36

1.7K 69 0
                                    

Vania sedang sarapan dengan kedua orangtuanya.
Mereka sarapan dengan nikmat dan tenang, tidak ada suara sedikitpun selain dentingan sendok dan garpu.

"Tifan berangkat bareng papa ya." tutur papa Vania. Vania mengangguk.
"Udah pesen sama Nathan kalau jangan jemput? Ntar dia muter balik kasihan." tanya Kinan.

"Udah kok ma, semalem udah dikabarin."

Setelah selesai makan, Vania dan papanya langsung bersiap siap untuk berangkat.
"Mah, papa berangkat dulu ya." pamit papa Vania.

Kinan menyalami tangan suaminya tak lupa memberikan tas kantornya.
Kini Vania yang menyalami tangan mamanya.

"Tifan pamit ya, ma." pamitnya. Kinan mengangguk lalu tersenyum.
"Hati-hati kalian dijalan ya. Kerja yang bener, kuliah yang bener." pesan Kinan.

Setelah Vania dan papanya naik, mobilpun berjalan meninggalkan halaman rumah mereka yang luas. Kinan melambaikan tangan hingga mobil sang suami hilang dari pandangannya.

🐻🐻🐻

Sesampainya dikelas Vania langsung bertemu dengan Nana yang sepertinya sibuk dengan menulis.

"Pagi, Na. Lagi ngerjain apa?" sapa Vania bertanya.
"Ngerjain tugas sastra nih. Lo udah?" Vania mengangguk lalu duduk disamping Nana.

"Pinjem dong." pinta Nana memelas.
Vania langsung membuka tasnya dan mengambil buku sastranya lalu memberikan ke Nana.

Ting ting ting

Bel sudah berbunyi tanda kelas pertama akan segera berlangsung.
Seluruh mahasiswa segera memasuki kelasnya masing masing.

Disisi lain kelas Nathan dan Bima yang sedang kosong pun terlihat ramai para mahasiswa yang sedang asik dengam kegiatannya masing masing.

Nathan jenuh melihat Sandra yang terus menggodanya.
"Nathan kamu udah sarapan belum? Sarapan yuk aku temenin. Ntar kamu sakit." cerocos Sandra menatap Nathan.

Nathan hanya mendengus kesal.

"Tuh mantan masih perhatian aja. Nggak tau malu banget." dumel Bima menatap tajam Sandra.

Begitu juga dengan beberapa mahasiswa yang ada dikelas tersebut memandang Sandra dengan tatapan jijik.

Karena salah satu dari mereka ada yang menyaksikan adegan dimana Nathan mempermalukan Sandra dikantin waktu itu. Hingga tersebar membuat beberapa mahasiswa menatap Sandra jijik.

"Dasar cewek nggak tau malu. Udah ditolak masih aja ngejar, nggak tau diri banget." cibir salah satu mahasiswi yang memperhatikan Sandra.

Namun Sandra hanya menganggap angin berlalu jika ada orang yang mencibirnya dan membicarakannya. Sandra tidak perduli. Yang penting gue bahagia, pikirnya.

"Lo bisa nggak sih nggak gangguin gue sehari aja, eneg tau nggak sih!" gertak Nathan menatap tajam mantannya itu.

"Nathan, aku kayak gini itu karena aku care sama kamu. Aku bisa buktiin kalau aku lebih baik daripada cewek cupu--"

"Vania namanya, bukan cewek cupu!" potong Nathan.

"Ya terserah deh sama namanya."

"Yuk aku temenin sarapan yuk. Aku yang bayarin deh serius." tawar Sandra manja.

"GAK! mending lo aja sana yang sarapan. Bayarin tuh temen temen lo." bentak Nathan melirik tajam Sandra.

"Gue jadi punya ide" gumam Bima langsung membisikkan sesuatu ditelinga Nathan. Nathan tersenyum seringai lalu mengangguk tanda mengerti apa yang dibisikkan oleh Bima.

Nathan dan Vania[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang