Rintik-rintik air yang mengetuk jendela ruang kantor Sena menyadarkan wanita itu bahwa hujan yang turun semakin lebat.
Ia meletakkan bolpoin yang dari tadi ia pakai untuk mencatat beberapa file milik pasien yang ia tangani hari ini.
"Kenapa akhir-akhir ini hujan turun dengan sangat lebat ya? bukankah seharusnya sekarang musim panas? Ahhh cuaca benar-benar tidak bisa diprediksi." Seniornya yang sedang memberikan sebuah map coklat untuknya menggerutu.
Sena tersenyum kecil dan merapihkan hasil lab pasiennya. Jari lentiknya itu satu persatu memilih dokumen yang akan ia arsipkan.
"Ada titipan untukmu."
"Dari siapa?"
"Dokter Yoongi." Sena pun mengangguk, dan membuka map coklat tersebut.
"Sena, kau tidak ingin makan siang?" Sena mendongakan kepala nya dan menggeleng sebagai jawabannya.
"Tidak Hana Sunbaenim. Aku masih ada pasien satu lagi, duluan saja."
"Yahhh, kau terlalu bekerja keras. Kalau begitu baiklah, aku duluan." Wanita bernama Hana itu akhirnya pergi meninggalkan ruangan mereka. Tak lama setelah Hana keluar, pintu ruangannya diketuk oleh seseorang.
"Masuk." Jawab Sena tanpa mengalihkan pandangannya pada dokumen yang ia susun tadi.
"Noona!"
"Oh, Jungkook." Sena tersenyum pada lelaki yang memakai baju Baseball dan topi putih yang dipakai terbalik itu.
Ia memeluk Jungkook, wangi khas Joonhyung menyapa indra penciumannya. Hatinya kembali perih, namun senyuman Jungkook saat ia menyerahkan seikat bunga kecil-kecil berwarna putih padanya membuat ia tersenyum.
"Gomawo." Sena mengambil bunga yang sudah agak layu diatas mejanya dan menggantikan dengan bunga yang Jungkook bawa. Bunga yang sudah layu itu juga bunga pemberian dari Jungkook.
Setelah pertemuan mereka beberapa bulan yang lalu, Jungkook jadi sering menemui mantan calon kakak iparnya itu.
Sena sebenarnya ingin menanyakan mengapa Jungkook jadi sering menemuinya, tetapi ia urungkan niatnya. Ia rasa diam lebih baik dari pasa mengungkit luka masa lalu.
Dan menurut Sena, Jungkook yang dua tahun lebih muda darinya itu tidak pernah berubah. Ia tetap hangat dan lucu. Yang berubah hanya... hanya bentuk tubuhnya yang cukup berotot.
Dan juga, laki-laki itu selalu membawa bunga yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
Bunga kecil-kecil berwarna putih itu yang ia tau belakangan ini bernama bunga Queen Anne's Lace atau Wild Carrot yang beberapa bulan ini selalu terlihat dimeja kerjanya.
Ketika ditanya mengapa ia terus-terusan membawa bunga, Jungkook hanya tersenyum. Tidak pernah menjawab pertanyaan simple Sena itu.
Wangi dari bunga tersebut juga cukup menenangkan. Seperti bau wortel tapi tidak terlalu menusuk, dan Sena suka itu.
"Jungkook-ah, kau sudah makan siang?"
"Belum." Sena pun berdiri dan mengambil jubah putih yang menyimbolkan pekerjaannya.
"Makanlah. Bukankah kau punya maag? Jangan sampai terlambat makan." Sena pun mengajak Jungkook keluar sekalian ia menuju keruang prakteknya.
"Noona juga belum makan kan?" Tanya laki-laki itu. Sena mengangguk.
"Kalau begitu ayo makan denganku." Sena pun menghentikan langkahnya.
Ditatapnya pria yang sangat mirip dengan mantan kekasihnya itu. Terkadang, Sena enggan melihat Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
E M P T Y
FanfictionKetika aku membuka mata di pagi hari, semua jelas terasa kosong. Hatiku merasa ke kosongan. Persis seperti sebelum aku bertemu denganmu.