Gara - Gara Emosi

30.6K 1.9K 29
                                    


Asha baru saja turun dari angkutan kota di depan kampusnya. Tangannya menenteng tas berisi 7 jilidan skripsi yang akan ia antrikan untuk ditandatangani oleh 2 Dosen pembimbing, 2 Dosen penguji, dan Dekan fakultas. Langkahnya agak tergesa- gesa karena ia harus segera mendapatkan Acc para dosen untuk syarat pendaftaran wisuda yang hanya tinggal 5 hari lagi.

Jam telah menunjukkan pukul sembilan. Asha berpikir jalanan kampus pasti tidak terlalu ramai karena ini adalah jam perkuliahan. Jadi tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri, Asha menyeberang jalan yang menghubungkan Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi

Namun.....

Brak.....

Sebuah sepeda motor yang dikemudikan seorang mahasiswa tiba tiba muncul dan menyerempetnya dari samping.

"Allahu Akbar....!"

Asha memekik bersamaan dengan tubuhnya yang nyaris tersungkur. Untung saja si pengendara motor dengan sigap mengerem motornya. Walau begitu benturan keras tetap dirasakan oleh Asha, menyebabkan Asha limbung dan jilidan skripsinya tececer di jalanan.

"Heh, kalau naik motor lihat - lihat dong!" Asha membentak si pengendara motor. Emosinya langsung naik bersama dengan rasa malu yang menderanya.

"Bukannya kamu yang menyeberang jalan tanpa toleh - toleh!"
Si penabrak balik memprotes.

"Cih, bukannya nolong malah nyalahin pula!" Asha memaki plus sederet kata - kata mutiara menghambur dari bibirnya.

Si penabrak yang sebetulnya akan membantu mengambilkan jilidan skripsi Asha yang berserakkan di jalan jadi mengurungkan niat untuk membantu.

"Ck, dimana - mana wanita itu sama saja. Menyebalkan!"
Si cowok penabrak menggerutu.

"Hah, apa kamu bilang?"
Asha yang tersulut emosi langsung menarik kerah kemeja si penabrak. Asha memang seperti itu. Kalau marah, sifat Xena the warrior princess nya kumat. Tak peduli dengan siapa dan berada di mana.

Si penabrak mencoba menahan kedua tangan Asha yang siap memukuli dadanya.

Ckk... kuat juga tenaga ni cewek. Batinnya.

Untunglah jalanan sedang sepi, kalau ramai betapa memalukannya insinden itu. Reva si penabrak menarik nafas berat. Mumpung sepi, sebaiknya mengalah saja deh dengan si cewek bar - bar. Daripada urusannya makin panjang dan lebar.

"Oke - oke, aku salah, dan aku minta maaf!" Si cowok mencoba menenangkan Asha.

"Enak saja cuma minta maaf, nggak semudah itu kali!"
Asha menolak permintaan maaf si penabrak. Gengsi dong ya setelah dibuat malu gitu. Udah dandan cantik - cantik kok hampir dibuat nyosor ke aspal. Pokoknya Asha tidak terima.

"Oke, lalu apa maumu?"
Si penabrak mengangkat kedua tangannya pertanda ia menyerah dan akan menuruti semua permintaan si barbar yang baru saja ditabraknya.

Asha tersenyum sinis.

"Tentu saja, membayar ganti rugi untuk body Kim Kardashian ku yg udah kamu serempet tadi!"

Ucapan super pede tapi ngawur karena tidak sesuai realita itu membuat alis Reva bertaut.

"Hah, body kim kardashian?" Cibir Reva sambil tertawa mengejek.

"Ya udh sini karmasmu! Aku akan lapor ke dekan fakultasmu!"

Reva mengomel, walaupun begitu ia membuka tasnya dan mengambil amplop honor kerja sambilannya di sebuah bimbel.

Asha menyambar amplop itu sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Nah, gini kan lebih baik!"

Baik gundulmu....
Reva mengumpat dalam hati. Ia melihat cewek yang baru saja ditabraknya memunguti jilidan skripsinya. Lagipula body Kim Kardashian dari hongkong. Badan kurus dan body rata gitu dibilang mirip Kim Kardashian. Ni cewek ternyata selain barbar, gila juga kali ye?

Oh No...! (Telah Selesai Direvisi/tamat)🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang