PG 32 # masih sulit

800 146 31
                                    

Ps: gak bisa nunggu besok aku tuh.... Jadi sekarang ajah. Asal janji ajah Vote sama komennya😂
Tapi awas. Ini banyaj Typo. Soalnya aku malas revisi, sama, paling kalian ujubgnya penasaran lagi.

-------------------------------------------------------
Jiyeon pov.

Aku melihat bayangan ku di cermin, dan meratapi tampangku, maskara luntur dengan pipi yang memerah, dan rambut yang acak-acakan, hanya pakaian saja yang layak. Err Ya Tuhan, myungsoo pasti sebal karena menggantikan bajuku.

Eh? Tunggu? Baju?!

Argh ... ini memelukan. "Ck, aku pasti sangat kacau!"

Entah karena malu atau rasa sakit yang masih ada, perutku rasanya sangat menyakitkan. Tapi aku cegah, dengan memegang perutku, kuat.

Lalu, aku melepas semua pakaian ku, dan menyalakan shower. Lalu membiarkan diriku basah kuyup.

***

Setelah menenangkan, sembari membersihkan diri. Aku segera keluar dengan mengenakan handuk saja, karena aku lupa membawa baju ganti. Saat keluar, tepat, disana, Myungsoo sedang tertidur cukup pulas dikasur. Dan terlihat sangat kelelahan, mulutnya setengah terbuka, dan memeluk gulingnya.

Aku memanfaatkan itu, dan langsung keruangan kecantikan. Mengambil baju untuk bersiap bekerja.

Rok pensil sepanjang atas lutut berwarna cream, dengan T-shirts putih dipadukan Jeans jackets. Aku terlihat luar biasa. Dan aku memilih Flat Shoes berwarna maroon sebagai alas kaki ku.

Saat selesai memakai Riasan wajah, cukup segar sekarang.

Saat aku menuju dapur untuk membuat Cofie, Seyi tengah berbaring di Sofa dengan myung-myung disebelahnya. Dia tengah berbicara dengan myung² dan sengaja, aku tidak mendekatinya, aku rindu mendengar dia bicara. Jadi, aku mencoba mendengarkannya.

"aku juga Myung², aku juga rindu eomma. kau rindu juga, pasti... eng... Tapi Appa bilang, eomma sedang sakit. Jadi aku tak boleh mengganggu."

Aku pentur tak sadar, merasa sakit karena telah mengabaikan anakku. Membuat aku merasa, sangat amat menjadi ibu yang buruk.

Karena itu, aku mendatangi nya, dan duduk di bawah, agar aku bisa menatap Seyi langsung. Dan dia hanya menampakkan wajah Syok.

Sungguh anak yang manis.

"Eomma, apa eomma sudah sehat?" dia duduk dan menurunkan kaki, dan masih tergantung diatas.

"iya sayang..." aku menarik kakinya dan mengelitiknya, dan dia terkikik geli, lalu berusaha menarik kaki nya tapi aku menahannya. Dan dia tertawa saat aku terus mengelitik kakinya. Sedangkan myung² menggonggong senang, melihat kami.

"Eomma, ampun... Haha"

"oke, tapi dengan satu syarat. Kau harus mandi."

"Nde Komandan!"

Aku terkikik saat dia berlari kekamarnya, tapi aku ingat sesuatu. "Seyi? Apa tidak mau eomma bantu?"

"tidak eomma, aku sudah besar."

Aku tersentak mendengar seruan seyi, dan tiba-tiba Tawa keluar dari dadaku. "yah, yah, kau susah besar."

Aku menggeleng dan berjalan menuju dapur, mengeluarkan satu balok roti tawar, dan memotongnya, mencoba membuat roti bakar mentega. Dengan selai kacang dan coklat.

Memasak makan ini, sungguh praktis. Aku tidak perlu menambahkan atau memasak apapun lagi.

Saat semua roti telah ku panggang, aku mengoleskan selai diatasnya. Dan menyajikannya di tiga piring, khusus untuk Kim Myungsoo, aku menaruh dua pasang roti, agar dia tidak terlalu kelaparan nanti, setelah siap. Aku mengambil satu botol susu didalam kulkas dan menuang nya di tiga gelas. Tak lupa ku siapkan makanan untuk myung² di mengkuknya.

Magic CupcakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang