Bright Fullmoon: Tengah

113 5 1
                                    

KILAS BALIK

Dear, Robin-chan

Semester ini aku tak akan pulang. Yeah, daripada harus bertemu anjing kepala lumut itu tentu saja lebih baik aku memilih menghabiskan liburanku bersama kekasihku bukan? Ia bukan sembarang manusia, meski ia menyembunyikannya sebagai siswi biasa, aku tahu ia adalah seorang pemburu vampir. Mellorine... pasti hubunganku dengannya akan jauh lebih HOT dari kau dan anjing itu. Ya, ia datang bukan tanpa maksud. Aku pernah cerita padamu saat kita terakhir bertemu itu kan kalau ada vampir lain yang menyusup ke sekolahku? Nah, ia mencurigaiku, mellorine, aku malah semakin senang. 

Oke, kuserius. Aku memang menyukainya, Robin-chan. Ia gadis yang begitu enerjik, bola matanya coklat hazel, rambutnya jingga pendek, tubuhnya aduhai, perangainya cukup keras kepada temannya tapi bagiku ia sangat lembut; ah, aku tak tahu harus bagaimana lagi mendeskripsikannya. Jujur, aku ingin menjauhkannya dari vampir itu tapi aku tentu tak bisa membawanya ke tempatmu bukan? Andai saja hukum vampir kita tak melarang kita boleh mengganggu acara santap vampir lain ceritanya pasti akan beda sebab bagaimana pun juga akulah yang masuk ke teritorinya karena ia lebih lama di sana. Namun, jika akhirnya aku nanti melanggarnya, aku tak akan menyesal. Seperti kau.

Semoga kau sehat selalu, Robin-chan. Salam jari tengah untuk anjing peliharaanmu.

Sanji

"Grrrr, aku ingin melumatnya sekarang," respon Zoro usai Robin membacakan surat itu.

"Fufufu, jadi kau lebih ingin ia pulang?" goda vampir wanita bernama Robin.

"Ti-Tentu tidak!" sergah Zoro. "Dan betapa bodohnya ia menjalin hubungan dengan pemburu vampir."

"Kau kesal jika mereka akan lebih HOT dari kita?"

"Bu-bukan." Dan begitulah semburat merah kecil muncul di pipi Zoro.

Panas. Ya, vampir berdarah dingin. Werewolf dan manusia berdarah panas. Meskipun awalnya memang tabu untuk berhubungan dengan mereka, vampir kadang tak bisa menolak jika akhirnya bersentuhan dengan mereka begitu dalam. Mereka lebih emosional, mereka lebih ekspresif, sementara para vampir terlalu kaku dalam merasakan cinta ke lawan jenis yang sesama vampir hingga mereka juga mengalami kesulitan reproduksi karena hormon mereka begitu rendah.

Pada umumnya, vampir memang lebih memilih berhubungan dengan manusia. Ada beberapa vampir yang 'memelihara' manusia untuk dijadikan donor, bahwa selama tidak mengurasnya sekali hisap, sel darah manusia masih akan terus berproduksi lagi, bagaikan simbiosis mutualisme karena masih banyak yang tak tahu bahwa sesungguhnya manusia yang sering mendonorkan darah membuat metabolisme tubuh menjadi lancar dan fungsi darah menjadi lebih baik sehingga membuat pendonor menjadi sehat. Hanya saja, sensasi yang diberikan lewat jarum suntik di tangan dan taring vampir di leher sangat berbeda. Air liur vampir yang masuk ke peredaran darah bagaikan narkotika, membuatmu ingin meminta lagi, gairahnya pun serasa berhubungan badan, nikmat; para half-blood dan keturunannya terlahir karena hal tersebut. Dan begitulah manusia akan terjerat dalam kuasa sang vampir. Werewolf seperti musuh dalam selimut bagi kebanyakan vampir dan sifat mereka terlalu berbeda. Terlalu kontras. Darahnya pun terlalu panas. Mereka sudah lama bersitegang dalam perang dingin berabad-abad, sementara manusia sendiri bahkan masih banyak yang tak tahu keberadaan dua makhluk malam itu.

Dan, kenapa kali ini Sanji yakin bahwa hubungannya akan lebih panas? Sementara kaum werewolf dapat menyantap daging hewan lain sebagai nutrisi karnivora, darah manusia bagi vampir tetap suatu keharusan atau mereka akan lemah pucat. Karena itulah,  vampir memiliki musuh baru yang lebih frontal akhir-akhir ini. Manusia yang berontak. Manusia yang memperjuangkan hak hidupnya. Mereka, para Pembasmi Vampir.

Two MoonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang