"apa maksudmu? " aku bertanya bingung sendiri saat ia berkata seperti itu.
Ia hanya tersenyum dengan wajah pucatnya itu.
"ya, pacar aku sekarang ada disini, disamping aku, dan yang sedang menatapku dengan cemas" Andrian menggenggam tanganku dengan tangan lemahnya itu.
"aku? Aku bukan pacarmu. Pacarmu itu Sharon" aku menitikan air mata.
"shhh.. Apa maksudmu? Aku bahkan belum pernah menyatakan cinta padanya" sekarang malah Andrian yang begitu bingung.
"ini sulit untuk dijelaskan sekarang. Lebih baik kau istirahat saja" aku pergi meninggalkan Andrian.
Meskipun, Andrian masih tampak bingung, aku belum siap untuk menceritakan padanya.Kurasa sudah lumayan jauh dari kamar Andrian, aku menghentikan langkah kakiku dan mulai duduk di salah satu kursi rumah sakit.
Ya Tuhan, apa ini? Apa Engkau mempermainkanku? Ini benar-benar tidak lucu! Setelah Kau buat dia lupa, lalu dia ingat kembali. Lalu apalagi yang Kau rencanakan? Batinku terus berteriak."Permisi, apa kau walinya mr.Andrian?" seorang suster menghampiriku
"ah, iya. " aku langsung berdiri dan menghapus air mataku.
"hm, silahkan isi administrasinya. Dan Andrian sudah boleh pulang" kata suster itu.
"apa? Mengapa cepat sekali? Dan lagi Andrian kan baru sadar" aku terkejut, bagaimana bisa Andrian pulang setelah baru saja ia siuman.
"hm, karena mr. Andrian sendiri yang meminta. Dan dia ingin dirawat dirumah saja" jelas suster tersebut.
"oh begitu. Baiklah. Terimakasih" kata ku, dan suster tersebut pergi.Setelah selesai mengurus administrasi Andrian, aku masuk ke dalam kamar Andrian, dan benar saja ia sudah mengemasi barang-barangnya.
"mengapa kau ingin pulang? Padahal kondisi mu belum begitu baik" aku protes kepadanya.
"ya, memang belum baik. Karena aku ingin kau yang merawatku dirumah" Andrian berdiri berjalan menghampiriku dan memelukku.
Aku hanya terdiam.
"baiklah. Ayo kita pergi" Andrian begitu berani dan menggenggam tanganku. Entah mengapa, aku begitu menurut kepadanya.
"kita naik taksi saja ya" kata Andrian, aku mengangguk. Dan Andrian membukakan pintu untukku.
"apa kau baik-baik saja? " tanyaku melihat Andrian yang begitu aktif.
"sebenarnya aku sangat sakit" bisik Andrian. Mataku terbelalak dan langsung memegang tangan Andrian.
"bagian mana yang sakit? Kalau sakit, mengapa kau ingin pulang? Kita balik saja ke rumah sakit" aku begitu cemas setelah dia bilang, bahwa dia sakit.
"hahahah.. Jangan dong. Aku hanya ingin kau yang merawatku" kata Andrian mengacak-acak rambutku.
"ini tidak lucu. Apa yang kau tertawakan? " aku cemberut dan melepaskan tanganku.
"ayolah. Aku hanya bercanda. Wajahmu lucu saat kau cemas" Andrian mencoba membujukku.
Taksinya pun berhenti karena sudah sampai didepan rumah Andrian. Aku langsung keluar dan mencoba menyebrang jalan ke apartement ku.
Namun, langkahku terhenti saat mendengar suara lirih Andrian, seketika aku menoleh. Dan melihat Andrian terduduk ditepi jalan.
"Andriiiaan" teriakku dan langsung menghampiri nya.
"kau kenapa? Apa ini bercanda? Ini benar-benar tidak lucu. Ayolah" aku begitu mencemaskannya. Namun, Andrian tidak menjawab, ia tetap memegang kepalanya dan merintih kesakitan.
"sini ku bantu" aku membantunya berdiri dan menopangnya berjalan.
"passwordnya" Andrian menekan beberapa angka.
Aku menopangnya hingga ke kamar, dan mendudukannya di tepi tempat tidurnya.
"hey" Andrian memanggilku lembut dan menarik tanganku, membuatku semakin dekat dengannya.
Aku hanya melihat matanya.
"apa yang terjadi sebenarnya? Mengapa aku seperti tidak tahu apa-apa? " tanya Andrian dengan nada sedih.
"Andrian, aku janji saat kau sudah membaik, akan kuceritakan semuanya" kini wajahku benar-benar dekat dengannya.
Andrian memelukku.
"sebaiknya kau istirahat dulu, aku akan buatkan makanan untukmu" aku membaringkan Andrian ditempat tidur dan menyelimutinya. setelah itu, aku pergi ke dapur Andrian dan melihat isi kulkasnya. Benar saja, masih penuh dengan bahan makanan. Sepertinya ia jarang sekali makan dirumah.
Aku mengeluarkan bahan-bahan yang akan ku masak. Sepertinya, ini sudah lebih dari cukup, aku menjadikan bahan-bahan yang ada dikulkas menjadi makanan, dan itu banyak sekali. Aku tata dengan rapi diatas meja makannya Andrian. Aku pergi ke kamar Andrian untuk mengajaknya makan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My lovely teacher [COMPLETE]
RomanceCinta tidak pernah salah dalam memilih soulmatenya. Dia dan aku terpaut jarak usia yang bisa disebut lumayan lah, umurku yang masih 17 tahun mencintai dia yang umurnya 23 tahun. Ya, aku masih seorang siswi SMA, dan dia adalah guru magang yang mengaj...