Membeku, hatinya terasa membeku, bukannya Baekhyun tak berusaha mencairkannya, namun dia membutuhkan seorang pria berkulit Tan. Kyungsoo memang menghiraukan keberadaan pria Tan itu, namun tak bisa dipungkiri bahwa dirinya diam-diam merasa nyaman akan kehadiran pria itu disetiap harinya, bahwa kenyataannya pria itu masih memiliki tempat khusus dihantinya, Kyungsoo hanya merasa marah dan kecewa lalu mengesampingkan susunan tempat dihatinya. Kyungsoo baru menyadari betapa penting peran pria itu untuk menenangkan hatinya dalam keadaan seperti ini karna Kris, kyungsoo ingin membandingkan pengorbanan kris dengan perasaan yang dimiliki untuk pria china itu.
Akan tetapi harinya terasa hampa saat pria itu tak lagi menampakkan dirinya lagi setelah hari itu, hari dimana dirinya terbangun karna merasakan pergerakan ditempat tidurnya, menandakan seseorang ikut bergabung dengannya, dia merasakan seseorang itu menatapnya dengan intens seolah tak ada hari esok lagi, Kyungsoo tetap memejamkan matanya merasakan hembusan nafas itu menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya, "aku ingin melihatmu lebih lama" orang itu bersuara, suara itu milik Jongin, Kyungsoo mengenalinya, "aku tahu kau tak akan melakukannya, namun untuk penegasan kalimatnya" kata Jongin menyusuri wajah Kyungsoo dengan jemarinya, "jangan pernah menyalahkan diri sendiri" ucap Jongin, jarinya berhenti di mata tertutup Kyungsoo, "karna kebahagiaanmu lebih dari kata berharga" lanjutnya seraya menggerakkan kembali jarinya "kebahagiaanmu adalah segalanya" jarinya bergerak menyingkirkan anak rambut yang menghalangi dahi Kyungsoo, lalu Jongin mendekatkan dirinya untuk mengecup dahi Kyungsoo, "untukku" bersamaan dengan kata itu jari Jongin beralih memegang dagu Kyungsoo, mencondongkan wajahnya, mengecup Sedikit lebih lama bibir hati Kyungsoo. Kyungsoo menikmatinya, namun dirinya hanya bisa berpura-pura tak merasakan apapun, dirinya hanya bisa terpejam seraya mengontrol agar tak hanyut dalam pesona Jongin.
***
"Maafkan aku kyung-ah" ucap Baekhyun tertunduk,
"Untuk apa?" Jawab Kyungsoo yang sedari tadi memandang lurus kini beralih kearah Baekhyun,
"Kau seperti ini karna aku" balas Baekhyun balik menatap Kyungsoo, "maafkan aku kyung-ah, kau fikir aku tak tahu, kau sangat tersiksa, andai dulu aku mendukungmu mengejar Jongin , tak mengenalkanmu pada Kris, yang meninggalkanmu dengan rasa bersalahmu, aku tahu kau senang pengelihatanmu kembali, tapi aku juga tahu kau tak bersyukur akan hal itu" kata Baekhyun sembari menggenggam tangan Kyungsoo, "aku tahu kyung, aku tahu kyung-ah, masih banyak tempat dihatimu untuk kim Jongin " tukas Baekhyun menunduk menatap tautan tangan mereka, "matamu menyiratkan banyak kekecewaan saat kau mendapatkan pengelihatan kembali, namun matamu sarat akan kesepian saat Jongin tak disini, maafkan aku kyung-ah" akhir Baekhyun melonggarkan genggamnya "aku hanya tak tahu betapa luas ruang yang kau sediakan untuk jongin berapa besar perasaan yang kau berikan untuk jongin",
"Tidak ini bukan salahmu baek-ah" sahut Kyungsoo memegang erat pundak Baekhyun, "jika kau tak mengenalkanku pada Kris, mungkin aku tak akan pernah merasa dicintai, bahkan mungkin Jongin tak akan pernah datang kehidupku seperti ini, dan aku pasti masih akan mengejarnya seperti wanita bodoh baek-ah" ucap Kyungsoo memeluk Baekhyun, "ini salahku, salahku yang telah menambatkan hati pada orang yang tidak tepat, dan parahnya lagi aku sangat mencintainya, membuatku semakin berharap dan terus berharap" batin Kyungsoo dipelukan Baekhyun. karna tingkat tertinggi kebodohan adalah memiliki rasa pada orang yang sulit diraih. kim jongin misalnya
***
Kyungsoo merasa seperti orang bodoh, mencari dan menunggu orang yang dia abaikan, dirinya merasa lega saat pesan dan panggilannya tersambung, namun akhir-akhir ini dirinya harus menerima disetiap panggilannya dijawab oleh seorang perempuan yang mengatakan "panggilan dialihkan" atau "nomor yang tidak aktif". Jadi banyak alasan bagi Kyungsoo saat ini untuk mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh ketika menerima sebuah pesan yang berisikan Jongin berada dirumah sakit. Dirinya berjalan disebuah lorong vvip milik rumah sakit yang telah diinfokan kepadanya, Kyungsoo melihat pria jangkung berkulit putih pucat sedang berdiri didepan pintu dan menghadap kearahnya, seakan Kyungsoo tahu bahwa pria itu adalah seorang yang mengiriminya pesan, Kyungsoo mempercepat langkahnya untuk mendekat kepada pria yang telah menunggunya, pria itu hanya diam solah memberi jeda kepada Kyungsoo untuk memahami keadaan sekitar, akhirnya Kyungsoo tahu keadaan seperti apa yang coba pria itu jelaskan kepadanya saat ini, 'keadaan gawat darurat' setidaknya itulah yang dirinya tahu, setelah Kyungsoo menoleh mengamati ruangan disampingnya, ada sekitar empat sampai lima orang memakai jas putih tengah menangani seorang pria yang menampakkan wajah tidur yang nyaman menggunakan piyama rumah sakit dengan kancing yang terbuka untuk memudahkan pengambilan tindakan, terlihat pria itu tertidur dengan sangat nyaman, namun berbeda dengan hati Kyungsoo saat ini, yang jauh dari kata tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter (Kaisoo)
Fanfictionentah sejak kapan Kyungsoo merasa dirinya membenci surat, dari awal Kyungsoo memainkan surat, selalu kabar buruk yang dia terima, atau karna dirinya salah dalam memainkan surat, sehingga sepucuk surat pun tak memihak dirinya