Setelah selesai menyiapkan pakaian bosku, aku menghampiri dia yang sedang fokus pada tab ditangannya.
"Pak, udah selesai masaknya?" Tanyaku pada Pak kyung, tapi sialnya matanya tetap fokus pada tab itu.
"Sudah." Jawabnya santai.
Aku memposisikan diriku duduk dikursi meja makan yang berhadapan langsung dengan Pak Kyung.
"Kamu silahkan makan." Titahnya.
"Bapak tidak makan?" Tanyaku.
"Udah. Tadi duluan, maaf kamu saya tinggal." Ia beranjak dari kursinya menuju ruangan kerjanya yang ada diruang tamu apartmentnya.
ini saya makan sendirian?
"Nanti kamu jangan lupa cuci piringnya." Sambungnya.
"Yang cuci saya Pak?"
"Iyalah. Masa saya yang cuci." Kata Pak Kyung berlagak sombong.
"Hm. Baiklah pak." Bawahan sepertiku emang seharusnya tunduk pada atasan.
Disela-sela suapan ku tak jarang Pak Kyung mengoceh antara kesal dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, atau memang bawaan Pak Kyung yang sudah seperti perempuan.
Rempong.
Dan itu sukses membuat nafsu makanku hilang.
"Pak, butuh bantuan saya?" Teriakku dari dapur. Tidak sopan, memang. Tapi tak masalah. Bukan kantor.
"Ga butuh. Ini saya gameover terus." Aku bisa mendengar samar-samar teriakan dari Pak Kyung.
Gameover?
Lah dia ngegame?
Dasar sinting!
Setelah selesai mencuci piring, aku menghampiri Pak Kyung. Rambut Pak Kyung yang masih basah menambah kesannya.
Tampan.
"Pak, tadi gameover kenapa ya?"
"Kepo kamu. Saya kalah main ludo." Kata Pak Kyung.
Halah sok sok an main ludo! Lawan komputer aja bangga! Hah.
Aku menghela nafas kasar, saat aku bersama Pak Kyung untuk beberapa jam lebih lama dari jam kantor, satu persatu kelakuan Pak Kyung terungkap.
Manja dan kekanakan.
Bukannya menghina atasan apalagi dia adalah bos ku. Tapi bisa kalian liat kelakuannya.
"Pak, saya jadi lembur?" Aku berusaha mengingatkan Pak Kyung untuk pekerjaanku selanjutnya.
"Iya, kamu lembur bantuin saya bersih-bersih rumah."
Perintahnya barusan cukup membuatku terkejut. Fine, dan ternyata pekerjaanku lebih melelahkan dari biasanya.
"Bersih-bersih pak?" Aku berusaha menyakinkan apa yang aku dengar.
"Iya. Kamu bersihin seluruh ruangan di sini. Kecuali satu-" Pak kyung menggantungkan kata-katanya yang sukses membuatku penasaran.
"Kamar yang ada disudut sana. Kamu tidak boleh membuka atau masuk kedalam kamar itu." Jelas Pak Kyung.
Aku mengangguk malas menanggapi perintahnya. Apa Ia tidak bisa membedakan antara pekerjaan kantor dan rumah?"Satu hal, saat kamu tidak mengenali saya kamu boleh masuk kamar itu. Ingat!" Aku bisa melihat keraguan Pak Kyung saat mengatakan hal ini.
"Baik Pak."
Aku hanya membersihkan debu yang ada pada lemari-lemari buku koleksinya,yang telah Ia susun rapi. Pak Kyung hampir memiliki semua buku tentang bisnis, mulai dari Magic of Thinking Big, Think and Grow Rich, Purple Crow, Lean Start Up, The Monk and The Riddle, dan masih banyak buku lainnya. Bahkan buku Roman picisan yang biasa anak remaja baca pun Ia miliki.
Dari sini, aku menyimpulkan bahwa Pak Kyung adalah orang yang suka membaca. Tak heran, menjadi pengusaha akan dituntut untuk serba tahu. Oleh karena itu, pengetahuan harus ditambah terus menerus.
Dengan membaca, bukan hanya pengetahuan yang didapat. Tetapi, saraf-saraf pada otak juga tumbuh sehingga dapat memengaruhi dalam produktif.
Pak Kyung juga mempunyai lemari kaca yang sepertinya khusus untuk barang-barang antik miliknya.
Pak Kyung orangnya lebih rapi dari dugaanku sebelumnya. Tak banyak yang harus aku bersihkan. Dan anehnya, Ia tegah menyuruhku-sekretarisnya- membersihkan rumahnya yang hanya Ia tinggalkan selama tiga hari.
Aneh tapi nyata.
oOo
Hai..
Aku bakal privat chapter selanjutnya. Bukan sok sok an. Tapi sedih liat beda readers sama vote nya.Kalo aku lagi pengen privat y bakal di privat.
Makasih^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love with You
Vampire#62 [2552017] "Pak, kalo di hitung-hitung selama lima bulan saya kerja sama bapak cuma dua puluh kali kita bertatap muka" -Yeri "Kamu mau tiap hari ketemu saya? Yaudah jadi istri saya aja." -Kyungsoo "Ehhh bukan gitu pak maksudnya." -Yeri [PRIVAT]