OPUS / Just For Tonight [ NamJin ]

Dokunmak [ Sentuhan ]

Joonie?

[ Yes ]

Are you here?

[ Yes! ]

This is stupid!

[ No! I'm here! ]

Haaaah! Masih tidak ada tanda. Apa itu hanya sekedar bunga tidur.

[ Ini nyata Jin. Please, you need to work this out ]

Lebih baik aku pergi sekarang.

[ Tidak! Jangan! Aku disini. Jangan! ]

[ BLAM! ]

**************************

Dari kenangan pahit yang tidak sengaja terlupakan. Menciptakan kenangan manis yang harus di lupakan. - Unknown

Jin POV
↓

↓

"Jin Hyung!" Seseorang memanggilku.

"Jayhop!!! Apa yang kau lakukan disini?"

"Kabur Hyung".

"Dari?"

"Satpol PP. Aku bolos sekolah".

"Ya! Kau sudah kelas 3 SMA! Hentikan...!"

"Stop ceramah nya Hyung" Ucap J-Hope cepat sambil berlari menjauh ketika tahu bahwa salah satu petugas sudah menemukannya. Sebelum menjauh dia menitipkan sesuatu ke tangan ku.

Tubuh J Hope belum menghilang dari pandanganku. Salah satu staff satpol pp sudah menanggap nya. Dan mulai menyeretnya.

"Jaga Ipod ku dan jangan dengar track nomor tujuh!" Teriak J Hope dari kejahuan.

Aku hanya menggeleng kan kepala. Track number 7? Ada dengan track ini? Lebih baik aku pulang. Aku lapar.

*******
*******
****

Malam ini terasa sangat tenang. Aku hampir lupa akan rasa penasaran tadi. Dengan cepat aku langsung membongkar isi tas dan menemukan apa yang aku cari.

[ Turn On ] Aku mengidupkan Ipod milik Jhope.

Kebetulan. Track nomor 7 langsung ada di depan layar. [ PLAY ]

Nada awal nya begitu ringan. 9 menit? Lama juga. Aku rasa ini hanya instrument lagu. Electronic dance? With bass?

Hm... Apa karena aku baru makan? Aku jadi ngantuk. Sangat mengan... tuk

[ BLAM! ]

Hn? Itu suara pintu di banting?

"Jin?"

Hah siapa? Badan ku sangat lemas, aku tidak bisa menggerakan tubuhku.

Tiba tiba aku merasakan sesorang meraih tubuhku.

"Akhirnya! Kita bisa bertemu lagi. Aku merindukan mu". Ucapnya sambil memeluk ku erat.

Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia membelakangi lampu kamarku.

Eh? Ini bukan langit langit kamarku.

"Apa yang kau pikirkan? Jangan kerutkan keningmu". Ucapnya berlahan sambil mengelus dahi ku, lalu menduduki ku di sebuah kursi.