAN NYA YAAA:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Lama Bersemi KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang