Epilog

77 9 4
                                    

"Selamat atas kelulusan kalian, semoga kita tetap menjalin komunikasi dengan baik," ucap Yusmia saat penerimaan kelulusan, kini mereka tengah berkumpul di sekre.

"Iya, aku juga berharap seperti itu." Ken dan Ray menyahuti, yang lain mengangguk dan mengamini ucapan Yusmia.

Hari ini adalah hari di mana mereka mengakhiri masa putih abu-abu mereka, masa di mana saatnya mereka akan semakin dewasa dan memulai lembaran baru. Semuanya tampak bahagia akan kelulusan mereka, begitu juga dengan Hervin dan Fika.

Mereka tetap menjalin hubungan baik, walau awalnya mereka saling canggung, tetapi, semua itu tak berlangsung lama, saat Fika tahu seminggu setelah Fika menolak Hervin. Lelaki itu menjalin kasih dengan salah satu temannya, walau mereka berbeda keyakinan.

Awalnya Fika merasa sakit hati, cemburu, dan sedikit kesal. Tetapi, itu semua ia tepis karena inilah pilihannya dan takdir yang telah diatur oleh Tuhan. Jadi, ia menerima dengan lapang dada dan kembali menjalin hubungan pertemanan bahkan persahabatan dengan Hervin.

***

"Selamat, Fik, semoga kamu bisa berbaur dengan baik di Universitas yang akan kamu masuki," ujar Hervin seraya mengulurkan tangan, Fika tersenyum dan menyambut uluran tangan Hervin.

"Terima kasih, kamu pun. Dan jangan lupa, sekarang kamu punya kekasih, Vin. Jaga dia baik-baik," balas Fika seraya tersenyum tulus. Hervin mengangguk mantap.

Selanjutnya, canda tawa mengalir begitu saja. Bahkan, mereka bermain basket bersama.

***

-Tak ada yang tahu bagaimana kisah hidup kita selain Tuhan. Dan tak ada yang tahu, bagaimana takdir yang akan berkunjung di hidup kita.-

TAKDIR YANG MEMILIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang