10. Cinta yang semakin...

261 7 0
                                    

"Selama kita masih punya tekad yang terpelihara dalam semangat, tidak ada kata terlambat untuk memulai awal yang baru. Dan selama kita menikmati seluruh waktu dengan sempurna.
Yakinlah kesempurnaan hari ini akan membentuk masa depan yang tidak kalah sempurna."
***

Hari Senin datang lagi. Seperti biasa setiap hari ini tiba, murid-murid SMA Merdeka wajib mengikuti upacara. Tepat di jam setengah tujuh, semua sudah harus sampai di sekolah. Kalau tidak, dijamin mereka tidak bakalan selamat dari hukuman.

Pagi ini Naya buru-buru sekali, dia melirik jam tangannya, pukul 06.45. Well, kali ini Naya telat lagi. Begitu masuk gerbang, Pak Topo dan Pak Widi langsung memintanya bergabung dengan anak-anak yang juga terlambat.

"Tapi Pak, baru juga lima menit boleh masuk barisan ya, Pak? Plissss!!!"

"Sudah telat, nawar lagi memangnya saya jualan cabai kiloan di pasar!" Sebelum Pak Topo mulai ceramah dari A sampai Z, Naya kabur menuju samping tiang bendera tempat anak-anak biasa di hukum.

Maka, waktu jam pelajaran pertama, wajah Naya sudah kelihatan kusut. Lebih kusut daripada sebelumnya. Padahal sebelumnya kusssuuut banget. Gimana tidak kusut, dia musti lari-lari muterin lapangan lima kali gara-gara terlambat masuk. Untung tidak sendirian, dia ditemani beberapa siswa yang juga terlambat. Dan yang membuat Naya tambah bersemangat, dia melihat cowok cakep ada dibarisan paling belakang. Siapa lagi kalau bukan Aira, bahkan dia mau terus-terusan terlambat kalau ada Aira. Hiiii hiii maunya!

"Ra...tunggu!" panggil Naya sambil memacu tenaganya mengimbangi langkah panjang Aira, cowok itu menoleh dan tersenyum menghampiri Naya yang tengah duduk membenahi tali sepatu.

"Kamu telat juga ya, Ra?"
"Telat mah biasa Nay, gimana capek enggak disuruh lari-lari?"

"Capek banget, Ra!" Naya berkata disela nafasnya yang masih ngos-ngosan, berharap Aira mau menggendongnya tapi ini cowok malah nimpuk kepala Naya, "Ahhh...baru aja satu putaran udah capek lo. Ayo...!" katanya sambil ngeloyor pergi. Dengan tertatih, Naya mengejar langkah Aira.

"Lari-lari pagi itu menyehatkan, Nay!" ucap Aira sambil sesekali melenggangkan tangan ke kanan, ke kiri, ke depan, dan ke belakang,

"Sehat apanya, bikin pegel linu tauk!" Naya berhenti berlari, ia memegangi perutnya yang kram karna capek. "Stop pliss... istirahat dulu!" Sampai tertatih-tatih Naya mengantur nafasnya.

"Lo pasti nggak pernah olahraga ya, Nay?"

Naya menggeleng, "Enggak, huh...sumpah capek banget!"

"Olahraga itu penting tau, mendingan elo ikut gue aja latihan basket tiap sore! Latihan fisik, latihan pernafasan, latihan basket. Mau nggak?" tawar Aira.

"Mau-mau!" Naya buru-buru mengangguk. Duh, senengnya. Ini kesempatan emas untuk Naya, bisa dekat sama Aira.

"Ya udah, tar sore gue jemput deh. Wake up girls, ayoo... masih tiga kali putaran lagi!"

"Hah??? OMG..!!!"

Selama di hukum, Naya diam-diam melirik Aira. Profil cowok itu memang nyaris sempurna, Naya jadi bangga bisa dekat dengan cowok setampan dan sekeren Aira. Lebih bangga lagi kalau bisa sampai jadian sama cowok itu. Hihi tapi apa mungkin???

Cinta Setinggi Bintang  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang