"Kau sudah di rumah?" tanya Kim, kepada Axel, puteranya saat melihat Axel sudah duduk manis di depan tv."Iya, Ma." Axel mencium pipi ibunya yang baru saja tiba. Saat ia menyadari kelakuan aneh Sean yang terus saja senyum-senyum sendiri memandangi ponselnya. "Anakmu yang satu ini kenapa, Ma? Seperti orang gila saja."
"Ah, Mama juga heran sedari tadi dia tak berhenti tersenyum dengan ponselnya."
"Aku baru saja mendapat gadis baru." jawab Sean tanpa mengangkat kepalanya sedikitpun.
"Dasar playboy! Hentikan kebiasaanmu mempermainkan wanita, kau ini sudah dewasa, sudah waktunya mencari seseorang yang benar-benar kau cintai." nasehat Kim kepada anaknya.
"Stop it, Ma. I've heard it thousand times," Sean memutar kedua bola matanya. "Nanti, jika aku sudah bosan."
"Cantik ya?" kata Sean menunjukkan foto profil seorang gadis yang ada di aplikasi chat.
Axel membelalakkan matanya terkejut melihat foto gadis yang sangat ia kenali, "Dari mana kau dapat nomornya?" tanyanya mengerutkan keningnya.
"Apa yang tak bisa kudapatkan, Ax."
"Leave her alone. Jangan coba-coba bermain dengannya!"
"Why? Apa Miley kekasihmu?"
Axel terdiam dengan pertanyaan adiknya. Memang dia bukan siapa-siapa bagi gadis itu, tapi tentu saja dirinya takkan rela jika Miley jatuh ke tangan pria playboy yang suka berganti-ganti pasangan seperti adiknya, Sean. Ia tak akan tega melihat gadis itu kembali bersedih akibat kelakuan brengsek para lelaki.
"Don't you even try, Sean!"
"Ax, kau tak bisa melarangku dekat dengan gadis manapun yang kuinginkan." jawabnya penuh kemenangan.
"Kau boleh mendekati gadis manapun, asal bukan dia." mata Axel mulai menyala namun ia masih bisa meredam emosinya.
"Sudah, sudah, sudah. Kalian ini apa-apaan, kenapa jadi memperebutkan gadis?" Kim melerai perdebatan yang terjadi diantara kakak beradik itu, "Sean, jangan macam-macam dengan gadis itu jika kau tak ingin berurusan dengan Axel. Mama tidak menyetujui kau mendekati gadis itu, apalagi jika hanya untuk bermain-main."
"Tapi, Ma..."
"No excuse!" Kim meninggalkan mereka berdua karna dirinyapun sudah begitu lelah. Ia memasuki kamarnya, di atas ranjang sudah bersandar dengan nyaman sang suami, Dave.
"Kau sudah pulang? Wajahmu terlihat letih sekali." sapa Dave menghampiri Kim yang duduk di tepi ranjang lalu mencium keningnya lembut.
"Yeah, hari ini cukup melelahkan, ditambah perdebatan kedua putra kita itu membuatku sakit kepala."
Dave memijit kepala Kim pelan namun cukup menimbulkan sensasi kenyamanan. Meskipun anak-anak sudah besar, namun keromantisan diantara mereka berdua tak pernah pudar.
"Berdebat? Memang ada apa?"
"Mereka memperebutkan gadis yang sama."
"Seriously? Sean dan Axel? Well, aku tak heran jika itu Sean, but Axel? Are you kidding me?"
"That's the reality. Uhh, teruskan sayang, kau memang paling pintar memijit."
Setelah sesi pijit memijit selesai dan Kim telah membersihkan dirinya, mereka berdua berbaring di atas ranjang sambil membicarakan anak-anak mereka yang sudah besar. Time flies so fast. Tak terasa sudah hampir tiga puluh tahun mereka membangun bahtera rumah tangga dan setiap harinya cinta diantara keduanya selalu tumbuh semakin dalam meskipun kulit mereka sudah tak sekencang dulu dan rambut sudah mulai memutih.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBLESSED LOVE (Seq. IWCBT)
RomanceAxel Abraham Smith, pengusaha bertangan dingin namun berpenampilan ketinggalan jaman dengan segala gaya berpakaiannya, berbeda dengan para pengusaha muda lainnya yang tampan, modis dan menjadi incaran banyak wanita, ia justru sama sekali bukan pilih...