Negosiasi

14K 1.5K 28
                                    

Asha berjalan mondar mandir di toilet khusus cewek untuk menenangkan kegalauannya. saat ini ia sedang panik. Kepanikannya justru lebih parah daripada ketika ia akan maju ujian pendadaran beberapa waktu yang lalu.

Pak Hartono bersikeras untuk membawa pulang kembali skripsi Asha. Dan jalan satu - satunya agar skripsian tercinta itu kembali ke tangannya dengan selamat, sehat, dan sentausa adalah dengan meminta bantuan Reva.

Asha mengeluarkan ponselnya. Kalau tidak salah, tadi pagi ada pesan wa dari nomor tak dikenal masuk ke ponselnya.
Asha melihat kembali deretan pesan yang ia terima hari ini. Dan mendapati wa dari seseorang dengan foto profil setangkai mawar berwarna hijau.

Asha manyun. Cowo lebay. Pasang foto profil kok bunga. Dan Asha semakin kesal karena Reva menjulukinya xena warrior princess. Apa pula ini?

Namun jika Asha ingat kejadian kemarin, Asha jadi ingin mengurungkan niatnya untuk bertemu Reva. Bagaimana ia bisa bertemu muka dengan Reva, kecuali Asha sudah putus urat malunya. Sayangnya keadaan emergency membuat Asha harus berurusan kembali dengan lelaki yang sebenarnya tidak ingin ia jumpai untuk yang kedua kali.

കകകകകക

Telepon dari ayahnya membuat Reva kembali menjejakkan kakinya di kampus fakultas Ekonomi. Entah apa maksud ayahnya untuk memintanya membawa pulang lagi skripsi milik Ipaasha Tierra.

Reva nyengir, si pemilik nama itu tidak semanis namanya. Wajah manisnya seperti serigala berbulu domba alias si dewi pembawa sial. Yang membuat kesal, Asha sudah membuat Reva terjebak kesialan selama dua hari berturut - turut.

Ketika Reva sedang berjalan ke kantor ayahnya, ponselnya pun bergetar.

Xena warrior princess : bisakah kita bertemu sebelum kamu membawa pulang skripsiku? Please....

Reva tersenyum geli. Tak tahu harus marah ataukah tertawa. Kata- kata terakhir di pesannya terdengar manis.

Please?

Reva pun segera membalas pesan Asha. Sebenarnya ia ingin membalas perbuatan Asha kemarin. Tapi karena Reva malas membawa pulang kembali jilidan skripsi milik Asha, maka ia pun harus membantu Asha lolos dari kejahilan ayahnya.

കകകകകക


Asha berharap - harap cemas. Ya takut, ya grogi, ya bingung. Ia berusaha memberanikan hatinya untuk bertemu Reva. Asha sampai terkaget- kaget ketika bunyi ponsel berdenting. Sebuah pesan wa masuk.

Pak Hartono Jr : ok. Temui aku di kantin bawah tangga belakang kantor ayah.

Sekali lagi Asha mondar - mandir di toilet sambil merapalkan doa. Semoga ia berani bertemu dengan Reva.

Asha menarik nafas panjang sebelum membuka pintu toilet. Dengan langkah pelan - pelan Asha berjalan menuju ke kantin. Ia berharap tempat itu sangat jauh, supaya Asha tidak segera sampai di kantin dan bertemu dengan Reva. Padahal jarak ke kantin dengan toilet hanya 50 langkah.

Asha sampai di kantin dan celingak - celinguk di depan pintu. Ada rasa ragu menjalari hatinya. Asha melangkah mundur berusaha menjauhi kantin. Dan Asha memekik kaget, ketika sebuah tepukkan tiba- tiba mendarat di bahunya.

"Kok nggak jadi masuk."

Asha menoleh dan melihat Reva sudah berdiri dibelakangnya dengan seringai lebar. Tiba - tiba Asha merasa tidak enak. Rasanya ingin balik kanan maju jalan saja meninggalkan Reva seperti yang ia lakukan kemarin sore.

Oh No...! (Telah Selesai Direvisi/tamat)🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang