Hari ini hari pertama geng Nathan menjadi mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Jakarta. Dan hari ini juga hari pertama mereka masuk kampus.
Semuanya terlihat bahagia menyambutnya. Mereka berkumpul untuk mendapat arahan kelas dari Aldo, sang ketua OSIS.
"Oke karena semuanya udah kumpul disini, gue bakal arahin masalah kelas. Gue udah tempel nama kalian beserta kelasnnya. Jadi kalian harus nyari nama kalian didaftar tersebut di seluruh mading." jelas Aldo panjang lebar.
Semua mahasiswa dan mahasiswi pun mengangguk mengerti dengan penjelasan Aldo.
"Kita nyari barengan yuk, siapatahu kita berlima sekelas." ajak Nathan pada teman-temannya.
Bima mengangguk antusias lalu menggait tangan Nana.
"Ngapain pegang-pegang tangan gue?" tanya Nana saat mengetahui tangannya tertaut dengan tangan Bima."Biar nggak ilang. Gue mau nyarinya bareng elo." jawab Bima tersenyum tengil.
"Lebay banget sih lo. Gue nggak bakalan ilang lah, Bim. Emangnya gue anak kecil apa yang harus dijagain." cibir Nana terkekeh melihat Bima.
"Udah, pokoknya kita harus barengan nyarinya. Gue nggak mau ada penolakan titik." tekan Bima membuat Nana memilih untuk diam saja.
Setelah pengarahan selesai semua mahasiswa dan mahasiswi langsung berhamburan mencari mading dibeberapa tempat.
Seruan dan teriakan mulai muncul saat ada mahasiswi yang sudah mendapat kelas serta bertemu dengan teman yang ia impikan.
Begitu juga dengan Nathan and the geng yang masih sibuk mencari nama masing masing beserta kelas yang akan mereka dapati.
Mata Vania terus mencari namanya di beberapa kelas. Tak hanya namanya, ia juga mencari nama teman-temannya, termasuk Nana, Bima, Nathan, dan Bella.
"YAA GUE SAMA VANIA KETEMU LAGI YEESS!!" teriak Nana kegirangan saat mengetahui ia akan sekelas dengan Vania lagi.
"Ada apa Na?" tanya Vania mendengar teriakan Nana yang setara dengan toa masjid.
"Kita sekelas Van!! Gue seneng banget kita sekelas lagi!!" seru Nana bersamaan dengan Vania yang kegirangan. Reflek mereka berpelukan akibat kesenangan.
"Gue bareng Nathan lagi." cibir Bima.
"Lo nggak mau sekelas sama gue?" tantang Nathan dengan wajah menantangnya."Ya nggak gitu. Gue berharapnya bisa sekelas sama Nana, tapi yaudah deh nggak papa. Ridho gue sama sahabat seperjuangan." tutur Bima sedikit kecewa.
"Bella sekelas sama siapa?" tanya Nana.
"Gue sendirian nggak sama kalian semua." lirih Bella menunduk. Sememtara Vania langsung memeluk Bella menguatkannya.
"Nggak papa, jangan sedih gitu, kita pasti tetep nemuin kamu kok. Kita akan selalu bareng walaupun udah beda beda kelas." ujar Vania tersenyum menguatkan Bella.
Bella menyunggingkan senyum yang dipaksakan.
"Oke karena semuanya udah dapet kelas kan? Gue rasa kalian bisa masuk ke kelas masing masing sekarang." ucap Aldo mempersilahkan.
"Oh iya satu lagi, saat kalian udah berada dikelas, nanti akan ada beberapa anggota OSIS yang bimbing kalian sementara, sebelum wali kelas kalian diputuskan, ngerti?" sambung Aldo lalu berucap terimakasih dan pergi bersama anggota OSIS lainnya.
"Yaudah yuk kekelas masing masing. Kita ketemu pas istirahat aja ya. Ntar kita cowok cowok jemput kalian ke kelas kalian deh." tutur Nathan dan Bima hanya mengangguk.
"Yaudah kita duluan ya, yuk Van, Bell." dan para gadis pun berjalan meninggalkan Nathan dan Bima yang menatap mereka menjauh.
"Kita juga kekelas yuk." Nathan menarik kerah baju Bima secara paksa yang masih tidak mau jauh jauh dari Nana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan dan Vania[END]
Novela JuvenilDon't judge a book by its cover Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita saya🙏 Cerita kedua sih sebenernya, karena yang pertama "cinta 100 hari" saya berubah pikiran. Akhirnya bikin lagi dan hasilnya ini deh hehehe. Maaf jika ada t...