Chapter 33

238 26 19
                                    

"Ya, halo Sam?" Ujar Autumn

"Ini Bunda, bukan Summer" sahut suara di sebrang sana

Alis gadis itu menyatu, "Oh ya, ada apa?"

"Autumn maaf bunda menelponmu ketika kamu hendak sidang, tapi ini penting" terdengar helaan nafas berat dan isakan kecil di ujung sana, "Adikmu, Summer, sudah tiada"

Summer meninggal....

Hatinya teriris mendengar ucapan sang tante kemarin siang. Autumn merasakan dirinya hancur menjadi miliaran keping

Tanpa ada angin, tanpa ada hujan, tanpa meninggalkan tanda-tanda, Summer kini sudah tenang bersama dengan orang tua mereka diatas sana.

Adiknya, yang dulu pernah ia sia-siakan selama empat tahun lamanya memilih pergi menyusul kedua orangtua mereka..
Rasanya jauh lebih menyakitkan dibanding melepaskan cinta-nya dulu.

Dan saat ini ia sadar, cinta-nya untuk sang adik jauh lebih besar dibanding untuk sang musim dingin.

Saat ini, ribuan kalimat perandaian terlintas di benak gadis berusia 20 tahun itu.

Seandainya dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama adiknya.
Seandainya dia menerima ajakan sang adik ketika Summer mengajaknya untuk menemuinya kala itu.
Seandainya dia tidak terpisah oleh jutaan ribu kilometer dari sang adik.

Dan saat ini juga, ia merutuki dirinya sendiri karna memilih mendaftarkan diri dalam Universitas yang letaknya bersebrangan benua dengan Indonesia.
Ia merutuki dirinya sendiri karna terlalu terpuruk dalam ke-patah-hati-annya.
Ia merutuki dirinya sendiri yang selalu menyibukkan diri dengan belajar dan bekerja untuk melupakan sakit hatinya sehingga membuat jarak antara dia dan adiknya semakin merenggang.

Dan ia tidak akan kembali melakukan kesalahan dengan tidak mendatangi pemakaman sang adik seperti ia melewatkan pemakaman kedua orang tuanya.
Tidak. Dia tidak akan melakukan itu.
Dia akan berada disisi sang adik ketika ia sudah berada di peristirahatan terakhirnya.

Dengan entah bagaimana caranya, Kenji berhasil mendapatkan tiket pesawat ke Indonesia siang kemarin.

Gadis itu melangkah menyusuri makam demi makam sembari membawa satu tangkai mawar putih. Matanya memerah karna terlalu banyak menangis.

Hujan turun rintik-rintik, seolah langit ikut berduka cita dengannya.
Gadis itu membiarkan angin menerpa rambutnya yang kala itu ia biarkan tergerai, ia terus melangkah menuju makam yang tampak di kerubungi oleh banyak orang. Menuju makam adiknya.

Semua orang menoleh ketika mendengar langkah kaki Autumn, gadis itu bisa melihat sebagian besar orang yang datang di upacara pemakaman adiknya.
Ia bisa melihat kehadiran para penghuni kost yang sudah tidak pernah dilihatnya lagi semenjak ia meninggalkan Indonesia. Juga teman-teman dekat adiknya yang tampak terpukul.

Semua orang memberikan akses untuknya mendekati makam. Summer dimakamkan persis disebelah makam sang ibu.

Gadis itu berlutut, tidak perduli jika lutut atau bahkan gaun hitamnya kotor terkena tanah, ia berusaha menahan tangis, ia berusaha tersenyum dikala airmatanya jatuh.

Ia mengusap nisan yang bertuliskan nama Summer P. Kanadie dengan tangan gemetar.
Jadi disinilah adiknya berada sekarang. Gadis itu tergugu lalu membuka suaranya

WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang