Saat mereka sampai di ruang keluarga, Sasuke telah duduk di sofa sambil menonton TV.
Naruto memandang Sasuke, muridnya itu memang terlihat fokus menonton TV, tapi dia tau, bahwa sebenarnya fikiran Sasuke telah lama melanglang buana entah kemana.
Walaupun hanya sedikit ekspresi yang di tunjukkan oleh Sasuke, Naruto tau kalau Sasuke masih kesal, entah karena apa.
Naruto mengedikkan bahunya tak perduli sebelum menghempaskan tubuhnya di samping sang Uchiha bungsu, di ikuti sang Uchiha sulung yang mendudukan diri di sampingnya. Jadi Naruto terhimpit antara Sasuke dan Itachi.
Sasuke tersentak saat merasa beban di sofa yang di dudukinya bertambah, wajahnya sedikit memerah malu saat tau di sebelahnya ada Naruto, namun menjadi keruh lagi saat melihat di samping Naruto ada Itachi yang menyandarkan kepalanya di bahu lebar Naruto. Sialan!!
"Jadi Naru, kenapa kau bisa pulang dengan Sasuke ??" tanya Itachi membuka suara.
"Umm, mulai hari ini aku mengajar di sekolah Sasuke." Balas Naruto singkat.
"Lalu ??" tanya Itachi meminta penjelasan yang lebih.
"Ya saat aku melihat Sasuke terlihat kesal di gerbang, aku memutuskan mengantarnya pulang karena kau dan dia mirip jadi ku tebak dia adikmu, jadi tadak masalah aku mengantarnya pulang sekaligus berkunjung kan ??" jelas Naruto lagi saat melihat kilat ketidak puasan di mata onyx Itachi. Itachi terdiam.
"Iya, kau benar, hari ini harusnya aku menjemput Sasuke, sepertinya aku melupakanya" jawab Itachi dengan innocent.
Sasuke menatap kakanya dengan kesal.
"Dasar baka aniki" ketus Sasuke. Itachi memandang sasuke dengan mata (Pura-pura) menyesal."Gomenasai Sasuke, aku sangat kelelahan tadi." ucap Itachi, Sasuke bergidik melihat kakaknya yang OOC itu. Bagaimana mungkin pemuda yang biasanya kalem dan tenang itu bisa berubah menjadi selebay ini.
Apa karena ada pemuda pirang itu di rumahnya ?? Mungkin iya.
Well sebenarnya Sasuke pun 'sedikit' senang ingat hanya sedikit karena Naruto ada di rumahnya, itu tandanya ia bisa berlama-lama memandang wajah tampan pemuda pirang itu. Ya kan ??
Namun di sisi lain ia kesal karena Itachi selalu saja nemplok pada Naruto, jadi kapan bagiannya ??
Sasuke mengalihkan tatapanya lagi pada TV yg sedari tadi di campakan.
"Ne Naru mau minum apa ??" tanya Itachi.
"Jus jeruk saja kalau ada." balas Naruto. Itachi mengangguk.
"Baiklah.." jawab Itachi sebelum berlalu menuju dapur untuk Naruto.
Naruto mengalihkan pandanganya pada Sasuke.
"Kau kenapa 'Suke ??" tanya Naruto dengan dahi berkerut menatap Sasuke. Sasuke tersentak, ia mengalihkan tatapanya pada Naruto, lalu menggeleng.
"Aku tidak kenapa-napa Dobe-sensei" jawab Sasuke datar.
Sebenarnya ia sedang mengontrol detak jantungnya yang menggebu-gebu karena Naruto terus saja memandangnya dengan intens.
"Do-Dobe ??" beo Naruto tak percaya, ia menatap Sasuke kesal.
"Jaga ucapanmu Teme-Chan, seharusnya kau tidak memanggil Sensei-mu dengan sebutan Dobe." Sasuke menyeringai melihat Naruto kesal.
Wajah dengan dahi berkerut dan pipi yang sedikit menggembung itu membuat wajah bergores kumis kucing Naruto terlihat menggemaskan di matanya.
Namun tak ayal semburat kemerahan terlihat di pipinya saat mendengar Naruto memanggilnya (mengejek sebenarnya) dengan embel-embel 'Chan'.
"Ini sudah di luar jam sekolah Dobe-nii" ucap Sasuke.
Jika Naruto seumuran dengan kakaknya, maka benarkan kalau ia harus memanggil Naruto dengan panggilannya Nii-san ??
Iyain aja deh biar cepet.
Apa maksudmu ??
Bukan apa-apa kok Sas.
Kau mencoba membodohiku Author buluk.
Ya Tuhan kenapa kau slalu menuduhku yang tidak-tidak Sas.
Wajahmu menggambarkan semulanya bodoh.
Apa kau bilang ?? Aku bodoh? Kau tidak ingin berkaca Uchiha-san.
Aku melihat kesempurnaan Kyuufi-san. Uchiha di takdirkan dengan kesempurnaan. Apa kau sendiri tidak ingin berkaca ??
Jika kau lupa, aku yang menulis ceritanya Uchiha-san, aku bisa saja membuat Uchiha-mu tidak sempurna.
Kau tidak akan melakukannya.
Tentu aku akan melakukannya, kecuali jika kau mau menjadi Chara yang manis.
Dalam mimpimu.
Oh bagaimana jika ku buat kau tak akan bisa bersatu dengan Naruto.
Aku akan membunuhmu.
Bagus, jadilah Chara yang penurut.
SIALAN!!
P.S: Abaikan percakapan tidak bermutu antara penulis dan Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
WATTASHIDAKE
Fiksi PenggemarCinta pandangan pertama Omong kosong macam apa itu. Sasuke tidak percaya hal seperti itu. Tapi bagaimana jika ia benar-benar mengalaminya. Pada Uzumaki Naruto, guru olahraga barunya di sekolah ?? "Aku tidak mau tau dia akan jadi milikku." Bagaiman...