part 6: Bryan : Gue nunggu elo!

25 2 0
                                    

"via gue mau bicara" Bryan setengah berlari mengejar trivia. Ia mencoba meraih tangan trivia namun trivia selalu berhasil mengelak. "Please vi, pasti Ada salah paham. Gue mau minta maaf." Trivia tetap berjalan dengan cepat. Fikiran trivia bagaimana Cara melepaskan diri dari Bryan. "Cukup trivia! Berhenti! Gue nunggu elo!". Dengan Nada tinggi dan tegas Bryan setengah bertriak. Trivia yang kaget terhenti langkah nya. Ia masih berfikir dan menerka-nerka apa maksut perkataan Bryan. Ia mematung dan terdiam. Pikirannya kesana kemari tidak jelas arah nya. Tiba-tiba tangannya ditarik oleh Bryan ke arah Mobil Bryan. Bryan pun memacu kencang mobilnya ke arah puncak Bogor.

"Kak Bryan, aku mau kuliah. Kemarin aku udah engak kuliah."

"Biar." Jawab Bryan singkat.
********
"Ini dimana?"
"Ini villa gue."
Mereka berdua tiba disebuah villa yang sangat indah, dingin, dan mempunyai pemandangan yang sangat sangat indah karena sebagian menghadap ke langit sore.
"Ayo ikut gue ke atas. Ada yang perlu gue omongin."
"Kemana? Keataas mana?"
"Udah diem ikut aja bawel." Kata Bryan sambil mencubit pipi trivia. Bryan pun mengandeng tangan trivia dan menuntunnya ke balkon yang menghadap langsung dengan perbukitan dan mempunyai view matahari terbenam. Mata Trivia pun tak henti hentinya menelusuri setiap senti keindahan yang Ada di sekelilingnya. Sejenak ia melupakan segala kenangan buruk dan rasa sakit yang dialaminya.

"Wow gilak, indah banget. Tempatku aja engak seindah ini." Kata trivia sambil memejamkan Mata dan menghirup udara sebanyak banyak nya. Tangannya pun membuka selebar lebarnya. Tiba tiba dari belakang Bryan memeluk trivia dan mencium pipi trivia dengan lembut. Seketika trivia reflek membuka Mata dan memegangi tangan Bryan yang Ada di perutnya. "Kak Bryan, apa yang kakak lakuin?"

"Gue sayang sama elo via. Gue sayang. Dari dulu gue tertarik sama elo. Tapi gue ragu elo juga tertarik sama gue. Pas gue tau elo ternyata suka sama gue, dimalam perpisahan Saat elo nyanyiin lagu buat gue. Gue tambah yakin. N mau bilang suka ke elo. Tapi Saat gue mau ngomong gue suka sama elo, elo udah sama Rino. Gue bisa apa?" Trivia hanya bisa terdiam mendengar kata kata Bryan, dirinya seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi.

"Lalu, Cewek itu..."

"Dia Cewek gue..." bryan berbicara pelan sambil menunduk dibahu trivia.

"Jadi bener... lalu tadi..."

"Mereka semua bilang kami pasangan serasi. Kami berada di Kelas dan ruangan yang sama. Dia mendekati aku. Lalu kami pun seakan-akan berpacaran. Entah mengapa bisa aku hanya diam saja dengan semua yang terjadi. Dia menyatakan jika dia suka. Lalu kami pun seakan-akan mempunyai hubungan sejak Saat itu. Aku gak pernah bilang 'iya' ataupun bilang 'suka'." Cerita Bryan masih terus memeluk trivia. Trivia pun hanya pasrah dan mendengar kan dengan seksama cerita bryan. "Gue memang pacar dia. Tapi entah apa sebutan hubungan ini. Dan Saat gue tau elo kuliah disini gue coba dari awal lagi deketin elo. Mulai dari ospek. Malam ospek ketika gue nyanyiin lagu yang elo nyanyiin buat gue. Saat temen gue Denis, gue suruh buat Bantu nyimgkirin temen loe agar gue bisa deketin elo. Saat gue berusaha nyatain ke elo bahwa gue suka. Saat gue berjalan ke arah elo dan gue nyambut elo. Dan Saat yang sama Tania datang dan elo berlari pergi. Saat itu hati gue juga sehancur hati loe. Gue mau ngejar elo. Tapi disaat yang sama tangan gue terpaku sama Tania."

"Jadi.. jadi.. " kata trivia terbata-bata mencoba mengingat kembali semua kenangan yang kemarin terlalui.

"Elo kira ngapain semester 5, ke Kelas anak semester 1, ikut ujian dan nyediain kursi kosong?"

"Jadi.. ehh itu..." trivia terbata-bata, kali ini ia tersenyum manis. Mukanya memerah. Ia mencoba mengingat ingat apa yang ia lalui selama ini, Saat ia mulai masuk kuliah.
Pikirannya, hatinya, jiwanya seakan melayang-layang terbang bersama indahnya sore itu.

BRAKKKKKKKKK.............
"Dasar Cewek ganjen murahan!!"

Mata Ketiga CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang