Saat ini Nathan dan Vania sedang mengunjungi sebuah mall yang terletak didekat rumah Nathan.
"Ngapain kita ke mall?" tanya Vania menoleh kearah Nathan. Nathan hanya tersenyum simpul.
"Aku bosen ketempat itu itu terus. Aku pengen ngajak kamu kesini. Kita kesana yuk." ajak Nathan menujuk suatu tempat.
"Kita mau kemana sih sebenernya." tanya Vania bingung karena sedaritadi ia dan Nathan hanya berjalan mengelilingi mall saja.
"Nggak tau." jawab Nathan tanpa dosa. Vania melotot tidak percaya.
"Kalau kamu nggak tahu kita mau kemana kenapa kamu ajak aku kesini?" cecar Vania.
Nathan malah terkekeh melihat Vania yang tadinya tersenyum sekarang cemberut.
"Pulang aja yuk daripada disini nggak tau mau ngapain." pinta Vania menggoyang goyangkan lengan Nathan.
Nathan mendengus lalu menggenggam tangan Vania.
"Aku bercanda, kita cari tempat bermain yuk. Kita main game buat seru seruan aja, gimana setuju?" tawar Nathan."Ih kamu nih! Yaudah yuk." cibir Vania mencubit pinggang Nathan membuat sang empu meringis.
Vania terkekeh lalu mengikuti langkah Nathan yang mengajaknya ketempat bermain.
🌸🌸🌸
"Yes gue yang menang!!" seru Nana saat memenangkan Play Station bersama Bima. Bima hanya mendengus kesal karena dia kalah dengan pacarnya sendiri.
"Lo kalah." cibir Nana meremehkan."
"Yah masa gue kalah sama cewek gue sendiri sih." gerutu Bima."Kan gue memang pinter. Jadi jangan remehin gue sebagai cewek nggak bisa main PS." tutur Nana menyibakkan rambutnya.
"Keluar yuk, bosen nih gue." ajak Bima lesu.
"Kemana?" tanya Nana."Kemana kek yuk. Ini kan satnight kita pacaran harus apel dong." rengek Bima.
"Beli eskrim aja yuk dideket taman." saran Nana yang dijawab anggukkan oleh Bima.
Nana dan Bima langsung bersiap-siap untuk keluar beli eskrim permintaan Nana.
🌸🌸🌸
Nathan dan Vania sedang berjalan jalan tempat penjual accesories ponsel. Vania yang memilih case ponsel yang cocok untuk ponsel iphone-nya. Sedangkan Nathan memilih kacamata dan dipakainya untuk dicoba.
"Nathan kamu dimana?" tanya Vania yang sudah selesai memilih case ponselnya.
"Nathan?" Vania clingak clinguk menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Pelan pelan Nathan berjalan mengendap endap dibelakang Vania seperti maling takut ketahuan.
"Perasaan tadi dibelakang deh. Deket terus daritadi kok nggak ada? Jangan jangan aku ditinggal lagi." cibir Vania khawatir.
Nathan masih dengan posisinya mengendap endap, bermaksud mengagetkan Vania.
Satu...
Dua...
Tiga...
"Dor!" seru Nathan menepuk kedua bahu Vania membuat sang empu tersentak kaget lalu menoleh kebelakang.
"Nathan ih ngagetin deh!" cecar Vania namun Nathan hanya menyengir sambil memperlihatkan jarinya membentuk huruf V.
"Kamu lucu banget kalo lagi tegang gitu mukanya." kekeh Nathan menepuk pucuk kepala Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan dan Vania[END]
Teen FictionDon't judge a book by its cover Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita saya🙏 Cerita kedua sih sebenernya, karena yang pertama "cinta 100 hari" saya berubah pikiran. Akhirnya bikin lagi dan hasilnya ini deh hehehe. Maaf jika ada t...