"She's really troublemaker!"
-Callesyia Ariandi-
Author POV
Caca merebahkan dirinya dikasur, mami dan papinya belum pulang dari kegiatan setiap weekend mereka, pacaran katanya.
Tangan Caca meraba sisi kasur empuknya, berharap menemukan kenyamanan lebih disana.
Sampai tangannya menemukan sesuatu berbentuk persegi, terlihat mirip sebuah kotak yang lagi-lagi dibungkus dengan kertas hitam.
Ia mengernyit bingung, bagaimana bisa kotak ini berada dikamarnya, bahkan bi Nani tak mengatakan apapun padanya dibawah tadi.
Caca berniat membersihkan badannya terlebih dahulu, mencoba menutupi rasa penasarannya terhadap kotak tersebut, terlebih isinya. Badannya sudah lengket menemani Naya berbelanja tadi, walaupun tak ikut kegiatan tawar-menawar gilanya.
Setelah menghabiskan waktu hampir satu jam, Caca keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar. Aromatheraphy masih tercium dari air rendamannya. Baby doll berwarna pink menjadi pilihannya, berhubung hari sudah hampir malam.
Mata Caca kembali terfokus pada kotak yang masih tersimpan rapi diatas tempat tidurnya, dengan perlahan tangannya membuka pembungkus kertas tersebut. Ia hampir berteriak melihat logo dikotak tersebut, 'Chanel'.
Tak sabaran, ia membukanya, terdapat mini flap bag pink disana. Ini adalah incarannya sejak sebulan yang lalu, dengan design simple namun masih terlihat cantik dipakainya.
Sebuah surat jatuh didekat kakinya ketika ia mengangkat tas ini,
Pakai ini jika jalan dengan saya. Tak usah berteriak, saya tau kamu senang.
Tertanda,
Keynan."Gila! Terbuat dari apa sih itu om-om, tasnya sih boleh, jalan sama dia? Yakali deh." gumam Caca membaca surat itu dengan saksama.
Terkejut, atas dasar apa om-om itu memberinya hadiah yang sangat mahal seperti ini? Caca yakin, bahkan penggemarnya yang paling fanatik pun tak kan rela menghabiskan uang sebanyak ini untuk dirinya.
Ingatkan Caca untuk mengembalikannya ketika bertemu dengan om-om itu, dia tidak matre.
Caca kembali menyimpan tas tersebut dikotaknya, mengabaikan rasa senangnya mendapat tas itu secara cuma-cuma. Ia tak ingin dianggap sebagai gadis penguras harta.
"Lagi mikirin apa, sayang?" suara Arion mengembalikan Caca dari lamunannya, kakaknya ini dengan santainya memeluknya dari belakang.
Sejenak Caca melupakan kejadian yang telah dialaminya hari ini, menikmati semilir angin dari balkon kamarnya adalah ketenangan tersendiri baginya.
Arion merangkul Caca dalam pelukannya "Masuk yuk, nanti kamu sakit,"
Caca menurut, membiarkan Arion membawanya untuk tidur, rasanya memang ia sangat lelah hari ini. Melupakan bawha ia belum sempat makan siang tadi.
- - -
Arion terbangun kala gadis disampingnya bergerak tak nyaman dalam tidurnya, tubuh yang menggigil serta badan yang panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Mr. Old
Romance-bijak dalam membaca- Keynan membawa Caca kepojok ruangan, menatap dengan intens apa yang dikenakan gadis itu "Ingin memamerkan tubuh indahmu, hmm?" "A-apa?" Caca menelan ludahnya, kini hembusan nafas Keynan sangat terasa dilehernya, ia menggeliat...