[4] Take You Home

6.4K 486 21
                                    

Beberapa hari berlalu dan Sehun telah berusaha untuk Luhan agar dia bisa keluar dari rumah sakit itu. Itu bukanlah suatu hal yang sulit.

Dr. Kim mengatakan kepadanya, bahwa satu-satunya alasan mereka benar-benar menjaga Luhan di rumah sakit ini adalah karena dia terlalu berbahaya untuk hidup sendiri walaupun dia telah berusia 22 tahun.

Mereka tahu bagaimana situasi dirinya dan mengapa dia takut kepada orang lain. Merka tidak bisa menyalahkan Luhan. Tapi bahaya bagi masyarakat, Luhan tidaklah berbahaya.

Setidaknya itulah yang mereka pikirkan.

Dengan sedikit keraguan, Dr. Kim menyerahkan Luhan ke Dr. Oh.

Dr. Kim mempercayai Sehun, dia adalah orang yang sangat terkenal dan sangat cerdas. Jika mereka ingin yang terbaik untuk Luhan, maka Sehun bukan orang yang harus diperdebatkan.

Luhan berbaring di tempat tidur, berpikir, dan sedang merencanakan sesuatu pada saat dia mendengar ketukan dari luar. Luhan melompat, masih bertingkah seperti anak yang polos, lalu memutar pandangannya ke pintu untuk melihat Sehun.

"Masuklah." Luhan berbisik. Sehun tidak bisa mendengarnya, tapi dia membaca bibirnya dari jendela yang berada di pintu.

Sehun tersenyum pada anak laki-laki yang tampak mungil saat dia duduk di tempat tidurnya dalam balutan baju hangat seperti piyama dan terbungkus dalam selimut besar.

"Hei Luhan, bolehkah aku duduk?" Sehun bertanya menunjuk ke tempat tidur Luhan. Luhan terlihat ragu tapi kemudian dia menganggukkan kepalanya.

"Terima kasih. Sekarang, aku datang ke sini untuk memberi tahumu kabar baik" kata Sehun.

"Jinjja? Apa itu?" Tanya Luhan dengan rasa ingin tahu seperti anak kecil.

"Setelah beberapa hari menangani kasusmu, aku mengisi banyak sekali laporan. Tapi aku berhasil mengeluarkanmu dari sini Luhan. Kau telah bebas dari tempat ini. Namun, secara teknis oleh hkum, kau memiliki "kecacatan" karena traumamu. Sangat mirip seperti anak di bawah umur, kau memerlukan wali." Tutur Sehun.

Mata Luhan mulai berair.

"Ta-tapi aku tidak punya siapa-siapa. Tidak ada yang bisa menolongku ataupun menjagaku. Aku akan terjebak di sini selamanya." Luhan merengek.

"Tidak, Luhan. Aku mengerti akan hal-hal seperti itu sebelum aku mulai mengajukan laporan yang telah ku buat. Aku telah mengambil tanggung jawab penuh untukmu. Paling tidak hingga kau bisa membuktikan bahwa kau bisa mengurus dirimu sendiri." Sehun berkata dan mata Luhan terlihat berbinar.

"Jinjjayo? Kau mau melakukannya untukku?" Tanya Luhan.

Sehun tersenyum melihat senyum di wajah pemuda yang berusia lebih muda itu. Sehun mengangguk. Dan untuk pertama kalinya setelah waktu yang cukup lama, Luhan melangkah ke arah Sehun dan memeluknya.

Ini adalah kontak pertama yang diberikan Luhan kepada seseorang sejak dia tiba di rumah sakit tersebut. Sehun terkejut dengan kemajuan yang cepat, dan memeluk Luhan kembali.

"Kapan aku pergi?" Tanya Luhan.

"Hari ini, aku datang untuk membantumu mengemasi barang-barangmu" kata Sehun.

Luhan dengan cepat melompat dan mengeluarkan sebuah koper besar yang dia gunakan untuk membawa barang-barangnya masuk dan dengan cepat mereka berdua mulai meletakkan barang-barangnya ke tas koper.

Luhan tidak memiliki banyak barang jadi tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk menyelesaikannya. Setelah selesai, Sehun mengulurkan tangannya, dan dengan keraguan yang jauh lebih sedikit daripada yang dulu, Luhan meraih tangannya dan keluar dari rumah sakit tersebut.

[HUNHAN] Call Me Daddy ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang