Bab I

68 7 2
                                    

Jakarta , 13 Januari 2019

Hari ini  kota yang terkenal dengan kesibukannya itu tampak terlihat cerah tidak mendung dan tidak juga panas, sangat pas sekali bagi orang-orang yang ingin berjalan-jalan ataupun mengisi hari-harinya dengan setumpuk pekerjaan yang melelahkan, seperti Aninda gadis ini memulai harinya dengan bersepeda menuju sebuah panti sosial yang berada di kota Jakarta didekat sebuah pasar, Anin sapaan akrabnya dia adalah gadis yang memiliki sejuta kesibukan disetiap harinya, pada hari senin sampai sabtu biasanya Anin menghabiskan waktunya dengan bekerja sebagai SPG disalah satu pertokoan yang terdapat di Jakarta, dan pada hari minggunya pun ia habiskan waktu nya di sebuah panti sosial, disana Anin bertugas sebagai sukarelawan yang siap membantu tenaga, karna kalau untuk membantu bagian keuangan sudah dapat dipastika Anin tak bisa,  karna dia bukanlah orang berada yang dapat menghamburkan uangnya, melainkan ia adalah seorang gadis yang sebatang kara dengan bermodalkan ijasah SMA ia dapat menghidupi hidupnya sehari-hari. Anin tidak cantik bak model yang memiliki tinggi semampai, Anin hanyalah seorang gadis yang memiliki perawakan badan mungil dengan tinggi 158cm dan berat 48kg, dengan kulit putih kemerahan seperti bayi ditambah dengan senyum pipinya yang membuat para kaum lelaki terpikat.

***

Bandara Soekarno-Hatta (CGK), 11 Januari 2019

Pada hari jum’at ini bandara tampak terlihat renggang, tak terlalu banyak orang yang berlalulintas menggeret-geret kopernya, dan disana juga terlihat seorang lelaki yang berpawakan tampan dengan badan atletis sedang melirik kanan dan kirinya sedang mencari jemputan yang diutus oleh orangtuanya, sebenarnya ia sangatlah malas untuk datang ke kembali ke Jakarta, setelah 2 tahun lamanya ia mengurus cabang perusahaan Ayahnya di Singapura, tapi apalah daya jika orangtuanya yang memintanya untuk kembali ke Jakarta, karena urusan cabang di singapura sudah aman terkendali, ia melirik handphonenya dan melihat foto gadis remaja dengan senyum pipi yang sangat manis itu, membuat ia kembali tertegun pada kenyataan bahwa Ridi telah meninggal, kehilangan teman kecil yang sangat disanyangi bahkan sampai sekarangpun ia belum bisa melupakan nya, teman kecil Dio itu bernama Arindya, ia adalah salah seorang anak dari teman ayah nya, saat itu lelaki ini berusia 18 tahun, dia sering memanggil gadis itu dengan nama Ridi, sedangkan Ridi sering memanggilnya dengan sebutan Kakak. Tapi sayangnya tuhan berkata lain 5 tahun setelah mereka berteman, Ayah dan Ibu Ridi mengajak Ridi pulang ke Palembang kota kelahiran ibu Ridi, lalu takdir pun menyelesaikan kisah Keluarga kecil yang malang itu, saat mereka hendak pulang kejakarta  pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan, menurut info yang didengar oleh Dio di TV semua penumpang dinyatakan meninggal.

FlashBack 18 Juni 2009 ( 5 hari menjelang kecelakaan keluarga Ridi )

Libur semester 2 ini dimanfaat kan oleh Ridi dan Dio belajar bersama, tepatnya sih Dio sebagai guru sedangkan Ridi sebagai Muridnya, dengan alasan bahwa Ridi harus bisa lulus tes di Sma yang dia inginkan usia mereka tidak lah terpaut jauh Ridi dengan usia 14 tahun sedangkan Dito berusia 18 tahun.

“kak, bener ya kak, kalo kakak nanti bakal pindah ?” Ridi bertanya dengan wajah yang cukup murung.

“Kakak nggak pindah kok Ridi, kakak disana Cuma mau kuliah mungkin 5 tahun kedepan kakak bakal pulang keindonesia lagi kok” jawab Dio, sebenarnya ia juga tak tega meninggalkan Ridi, entah kenapa ia merasa sangat menyukai anak kecil yang akan memasuki SMA itu.

“ ya aku nggak bisa minta ajarin kakak pr lagi dong, kakak tega deh 5 tahun itu lama lho kak, jadi kita bakal ketemu waktu usia Ridi 19 tahun dong ?, kalo gitu Ridi bakal belajar serajin-rajinnya biar bisa masuk satu universitas yang sama dengan kakak dan nyusul kakak secepatnya di Inggris.” Ujar Ridi yang masih tampak sedih itu.

“ Iya makanya kamu harus pinter, biar bisa susul kakak oke ?” Dio benar-benar menyemangati Ridi kali ini.

“ Kakak kapan berangkat kesana ?” Ridi pun bertanya masalah keberangkatan Kak Dio nya itu

For a Reason..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang