Prolog

4 0 0
                                    

"Oh, shit!"

"Apa? Kamu ngumpat?!" Teriak sebuah suara dari telepon yang sedari tadi kuabaikan. Aku mengurut kepalaku kuat-kuat, ya Tuhan, ini bahkan sudah jam 10 malam tapi dia dengan seenaknya saja menyuruhku untuk kembali kekantor. "Anin? Anindya!" Teriaknya lagi makin membuatku pusing. Kalau saja aku tidak terikat kontrak dengannya, mana mau aku jadi kacungnya seumur hidup begini.

"Bawakan dokumen saya atau gaji kamu saya potong setahun."

Sialan.

"Anindya?!"

Brengsek kamu Pak Alde yang terhormat!

"I-iya, Pak. Saya kesana sekarang juga."

"Good."

(Anin yang rela pergi kekantor jam 10 malam demi pak Alde yang terhormat)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anin yang rela pergi kekantor jam 10 malam demi pak Alde yang terhormat)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pemahat RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang