31

2K 77 4
                                    

Ditempat lain, Juna sedang bersantai ditemani oleh secangkir teh dan susu dimalam hari, sambil mengerjakan tugas barunya sebagai mahasiswa dikampus ternama negara Amerika.

Mata Juna menatap kosong kedepan. Terlintas sesuatu yang membuat konsentrasinya buyar.

"Rindu juga sama Indonesia. Nggak betah gue disini sendirian." keluhnya memijit pangkal hidung mancungnya.

"Apa gue balik ke Indonesia aja ya? Ngelanjutin kuliah bareng yang lainnya?" tanya Juna pada dirinya sendiri.

"Rindu sama Nathan, Bima, Nana, sama semuanya juga, termasuk Bella." sambungnya setelah menyeruput milktea yang telah ia campurkan tadi.

"Bella lagi ngapain ya sekarang?" tanyanya pada dirinya sendiri sambil garuk kepala.

Seketika Juna mengambil ponselnya yang berada dimeja lalu mencari kontak seseorang.

Tut tut tut

Tut tut tut

"Halo?" panggilan Juna sudah terhubung ke seseorang yang sedang ia telpon. Dan sudah diangkat.

"Ini siapa ya? Kok nomornya luar negeri?" tanya seseorang dibalik telpon Juna.

"Ini gue, Bim." sahut Juna tersenyum.
"Lo siapa?" tanya Bima lagi.
Ternyata seseorang yang ditelpon Juna adalah Bima sahabatnya.

"Gue Juna." timpal Juna terkekeh.
"Astaga! JUNA!! INI LO JUNA?" teriak Bima heboh saat mengetahui yang menelponnya adalah Juna.

Juna langsung menjauhkan ponselnya karena mendengar teriakan Bima.
"Lo ngomong toa banget." kekeh Juna.
"Abisnya gue seneng lo akhirnya kabarin gue. Gue kangen lo bro. Gimana kabar lo?" lirih Bima.

"Gue juga rindu sama lo. Gue baik baik aja disini. Temen temen sehat semua kan?" sambung Juna menggaruk alisnya.

"Alhamdulillah sehat semua. Pulang kek ke Indonesia. Jahat banget lo nggak pulang pulang, kayak bang toyib aja. Mentang-mentang udah tercapai kuliah jauh." sungut Bima.

"Wkwkwkwk. Apaan sih lo. Nyamain gue sama bang toyib. Iya kalau gue ada waktu luang atau liburan, gue sempetin waktu main kesana deh, janji." ucap Juna tertawa

"Gue mau beritahu, hari ini annive Nathan-Vania yang ke satu tahun. Dan kita rencana mau bikin surprise buat Vania." ujar Bima.

"Oh ya? Selamat dong. Cepet banget mensiv-nya. Perasaan baru kemaren jadian. Salamin ya buat mereka." tutur Juna mengerutkan dahinya.

"Setelah Nathan-Vania, gue sama Nana dong pastinya." timpal Bima tersenyum bangga walau tidak dilihat oleh Juna.

"Selamat deh buat kalian yang mau mensiv. Tambah langgeng ya." ucap Juna.
"Oke thanks ya Jun. Btw lo kapan nyusul sama Bella?" tanya Bima dengan nada menggoda.

"Apaan sih lo." tutur Juns tersipu.
"Bella nungguin lo tau. Gue kasihan sama dia karena sering murung kata Nana" jujur Bima.

Juna kembali menatap lurus kedepan dengan tatapan kosongnya. Mendengar Bella sering murung dikampus.

"Kok gue jadi sedih gini ya denger Bella sedih?" gumam Juna.
"Jun, udah dulu ya, lagi siap siap nih buat surprise Vania-nya." pamit Bima.

"Iya. Sukses ya surprise-nya." Juna langsung menutup ponselnya sepihak lalu meletakkan ponselnya lagi dimeja.

Juna mengusap matanya, kembali merenung. Memikirkan semuanya. Sekarang ia dilema. Jujur Juna ingin sekali menemui Bella saat ini dan memeluknya erat, melepas rindu yang telah dipendam selama ini.

Nathan dan Vania[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang