Fajar mulai menampakan dirinya, membuat sejumlah orang terbangun dari tidurnya yang lelap di malam hari. Hari ini adalah hari pertama musim panas di London. Berlibur adalah hari yang di nanti setiap orang ketika musim panas telah tiba. Namun tidak bagi perempuan berdarah Indonesia-Belanda yang mempunyai bola mata berwarna coklat itu. Annalise.
Di musim yang dinanti-nantikan setiap orang ini, ia hanya memilih untuk membaca beberapa novel di apartement nya dan menghabiskan waktu lainnya di toko buku. Bukan, Anna tidak termasuk orang- orang yang dijuluki kutu buku di sekolahnya. Namun belakangan ini, Laki-laki itu membuat nya berubah. Ya, Laki-laki itu. Zayn javvad malik namanya.
Bidadari yang baru turun dari surga
Begitu kata Anna. Zayn termasuk salah satu orang yang terkenal ketampanannya di sekolah. Sudah pasti juga, ia disukai banyak gadis di sekolahnya.termasuk Anna. Namun bedanya, Anna tidak ingin menghabiskan waktunya hanya untuk berdiri di samping laki-laki itu dan meneriaki namanya seperti yang di lakukan gadis lainnya.
Anna terlihat murung belakangan ini karena laki-laki itu. ya benar, karena laki-laki itu sudah mempunyai pacar sekarang. Sebenarnya Anna sudah biasa jika ia mempunyai pacar. Namun kali ini, pacarnya adalah teman Anna sendiri, Perzie.
Kriing!
Mom is calling.
Senyum Anna mengembang sesaat sebelum mengangakat telepon dari ibu nya. ia sangat senang jika di telpon ibunya. Karena ibunya adalah orang yang paling mengerti keadaanya.
“goedemorgen, honey. Selamat mengawali musim panas mu.” Ucap ibunya di seberang sana.
(P.S: goedemorgen itu adalah bahasa belanda yang artinya selamat pagi. Seperti yang author bilang tadi, Anna keturunan Indonesia- Belanda.)
“hi bu, terima kasih. Ibu apa kabar di sana?” Anna tersenyum. Meskipun ia tahu ibu nya tidak akan melihatnya
“Ibu baik, lise. kamu tidak ke Indonesia?” Ibunya dengan akrab memanggilnya dengan sebutan lise
“Aku pikir tidak. Aku ingin menghabiskan waktu disini, mungkin mencari tempat baru. Het spijt me (maafkan aku).”
“maakt niet uit (tidak apa). Lise, ibu harus menyiapkan sarapan untuk ayah dan Kakak mu. Voldoen! (sampai bertemu)”
Tutt.tutt.
Teleponnya terputus setelah ibunya mengatakan sampai bertemu. Tidak lama dari itu.
Bzzt
Telepon genggamnya berbunyi, menandakan ada pesan yang masuk.
From: Jane
An, aku ingin bermain ke rumah Perzie. Ikut ya. Jam 12 siang nanti kutunggu di café Adri four.
Anna segera membalasnya.
To: Jane
Tidak, Jane. Aku ingin ke toko buku hari ini. lain kali saja ya, bye. And Have fun
Anna segera mandi dan memakai jeans dan sweater pull and bear andalannya. Kemudian pergi ke toko buku dengan sepedanya.
“Anna?” sapa seseorang ketika Anna baru saja ingin pergi ke kasir untuk membayar semua buku dan alat tulis yang ia beli. “Harry?”
Harry. Teman lama Anna ketika ia masih menginjak umur 12 tahun. “Hey apa kabar? Kebetulan sekali kita bertemu disini.”
“baik, Harry. Kamu sendiri? Sekarang kuliah dimana?” Anna tersenyum sambil menjabat tangan Harry.
“aku baik An, sebenarnya aku tinggal di Manchester dan kuliah juga disana. Namun sedang berlibur ke sini. By the way, itu ada café. Kita duduk di situ dulu yuk. Supaya mengobrolnya enak.”
“Baiklah, tapi biarkan aku membayar semua buku ini dulu, yaa” Harry mengangguk mantap dan menunggu Annalise yang sedang pergi ke kasir untuk membayar buku-buku yang baru saja ia pilih.
“Jadi, kuliah mu dimana sekarang?” Tanya Harry ketika baru saja duduk di café yang ia tuju. “Aku sekarang di oxford. Ambil fakultas kedokteran. Kamu sendiri sekolah bola disana?”Harry mengangguk dan meneguk jus jambu yang baru ia beli tadi. “Yaa, impianku sejak kecil akhirnya tercapai, hahahaha.” Annaa tersenyum senang.
“syukurlah, jadi bagaimana dia?” Annalise tersenyum menggoda.
“Dia?” Harry bertanya balik kepada Anna. “Ya, dia. Perempuan yang kamu sering ceritakan.” Annalise terkekeh pelan sambil menyenggol sikut Harry.
“OH. Aku lupa menceritakannya padamu- well, ternyata aku salah memilih.” Anna mengerutkan dahinya heran.
“Yaa, jadi ketika aku ingin pulang ke rumah, aku melihatnya di salah satu café Manchester. Aku melihatnya bersama lelaki lain dan aku tidak tahu apa yang ia pikirkan. Percaya atau tidak. Ia make out dengan lelaki itu di depan umum. Dan you know? mereka menjadi tontonan asik bagi orang-orang yang berada di sekitarnya pada saat itu.” Harry menjelaskan panjang lebar kepada Annalise yang hanya melihatnya dengan tatapan sedih.
“sebenarnya aku tidak sama sekali sedih.” Lanjut Harry membuat perempuan di depannya terlihat bingung. Harry terkekeh sebentar ketika melihat raut wajah yang di buat Annalise. “Yeah, Aku beruntung bisa melihatnya waktu itu. coba kalau tidak. If you know what I mean.” Anna terkekeh mendengarnya sambil menyeruput cokelat hangat yang baru saja ia beli.
“Kau sendiri?” Tanya Harry. Anna menghela napas. “entahlah, mungkin aku akan menyerah saja.” Anna tertawa sumbang
“Bahkan sekarang pacarnya adalah teman dekatku sendiri.” Ucapnya pelan.
“stt. Jangan sedih. Aku akan terus mendukungmu kok. Semangat, Anna.” Anna tersenyum samar. “Uhm, Ann maaf sekali aku tidak bisa lebih lama lagi. Ada yang harus aku kerjakan. Bye Annalise.” Harry langsung bangun dari posisinya yang awalnya duduk.
“eh Harry-”
“Boleh aku minta nomor telepon mu? Habisnya aku baru ganti handphone. Jadi-” lanjutnya. “Boleh. Here you go.” Harry memberikan secarik kertas nomor teleponnya. “Thankie!” ujar Anna yang diikuti dengan senyuman di bibirnya.
Ia kemudian segera pergi –pulang- menaiki sepedanya ketika mobil Harry sudah tidak tampak di parkirannya. Namun ketika ia sedang mengendarai sepedanya-
A/N: hai readers! aku lagi nyoba buat cerita baru dan semoga kali ini yang vomments ga dikit, hehehe. iseng iseng ajaa sih sebenernya bc lagi holiday gitu. ditunggu yaa kritik atau masukannya dan vomments nya juga! :) xx
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret My Heart Hide // z.m
FanficAnnalise Jacqueline Hathaway, Gadis berusia 18 tahun yang berdarah Indonesia- Belanda itu sengaja meneruskan sekolahnya ke London, Inggris. Di usianya yang cukup muda itu ia sedang jatuh cinta kepada salah satu laki-laki popular di sekolahnya. Niat...