"wah..benar juga, ini akan menjadi perjalanan yg sangat menyenangkan"
"Tapi apakah 2 minggu itu cukup untuk kita menjelajahi temp awan?" tanya asahy
"hmm...aku tak bisa meyakinkan cukup,tapi semoga saja tidak memakan banyak waktu" jawabku setengah meyakinkan mereka bertiga.
•••
Hari demi haripun berlalu, tak terasa hari ini adalah hari terakhir ujian kenaikan kelas.
An,Asahy,akmal,abyad berada di ruang ujian yg berbeda.
Sepulang sekolah, Aku dan ketiga sahabatku berkumpul ditaman sekolah.."Hei ak! Apakah kau sudah membuat alat seperti yg kau katakan itu?"tanya abyad.
"hm.aku tebak.. pasti belum,Maaf..Bukannya aku bermaksud meledekmu,tapi apakah proffesor kita ini berhasil bereksperimen?" Lanjutnya.
"Yad, jangan terlalu meremehkanku..alat yg kau maksud itu sudah kuselesaikan. Lihat saja nanti sepulang sekolah" jawab akmal
"Baiklah. Aku tak sabar ingin melihatnya"
Aku dan Asahy yg melihat mereka berdua hanya tertawa.
Kami langsung menuju ke rumah akmal.
Sesampainya disana, akmal tidak langsung memperlihatkan kepada kami alat yang dibuatnya. Tetapi ia mengajak kami ke perpustakaan di rumahnya.."Waahhh.......ini semua milikmu ak?" tanyaku kagum.
"Jika iya, kenapa? Dan jika tidak,kenapa?" Jawab akmal.
"Gak kenapa-kenapa sih..Aku kan hanya bertanya.. Jika tidak ingin menjawab pertanyaanku tidak apa-apa"
"Lain waktu aku akan menjawab pertanyaanmu an. Sekarang, tujuanku mengajak kalian kemari adalah untuk merencanakan sesuatu sebelum kita pergi ke temp awan"
"Rencana ya? Hmm...baiklah, berikan aku waktu untuk berfikir"ucap abyad sambil membaca buku ditangannya.
"Makhluk dimensi lain... Disini tertulis jika perkembangan mereka di dunianya sudah sangat maju dan mereka juga sudah memiliki banyak teknologi canggih" Baca Abyad
Aku,asahy dan akmal menyimak."Baiklah,jika di dunia mereka sudah sangat maju, maka kita harus punya banyak persiapan untuk menjelajahi dunia itu." lanjutnya.
"Persiapan apa saja yang perlu kita lakukan Yad?" Tanya Asahy
"Salah satu persiapannya sudah pasti alat yang canggih, akmal sudah membuat suatu alat yg belum diperlihatkannya pada kita. Ak? Dimana alat yang kau buat?" Tanya abyad
"Tunggu sebentar" Jawab akmal
Sembari Menunggu akmal yang mengambil alat yang telah dibuatnya, kami mendiskusikan rencana untuk memasuki temp awan dengan hati-hati agar tak menimbulkan masalah nantinya disana. Ditengah diskusi kami, Akmal pun menghampiri kami.
"jika kalian ingin melihat alat buatanku,ayoo ikut aku ke halaman belakang"ucap akmal
"baiklah"jawab kami.Setibanya di halaman belakang rumah akmal, kami dibuat takjub karena melihat kendaraan masa depan.
"Ak, Bagaimana bisa kau membuat kendaraan ini?" tanyaku antusias."Aku hanya melakukan sebisaku,ini belum ada apa-apanya dibandingkan teknologi disana"
"Maksudmu temp awan?"
"iya.."
Akmal membuka mobil hampir berbentuk kapsul menggunakan sebuah alat, alat itu berbentuk seperti sebuah remote dengan tombol-tombolnya yg tak ku mengerti.
perlahan-lahan mobil itu terbuka, dan didalamnya juga ada beberapa alat yg mungkin akmal ciptakan sendiri."Alat-Alat ini kau yg membuatnya ak?" tanya abyad kagum.
"sudah kukatakan yad,jangan meremehkanku"
"hehe, maafkan aku. aku hanya bercanda waktu itu."
"Ini apa Ak?" Tanya Asahy sambil memegang sebuah alat seperti pena.
"itu adalah alat pendeteksi arah, Alat ini bisa mendeteksi arah dan tempat-tempat yg mungkin tak bisa dideteksi oleh GPS atau alat-alat teknologi canggih saat ini. Alat ini hampir sama seperti GPS,tetapi bedanya pena ini bisa menampilkan suasana yg sedang terjadi di tempat tersebut sebelum kita pergi kesana. jadi, dengan alat ini kita bisa mendeteksi arah tempat tujuan yang akan kita lewati" jawab akmal dengan yakin.
"Bagaimana cara menggunakannya?"
"Coba kau tekan tombol diatas pena itu"
"Baiklah" Asahy menekan tombolnya
Bipppp... Dalam beberapa detik muncul layar transparan yg berbentuk seperti peta dunia, bukan hanya peta bumi saja...disitu juga terlihat beberapa peta planet-planet lain.
"Jadi menurutmu dimanakah temp awan berada?" Tanya Abyad serius.
"Aku tak tau pasti dimana" Akmal menjawab dengan cengiran khasnya.
"Tapi menurutku, jika warga temp awan bisa memasuki wilayah bumi, pastilah ada suatu tempat yang menjadi perbatasan antara bumi dan temp awan"lanjutnya.
Akmal menarik nafas perlahan,saat ia ingin melanjutkan pembicaraannya, tiba-tiba...
"Bagaimana kita lanjutkan pembicaraan ini nanti? lebih baik kita makan sekarang, cacing diperutku sudah mengadakan konser full album sejak tadi" Rengek Asahy tiba-tiba.
"Hahaha...kau ini, baiklah. ayo kita beri asupan pada cacingmu itu Sa" Abyad Menjawab sambil tertawa.
aku dan akmal juga tertawa melihat tingkah Asahy..
Bersambung....
Hai readers...
Maaf up nya kelamaan, soalnya aku baru siap pra magang nih. ini disempetin buat up padahal besok ulangan matematika lho.
hehe, sekali lagi aku minta maaf yaa kalau ceritanya ga menarik dan banyak kekurangan.Salam hangat,
-Amal
KAMU SEDANG MEMBACA
AWAN [HIATUS]
FantasyKami berempat adalah sahabat baik. Aku,Asahy,Abyad dan Akmal selalu mencoba hal-hal baru atau petualangan yg mungkin mustahil bagi orang lain. Menurut kami petualangan adalah tantangan yang harus dihadapi. Namaku Anan, usiaku 16 tahun. Saat usia 6 t...