Pilih aku atau kucingmu?
Angin berhembus menerpa kulit seorang pria dengan jinjingan di tangannya, rambutnya bergoyang pelan mengikuti arah angin. Cuaca sedang mendung dan suhu dingin menguar di setiap sudut kota karena bulan sudah memasuki November, maka dari itu pria dengan rambut kecokelatan itu kembali merapatkan hoodienya dan mempercepat langkahnya.Pupil mata pria itu membesar lucu ketika seorang gadis berhoodie cokelat melambaikan tangan kearahnya. Dengan langkah panjangnya ia buru-buru melewati zebracross yang terbentang dihadapannya dan menghampiri gadis yang sedang berdiri di tepi trotoar.
"Sudah lama?" tanya pria itu sambil tersenyum, memperlihatkan gigi kelincinya yang lucu.
"Kau pikir saja sendiri, kau telat 20 menit dan dengan bodohnya aku tetap menunggumu disini. Aku kedinginan, kau tahu itu Kang Daniel?" Jirae mengomel, sedangkan Daniel hanya cengengesan-masih memperlihatkan gigi kelinci yang lucu itu sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.
"Maaf, aku kira tak akan lama. Tapi ternyata Rooney sakit, jadi aku menitipkannya di klinik. Untung Peter baik-baik saja"
Daniel mengangkat jinjingan yang ia bawa, benda berbentuk kotak dengan jeruji yang terbuat dari bahan sintetis itu berisi sebuah kucing orange yang lucu.
Jirae menyeringit, jadi ini alasan Daniel ngaret sampai 20 menit lamanya dan membuatnya terluntang-lantung sendirian di tepi trotoar seperti orang bodoh.
"Kita makan saja, aku yakin filmnya sudah mulai dari tadi" Ajak gadis itu sambil berjalan mendahului Daniel.
"Jirae, tunggu dulu. Kita pulang kerumahku saja, aku takut Peter sakit jika diajak jalan-jalan pada cuaca seperti ini"
Jirae menghentikan langkahnya, kemudian menghela napasnya sedikit kasar. "Baiklah, ayo cepat. Aku juga takut sakit bila berlama-lama keluar di cuaca seperti ini"
***
Jirae sudah duduk di sofa sambil menonton TV sejak 10 menit yang lalu, setelah ia dan Daniel memasuki apartemen ini, ia disuruh untuk duduk di sofa sambil menonton TV sedangkan pria itu pergi ke dapur untuk memberi makan kucing kesayangannya, Peter.
Melayani Peter lebih tepatnya.
"Daniel kemana sih? " gumam gadis itu. Jirae memencet-memencet tombol remote tanpa niat, tak ada sedikitpun channel yang menarik perhatiannya.
Dengan langkah gontainya, Jirae menghampiri Daniel di dapur.
Pria itu tengah bermain bersama kucingnya sambil menuangkan makananan.
Yang benar saja.
"Ya! Kang Daniel!" Daniel menoleh, kemudian tersenyum.
"Ah, Jirae? Kenapa? Sebentar ya, tadi Peter mengajakku main"
Gadis itu lagi-lagi menghembuskan napasnya kasar, sampai-sampai poninya terangkat. Peter mengajaknya main? Kucing itu?
Cih.
"Aku lapar, Daniel-ah, buatkan aku makanan" ucap Jirae terdengar manja.
"Kurasa bahan makananku habis, kita delivery saja okay? Kau tunggu saja sambil menonton tv, aku akan menyusulmu sebentar lagi"
Jirae mengembungkan pipinya sambil melangkah keluar dari dapur, percuma saja bicara dengan Daniel bila ada Peter disampingnya.
"Aku sudah memesan jajangmyeon, kita tunggu saja okay?" ucap Daniel sambil duduk disamping gadis berambut pendek sebahu itu.
"Kau kenapa?" Tanya Daniel memulai pembicaraan.
"Tidak apa-apa" Jawab Jirae terkesan dingin.
"Rae-ya, kau marah?"