Wanitaku

5 4 1
                                    

50 tahun yang lalu dia dilahirkan dari rahim perempuan yang lugu berparas nan ayu. Dia dilahirkan di pinggiran kota Pati, yang jauh dari keramaian dan miskin pendidikan. 

Dia mulai tumbuh dewasa dan menyadari bahwa dia butuh pendidikan. Diapun pergi ke balai belajar secara diam-diam. 

Sesekali Bapaknya melihat Dia tergopoh.  Namun,  si Bapak tak hirau.  Asal tugas di rumah selesai,  dia bebas mau apa.

Namun jika Emak tahu bahwa dia pergi ke balai belajar, maka dia akan dihukum.  Dia tak akan dapat ijin lagi keluar rumah selama satu bulan kecuali untuk menggembala ternak. 

Diapun mulai hati-hati dan sesekali bicara empat mata dengan Si Bapak, yang terakhir menyadari bahwa Pendidikan itu dibutuhkan putrinya.

Dia semakin semangat.  Bahkan dikala menggembalakan sapi, dia sempatkan pergi ke balai mengambil secarik kertas yang berisi pengetahuan.

Dia belajar di tengah hiruk pikuk semilir angin saat menggembala sapi.  Sesekali ditemani teman sebayanya,  sambil duduk santai diatas rerumputan dan dibawah rindangnya pohon.

Teman dia payah.  Si teman berkata "buat apa belajar?  Toh gak akan bisa bikin kamu kaya!"

Dia hanya tersenyum.  Tak bisa menjawab,  karena diapun tak tau mau buat apa belajar. Namun,  dia senang dan bahagia mendapat hal baru.

Bahkan,  dia bisa dikenal teman karena dia banyak tahu.  Pun banyak laki-laki yang terpesona karena dia beda.

Semakin hari, dia gila menggembala karena saat menggembala adalah waktu kemerdekaan bagi dia.  Ya,  dia bisa bertemu teman-teman dan bisa bermain di balai belajar yang memang selalu ada orangnya.  Diapun bisa mengambil secarik kertas yang akan dipelajari keesokan harinya di balai bersama guru.

Namun,  dia terlalu semangat sehingga lalai ternaknya.  Hingga petang dia tak berani pulang karena sapi yang digembala hilang antah berantah.

Emak pun menyumpahinya tak akan pernah diijinkan keluar rumah sekalipun untuk menggembala sapi.

Si bapak hanya diam sambil menghisap rokok lintingannya.  Namun si Bapak memberi senyum untuk dia agat tetap kuat.

Diapun tabah,  tak pernah sekalipun keluar rumah.  Namun,  dia selalu mendapat titipan secarik kertas dari bapak guru yang dititipkan kepada lelaki muda seumuran dia.

Dia begitu bahagia karena masih mencicipi pengetahuan. Dan dia semakin mengenal pria pembawa kertas yang ditemui secara diam-diam dari balik dinding bambu belakang.

Dia mulai mulai jatuh cinta. Dan diapun menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan lelaki itu. Bapak dan emaknya tidak keberatan meski usianya masih dibawah 17 tahun.

Dia mulai mengarungi hidup bersama lelakinya dengan penuh kebahagiaan.  Diapun kembali mengejar aksara dan mengenal pendidikan.

Dia,  yang oleh Bapaknya diberi nama Maryam. Kini dia bekerja keras untuk pendidikan anaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

wanitakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang