Beberapa hari setelah operasinya, Bia sadar dari komanya. Keadaannya bahkan membaik. Namun, berita yang sampai kepadanya membuat Bia hanya diam. Bahkan sudah beberapa hari ia juga tidak melihat Ziko datang menjenguknya. Karena ia tau kehilangan memang sulit untuk diterima. Karena kehilangan, sangat menyakitkan.
Bia lebih menghabiskan waktunya di taman. Berdiam di taman layaknya patung tanpa nyawa. Membiarkan angin menjadi temannya. air mata menjadi perasaannya sekarang.
Bara hanya bisa melihatnya dari jauh.
Ia tidak ingin mengganggu Bia sekarang. hanya saja, ia harus menyampaikan surat yang dititipkan Bilha padanya saat Bara terus menjaga gadis itu.
Ia beranikan diri mendekati Bia di taman. Meskipun ia tau, Bia akan mengacuhkannya. Ia berjongkok di depan Bia hanya untuk melihat wajah Bia yang nampak kacau.
Untuk kedua kalinya, Bia mengalami yang namanya kehilangan.
"Bilha menitipkan surat untuk elo." ucap pelan Bara dan meletakan surat itu di tangan Bia.
Bia hanya diam. Bara hanya bisa menghela nafasnya lalu pergi. Meninggalkan Bia dan sepucuk kertas.
Dengan pelan, Bia membuka kertas itu hanya untuk melihat tulisan tangan Bilha untuknya.
Gue gak tau kalo lo saudari tiri gue, Bia. gue seneng banget. lo tau, sejak dulu gue selalu ingin punya saudara. Tapi nyokap gue gak bisa mengabulkan keinginan gue itu. karena rahim nyokap gue terpaksa diangkat. Sejak saat itu gue ngerasa selalu sendiri.
Tapi, saat gue tau keberadaan elo dari ayah. Gue bahagia. mungkin inilah cara takdir memberi gue kebahagiaan terakhir. Hadiah terakhir buat gue adalah elo.
Bia, sebagai saudari elo, gue ada permintaan,
Bahagialah dan jaga Ziko untuk gue. Gue tau gue egois. Tapi, gue gak mau Ziko sedih karena kepergian gue. Elo sendiri tau, gimana perasaan gue untuk Ziko.
Tapi Bia gue gak bermaksud agar elo nerima perasaan Ziko. Gue hanya mau elo terus disamping Ziko. Dan berbahagialah dengan seseorang yang benar-benar elo cinta.
Bia memeluk surat itu. tangisnya pecah.
Dan lagi, ia kehilangan keluarga yang sangat mencintainya. Begitu menyakitkan. Luka yang ia pendam semakin lebar. bahkan tidak akan hilang. Karena rasa kehilangan kembali melingkupinya.
Bara yang melihatnya dari jauh hanya bisa diam. Ia sangat ingin memeluk Bia. menghilangkan kesedihan Bia. hanya saja, ia gak bisa. Karena Bara penyebab Brian pergi.
***
Bia merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia merasa sangat lelah pada hidupnya. Terlalu banyak air mata yang jatuh. Terlalu banyak kesedihan menyertai setiap langkah hidupnya.
Hingga Bia terbangun saat suara ponselnya.
Unknow : Bilha udah gak ada. gue jadi gak punya boneka lagi dong, Bia. padahal alasan gue menggunakan Bilha adalah untuk menghancurkan Bilha agar elo sadar. Tapi gak apa-apa deh, tujuan gue memang elo. untuk menghancurkan hidup elo.
Bia yang membacanya sangat geram. Namun orang itu mengirimkan ancaman itu dengan memakai nomor kedua saat mengirimkan Bia ke pantai.
Tetapi Bia tidak perduli nomor yang digunakan orang itu. yang jelas, Bia sangat marah sekarang.
Bianka KS : PENGECUT. ELO PENGECUT. KALO BERANI MUNCUL DI HADAPAN GUE. JANGAN BISANYA GUNAIN ORANG LAIN. KALO LO MAU HANCURIN HIDUP GUE, MUNCUL DI HADAPAN GUE SEKARANG.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling
Novela JuvenilTentang rasa yang terikat pada takdir. *** By vebia Highest rank #26 melupakan Highest rank #7 musibah