📍TIGA PULUH EMPAT📍

3K 136 0
                                    

Setelah pulang dari pemakamn,Rara langsung mengantarkan Daniel menuju kamarnya. Saat ini Daniel sedang tidak mau melayani tamu tamu.

"Ra.."Kata Vanilla menghampiri Rara. Vanilla baru sampai. Vanilla tidak dapat melihat Vio untuk yang terakhir kalinya.

Danielpun menoleh.

"Lo temenin Vanilla aja,gue mau mandi,"Kata Daniel. Rara pun mengangguk dan menghampiri Vanilla.

"Van..."Kata Rara dan langsung memeluk Vanilla. Vanilla pun menangis sejadi jadinya didalam pelukan Rara. Reina yang mendengarkan tangisan Vanillapun menghampirinya.

"Vanilla,udah sayang,udah,relain aja ya,ikhlas,Kak Vio udah tenang,"Kata Reina mengelus elus puncak kepalanya Vanilla.

"Hiks...Hiks... Kak Vio kenapa ninggalin Vanilla sih Kak Rei? Vanilla sayang banget sama Kak Vio,apa jangan jangan Kak Vio nggak sayang sama Vanilla?"Kata Vanilla dan menghapus air matanya.

"Sstt nggak boleh ngomong kaya gitu sayang,sekarang kita duduk dulu ya biar kamu sedikit lebih tenang,"Jawab Reina. Vanilla pun mengangguk. Lalu,mereka duduk dipelataran rumah tersebut.

"Gue ambilin minum dulu ya."Kata Rara dan beranjak pergi menuju dapur. Ia pun mengambilkan Vanilla air putih dan membawanya kepada Vanilla. Vanilla pun mengambil air tersebut dan meminumnya.

"Gimana bisa sih Kak Vio keluar dari RSJ tanpa sepengetahuan petugas? Kan disana penjagaannya ketat banget!"Tanya Vanilla saat sudah sedikit tenang.

"Jadi begini. Waktu itu,Vio udah mulai mendapatkan jiwanya kembali,dia sudah ingat semuanya. Lalu,saat dia bangun dia bingung kenapa dia bisa ada di RSJ terus diapun berjalan keluar. Saat diluar,dia ketemu sama Suster yang ngerawat dia,Suster tersebut heran melihat Kak Vio jalan santai keluar RSJ. Suster itupun mengejarnya dan Kak Vio bilang kalau dia udah inget semuanya,dia ingin cepat pulang katanya dia pengen ketemu sama Papa dan yang lainnya. Terus Suster itu cek keadaannya Kak Vio ternyata benar,"

"Terus?"Tanya Vanilla saat Reina berhenti berbicara.

"Terus Suster tersebut nawarin buat nganterin Kak Vio pulang namun Kak Vio nolak,katanya dia pengen memberikan kejutan kepada seluruh anggota keluarganya. Suster itu menolaknya namun Kak Vio terus membujuknya. Saat Suster tersebut lengah,Kak Vio lari dan Suster itupun langsung mengejar Kak Vio. Kak Vio lari kejalanan dan dia nggak liat liat waktu nyebarang. Waktu itu ada truk kontainer tengah melaju dengan kecepatan tinggi dan akhirnya menabrak Kak Vio. Kak Vio terpelanting jauhh banget. Suster itu teriak dan menghampiri Kak Vio,"Reina lagi lagi menjeda kalimatnya. Dia menarik napas dan mengusap air matanya.

"Keadaan nya waktu itu parah banget. Hidung,telinga,mulut,kening,tangan,dan kakinya mengeluarkan darah. Terus dia sempat dibawa ke Rumah Sakit biasa. Namun,tuhan berkehendak lain. Nyawa Kak Vio tak terselamatkan akibat tulang rusuknya patah dan menusuk paru parunya sendiri sehingga paru parunya itu mengeluarkan darah. Begitulah kronologisnya."Kata Reina.

Vanilla dan Rara terdiam mendengarkan penjelasan dari Reina.

"Ya ampun... Jadi semalem Kak Vio udah nemuin jiwanya dan kepengen pulang?"Lirih Vanilla. Reina mengangguk.

Bruk!!

Vanilla pingsan di pahanya Rara. Semuanya menjadi panik.

"Kak,Vanilla pingsan!!"Kata Rara.

"Ya tuhan! Sekarang Kakak ambil bantal sama minyak angin dulu,kamu coba bangunin dia ya!"Jawab Kak Reina dan berlari mengambil bantal dan minyak angin. Setelah itu,kepala Vanilla diletakan di bantal tersebut dan dihidungnya didekatkan minyak angin tersebut.

"Van,bangun,jangan kaya gini dong!"Kata Rara yang kini tengah menangis lagi.

"Vanilla sayang,bangun dek bangun!"Kata Kak Reina lagi.

RAQUELLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang