pertemuan...

7 0 0
                                    

Aku tak pernah menyangka jika hidupku harus mengalami situasi yang akan memporak-porandakan segalanya. Hari-hari yang aku jalani sebelumnya walaupun tenang namun tak dapat dikatakan membosankan. Sudah 2 tahun aku bekerja di sebuah perusahaan ekspedisi nasional, karirku cukup baik mengingat dalam waktu 2 tahun aku sudah memiliki posisi yang cukup penting di perusahaanku. Aku memiliki banyak teman dari berbagai type, hal ini disebabkan oleh sifatku yang supel dan tidak memilih untuk berteman. Untuk menghilangkan penat dan stres, disaat libur kerja ataupun cuti, liburan didalam kota maupun luar kota rutin kujalani bersama teman-teman ku. Seperti hari itu, aku bersama ketiga sahabatku Irene, Kiara dan putri, kami mengambil cuti bersama untuk liburan ke bali. Cuti yang sudah kami rencanakan sejak 3 bulan yang lalu.
"Tiketnya udah di save kan? Tar gak ada jaringan malah gak bisa buka dari email.." Kiara bertanya sembari menyeret kopernya menuju taksi yang sudah kami pesan melalui telepon. Kami janjian berkumpul di rumah irene untuk berangkat bersama menuju bandara.
"Udah, lagian mana mungkin di bandara gak ada signal, emang lu pikir bandara di hutan apa?" Irene berdecak menjawab Kiara yang dianggapnya absurd.
"Jaga-jaga ajalah.. kali aja signalnya ilang digondol tuyul..."sergah Kiara cengengesan.
Kami tiba di bandara 2 jam sebelum jadwal keberangkatan, kali ini Kiara yang bertugas melakukan check-in. Aku sibuk mengutak-atik hp menghilangkan kebosanan menunggu jadwal keberangkatan begitupula Irene dan putri ketika Kiara tergopoh-gopoh menghampiri kami dengan panik.
"Ta, tiket lu masalah Ni.." ujarnya panik kepadaku
"What?? Masalah gimana?" Aku menatapnya bingung.
"Tiket lu gak terdaftar di maskapainya.. yuk, temenin gw.. GW mw ke kantor maskapainya di lantai 2" ajaknya sembari menarik tanganku.
Setelah berdebat panjang lebar dan bolak balik telepon ke customer service pihak travel online tempat kami memesan tiket, akhirnya aku bisa berangkat meski dengan 3 jam selisih penerbangan dengan ketiga sahabatku.
"Udah gpp... Kalian duluan aja.. GW nyusul.. tar kalo udah nyampe, lgsg aja ke hotel." Ujarku menenangkan Kiara yg masih mengomel panjang.
Ketiga sahabatku pun berangkat dengan tampang masam meski aku mengiringi mereka dengan senyum menenangkan. Aku menghela nafas panjang, masih ada 3 jam lagi dan aku sudah bosan bermain dengan hpku.
"Permisi, boleh duduk di sini? Kosong kan?" Aku mendongak ke arah suara itu dan mengangguk sebagai jawaban.
"Thanks..." Ujarnya lagi sembari tersenyum. Senyum yang manis, tampangnya juga gak kalah manis, pikirku dalam hati.
"Ke Bali juga?" Tanyanya memulai percakapan.
"Iya.." jawabku singkat.
"Sama dong... Kenalin nih nama GW Tirta..." Dia mengulurkan tangannya masih dengan senyum manis yang tersungging dan segera ku balas.
"Rasta..." Balasku
"Nama kita mirip y.. sama2 ada 'ta' nya..." Seru nya tertawa. Tawa yang renyah membuatku tersenyum.
3 jam penantian rasanya tidak terasa, aku merasa cukup beruntung ada teman mengobrol. Tirta tipe yang sama denganku, supel dan mudah berteman dan dia sungguh humoris, ada2 saja yang jadi bahan tertawaan olehnya. Syukurnya lagi kami satu penerbangan, dan Dy berjanji mengantarkan aku ke hotel tempat ketiga sahabatku menunggu. Itulah pertemuan pertama kami, pertemuan yang manis. Aku tak pernah punya prasangka apapun terhadap pertemuan kami tersebut, pertemuan yang menjadi awal mula perubahan drastis dalam hidupku.

"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang