Chapter - 2

34 6 1
                                    







Dunia terikat dengan perasaan lesah dan susah, dikala bunga mawar tertutup dengan sebuah kaca seolah bagaikan perisai dan seekor lebah lapar yang tak bisa mendekatinya. Bunga mawar itu membeku di dalam es yang tak kunjung cair, selama itu ia takkan menunngu hampir untuk sesaat terlalu awal untuk menolaknya.

Begitulah hubungan ini terjalin. Gedung berjulang tinggi yang cantik berkualitas mewah ini adalah miliknya dan gedung itu semakin cantik dengan keadaannya yang sekarang. Semua mempersiapkan suatu keperluan dan juga mereka semua sangat sibuk untuk menyiapkan ini. Persiapan dari sebulan yang lalu sebelum datangnya hari H. Halaman gedung yang luas dan bentuk gedungnya yang indah.

Didalamnya bagaikan istana tercantik di dunia terlalu cantik untuk di lihat, semua yang dipakaikan berwarna putih suci dengan warna indah biru dan hijau. Setiap tempat yang dipakaikan semua itu yang warnanya seperti itu. Susah untuk dipertimbangkan sekarang. Ia langsung terkejut mendengar hal itu beberapa minggu kebelakang. Ruangan yang sedang dipakai dirinya sekarang adalah ruang pegantin wanita. Dirinya tak menyangka akan mempunyai pasangan dari tempat ayahnya berasal yaitu indonesia. Dirinya tak kepikiran untuk mencari atau akan menikah dengan orang indonesia karna keluarganya disana mungkin tak bisa menerima ataukah mereka tidak memaksa untuk hal itu.

Walau sekarang zahrina sedang dirias, hanya badanya saja yang berada di tempat tidak untuk pikirannya yang melayang ke beberapa minggu sebelumnya. Saat ayah menyampaikan awal perjalinan ini terjadi. Zahrina berada diruang kerja ayah dan mendengarkan ayah menjelaskan semua nya dari awal hingga akhir. Seolah - olah ayah melepaskan dirinya dari zahrina, zahrina mengerti ini semua demi kebaikkan nya sendiri. Tidak ada kesepakatan dalam tindakkan saat ayah mengambil keputusan dan saat ini sudah direncanakan, ayah baru memberitahunya. Disaat perkataan yang dimulainya saat zahrina mulai menunduk dengan diam tanpa bersuara.

" Zahrina sebentar lagi akan dapat kehidupan baru tanpa ayah ! "

Maksudnya apa dengan mengatakan hal yang seperti itu, Zahrina masih diam dengan lekat memandang ayah nya.

" Jangan memandang ayah kayak gitu ? "

Ini apa lagi. kok bawaannya candaan gini ? sungut zahrina di hati. Sebenarnya susah ayah untuk mengatakan yang sebenarnya. Ayah mulai mengengam tangannya dengan kuat.

" Ayah sudah memikirkan ini sejak dulu, sudah lama ayah terikat dengan janji ini. Zahrina anak ayah dan anak sahabat ayah , kamu mengerti kan maksud ayah. Jadinya... ayah sekarang harus menepati janji itu karna waktunya sudah tiba ! "

Mengartikan apa yang ayah katakan saat ini. Zahrina diam mendengarkan.

" Memang ayah sudah putuskan ini semua, tapi... ayah juga masih ingin mendengar ini dari mu, apa kamu menerimanya tau tidak ?? "

Zahrina mulai menhela napas panjang untuk memikirkan ayah nya yang bergantung pada janjinya yang terikat begitu lama.

" Jika itu yang terbaik bagi zahrina akan zahrina terima. "

" terima kasih "

" Ayah ! "

" Iya.. "

" Dan untuk ayah terima kasih sudah menepati janji ayah, karna zahrina tak ingin ayah menjadi orang yang ingkar dan terbeban dengan ini semua !! "

Unggahan senyum dari ayah yang mulai mendekati anaknya karna ingin memeluknya dengan kasih sayang yang ia punya.

Lamunanya senyap hilang seketika disaat kak eti menyentuh pundaknya dengan lembut dan dirinya sedikit kaget.

Zahrina SyalwaaisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang