0.4

31.7K 1.6K 37
                                    

"Mimpi buruk apa lagi ini, ya tuhan?"

-Callesyia Ariandi-

Author POV

Sejak seminggu yang lalu ketika Caca sembuh dari sakitnya, hadiah-hadiah mewah selalu menerornya. Mungkin bagi sebagian gadis, mendapatkan barang mewah dengan cuma-cuma adalah sesuatu yang harus disyukuri, tapi tidak dengan Caca, disetiap harinya, ia menyimpan ketakutan yang mendalam disana.

"Hai cabat!" Naya menempatkan diri disamping Caca yang sedang menghabiskan makan siangnya.

Tadi, baru saja kaki Caca melangkah keluar area sekolah dengan Naya, ia dipanggil guru pembimbing eskul mading keruangannya, Caca merutuki dirinya yang dulu menerima usulan menjadi ketua eskul mading jika akhirnya seperti ini.

Kepalanya hampir saja pecah, kala melihat kalender di ponselnya, tepat satu bulan lagi acara ulang tahun sekolahnya akan diselenggarakan dan grup dance sekolah diharuskan untuk tampil disana, ia ingat pembaruan mading harus segera selesai dalam satu minggu ini, lagi-lagi ia merutuki dirinya yang terpilih menjadi ketua eskul dance.

"Cepet habisin makan siang lo, kita udah ditunggu sama anak-anak." Naya mengingatkan Caca yang hanya mengaduk-aduk makanannya dengan wajah lelah. Caca segera bangkit dari duduknya, ia tak boleh lari dari tanggung jawab seperti ini.

Sampai diruangan eskul mading, para anggota sudah berada ditempatnya, menunggu sang ketua untuk memulai pembahasan mereka tentang topik mading kali ini.

"Selamat siang semua, sesuai dengan arahan bu Vina, pembahasan kita kali ini tentang topik yang diangkat dalam mading untuk satu minggu kedepan. Jujur, gue masih belum menemukan sesuatu yang pas disini. Gue minta sama teman-teman semua, untuk menyampaikan pendapatnya masing-masing." Caca mulai membuka suaranya dalam rapat kali ini. Mempersilahkan semua anggota untuk menyuarakan idenya tentang tema mading mereka.

Naya mengangkat tangannya "Gimana kalo tema mading kita kali ini tentang sesuatu yang menginspirasi? Hmm, mengangkat biografi seseorang?"

"Idenya bagus, tapi menurut gue kalo kita ngangkat biografi tentang pahlawan nggak ada yang baca, karna diperpustakaan pun udah ada." ucapan Zaiden, wakil ketua mading yang disetujui oleh yang lainnya.

Keputusan terakhir adalah dengan mengangkat biografi seorang pengusaha, Naya sebagai sekretaris harus mengurus semuanya kali ini, mencari narasumber dan mencatat hal-hal penting nantinya.

"Oke, rapat siang ini selesai. Terimakasih atas waktunya, selamat siang." Caca merapikan tasnya dan berjalan keluar ruangan diikuti Naya dibelakangnya.

"Ca," Naya menyenggol lengan Caca yang sibuk mencari kunci mobilnya.

"Hmm."

"Buat narasumbernya, menurut lo siapa?" Naya mengetuk-ngetuk jarinya diatas dagu, mencoba memikirkan beberapa orang yang kira-kira pas untuk menjadi narasumbernya.

"Gue serahin tentang ini ke lo, dan tolong, sekalian buat surat permohonan untuk tugas ini yang ditanda tanganin bu Vina kalo lo udah dapet narasumbernya." Caca berjalan cepat menuju parkiran, ia ingin segera istirahat siang ini, mengingat nanti malam ia sudah ada janji dengan anggota dance-nya untuk membahas penampilannya diacara ulang tahun sekolah nanti.

"Oh iya, nanti malem jangan lupa. Gue duluan, tuh supir lo udah nunggu," Caca menunjuk seseorang berpakaian hitam-hitam ala supir disana, ia segera masuk kedalam mobil dan menjalankannya.

Marrying Mr. OldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang